"Rosie, awasi aku dari belakang, aku akan maju untuk mencari dimana keberadaan musuhnya, jangan lupa perhatikan kanan dan kiri, jangan sampai kau tertembak dari belakang."
Seorang gadis muda yang tengah duduk di atas meja dengan ponsel di tangannya memberikan arahan pada sahabatnya yang berada duduk di sampingnya sekarang, mata mereka tidak terlepas dari ponsel pribadi milik mereka masing-masing, sangat fokus dalam permainan yang tengah mereka mainkan di benda canggih itu.
"Aku tahu, majulah, aku akan melindungi mu dari belakang."
"Jisoo-ya, jangan maju ke sana, cepat mundur ke arah Rosie, ada musuh yang berlari kesana." Gadis yang tatapannya akan setajam elang saat bermain game itu kemudian memberikan arahan pada teman tim nya yang lain.
"Aku akan membunuhnya, kenapa aku harus mundur, Lisa-ya.. ini permainan perang, kita bukan harus bersembunyi seperti seorang anak kecil yang ketakutan." Gadis bernama Lisa itu kemudian berdecak mendengar ucapan sahabatnya, terkadang Jisoo tidak tahu bagaimana cara strategi bermain dengan benar kemudian berakhir mati menggemaskan tanpa ada yang bisa menolongnya.
"Awas saja jika kau meminta bantuan saat kau tertembak nanti." Rosie menimpali dan Lisa manggut-manggut, dia kembali fokus pada layar ponselnya, menembak musuh dengan ahli sampai musuh di hadapannya tumbang.
"Nice!" Rosie memberikan pujian dan Lisa menatap Rosie sekilas, di dalam game, Jisoo kemudian kembali berkumpul pada tim nya tanpa berhasil menembak musuh.
"Apa kita bisa menyelesaikan permainannya sebelum bel berbunyi?" Tanya Jisoo, Lisa mengangkat kedua bahunya, melihat berapa banyak musuh yang tersisa, seharusnya mereka bisa memenangkan permainan sebelum bel masuk sekolah berbunyi.
"Mungkin, ayo cari musuh lagi kalau begitu." Ucap Lisa, dia meluruskan kaki panjangnya sampai ke meja kosong yang ada di depannya, mencari posisi yang lebih santai.
"LISAA!"
Lisa mengerutkan keningnya kala tiba-tiba suara yang cukup nyaring itu terdengar di telinganya, Lisa menoleh sekilas, namun dia buru-buru kembali menatap layar ponselnya kala mendengar suara tembakan musuh dari sana.
"Jangan menaikkan kakimu ke atas meja! Jangan duduk di atas meja, kenapa kau sangat nakal? Cepat turunkan kakimu."
Lisa yang merasa kedua kakinya dipukul tanpa ampun oleh kedua tangan kecil kemudian meringis, dia segera menurunkan kaki panjangnya, namun tidak dengan turun dari atas meja.
"Lihatlah, mejaku jadi kotor karena ulahmu, cepat turun dari meja, kalian tidak boleh duduk di meja seperti ini."
Baik Jisoo maupun Rosie sebenarnya tidak terlalu menghiraukan ucapan teman sekelas mereka yang berceloteh tanpa henti, tidak hanya sekedar teman sekelas, sebenarnya gadis yang memiliki gaya rambut dikepang dua di hadapan mereka adalah ketua kelas.
Benar, ketua kelas, Lisa sendiri tidak pernah mengerti kenapa anak culun dengan kacamata besar seperti gadis di hadapannya bisa dipilih menjadi ketua kelas hanya karena temannya ini rajin dan selalu berada di tingkat tiga besar, dan bagi Lisa, gadis bernama Jennie ini adalah orang yang paling menyebalkan, dia terus mengatur seisi kelas, seperti barusan.
"Cepat turun, Lisa." Lisa langsung menepis kala seragamnya ditarik oleh gadis yang lebih pendek darinya.
"Jangan mengaturku, haish, aku sedang bermain game!" Balas Lisa dengan nada bicaranya yang sedikit meninggi tanpa dia sadari, dia paling tidak suka saat dia tengah fokus dengan game nya, ada seseorang yang mengganggunya seperti ini.
"Kalian bisa dimarahi guru jika duduk di meja, peraturan di kelas ini adalah kita tidak boleh merusak fasilitas sekolah." Si ketua kelas tanpa mengenal rasa takut kembali menegur teman sekelasnya, dan baginya, yang paling sulit diatur adalah Lisa, gadis berambut pendek itu seperti melanggar semua peraturan yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET - JENLISA [G×G]
FanfictionDi mata Lisa, Jennie hanyalah seorang ketua kelas yang culun dan menyebalkan. Di mata Jennie, Lisa hanyalah seorang anak nakal yang tidak pernah patuh pada peraturan. Lisa merasa terganggu dengan si ketua kelas yang terus mengatur dirinya, namun tan...