Dengan kacamata hitam yang bertengger manis pada kedua matanya, Lisa yang tengah menyetir menggerakkan kepalanya mengikuti irama musik yang dia putar di mobilnya pagi ini, beginilah Lisa setiap harinya, berkendara dengan mobil pemberian ayahnya ke sekolah meski dia sebenarnya belum memiliki surat ijin mengemudi.
Untung saja jarak dari rumah ke sekolahnya cukup dekat, Lisa juga mengetahui jalanan yang aman untuk dia lewati setiap harinya, aman dalam artian dia tidak akan terkena tilang dari pihak berwajib karena usianya yang baru tujuh belas tahun sudah menyetir seorang diri.
Lisa sendiri juga sebenarnya baru mendapatkan ijin untuk berkendara di tahun ini, sebelumnya dia masih diantar jemput oleh orang kepercayaan ayahnya, lebih tepatnya dengan seorang supir, hanya saja Lisa tidak mau lagi seperti anak kecil yang setiap harinya ditunggu di depan sekolah, dia tidak bisa bermain lebih lama di sekolah dengan kedua sahabatnya karena selalu dijemput tepat waktu.
"Sangat bebas jika membawa kendaraan seperti ini." Ucap Lisa, kenapa dia sudah mahir berkendara? Sedari duduk di bangku sekolah menengah pertama, ayahnya juga sudah melatihnya dengan baik setiap Minggu, mungkin karena dia adalah anak tunggal? Ayahnya ingin Lisa serba bisa.
Sedari kecil, Lisa adalah anak yang paling sibuk dibandingkan orang dewasa sekalipun, ada banyak kelas yang didaftarkan oleh orang tuanya untuk dirinya, kegiatannya bukan hanya sekolah, namun dia akan mengikuti kursus bahasa asing, kelas piano, kelas renang, bahkan kelas bela diri.
Meski dulu rasanya semua itu sangat melelahkan karena Lisa sampai tidak memiliki waktu untuk bermain layaknya anak-anak seusianya, namun itu membentuk dirinya sekarang, dia bisa berenang dengan baik, bisa bermain alat musik, dia bisa berbicara banyak bahasa, akademis nya juga sebenarnya tidak buruk, hanya saja semakin besar Lisa memang semakin malas belajar dan tidak mau terlalu menunjukkan bakatnya.
Tidak hanya berenang, Lisa juga mahir dengan olahraga lain, bulu tangkis dan basket contohnya, di kelas pertama Lisa bahkan sempat mengikuti ekstrakulikuler basket, namun dia memilih untuk undur diri agar dirinya tidak terlalu sibuk, dia ingin lebih banyak bermain dan menikmati masa-masa terakhir di sekolah menengah atas.
"Apa itu Jennie?" Lisa membuka kacamata hitamnya dan menyipitkan matanya karena matahari begitu terik, dia melihat seorang gadis yang menggunakan jaket berwarna putih biru sedang mengayuh sepeda, ciri khas Jennie dapat Lisa kenali dengan jelas karena rambutnya dikepang dua.
"Itu pasti Jennie." Lisa mempercepat laju mobilnya, dia ingin bersikap jahil dengan si ketua kelas itu pagi ini, tidak butuh waktu lama, mobil Lisa sudah berada di samping Jennie, Lisa langsung membunyikan klakson sampai Jennie mendadak langsung menarik rem.
Lisa terkikik kala melihat Jennie yang bahkan hampir terjatuh dari sepedanya, Lisa segera menurunkan kaca mobilnya.
"Lisa! Apa yang kau lakukan? Kau membuatku terkejut, aku hampir terjatuh karena mu." Jennie langsung protes dan Lisa memperhatikan sepeda milik Jennie, warnanya silver, sedikit tua bahkan berkarat namun ada keranjang kecil tempat Jennie meletakkan tas sekolahnya.
"Kau menghalangi jalanku karena kau sangat lama asal kau tahu." Ucap Lisa, dia juga ikut menghentikan kendaraan roda empatnya sekarang.
"Jalan terlebih dahulu kalau begitu agar aku berada di belakangmu saja, jadi aku tidak akan menghalangi jalanmu." Ucap Jennie sambil membenarkan posisi kacamatanya.
"Kenapa kau hanya diam? Cepat jalan, kita harus segera sampai ke sekolah." Lisa hanya menatap Jennie saja, setelahnya Lisa kembali menaikkan jendela mobilnya dan memakai kacamata hitamnya.
Dengan sengaja, Lisa menginjak pedal gas berkali-kali untuk menimbulkan suara dari mobil mahalnya sebelum dia melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan si ketua kelas yang hanya mampu menggelengkan kepalanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTERSWEET - JENLISA [G×G]
FanfictionDi mata Lisa, Jennie hanyalah seorang ketua kelas yang culun dan menyebalkan. Di mata Jennie, Lisa hanyalah seorang anak nakal yang tidak pernah patuh pada peraturan. Lisa merasa terganggu dengan si ketua kelas yang terus mengatur dirinya, namun tan...