2

970 100 22
                                    

"Tuan kecil, bangun tuan ini sudah pagi." Mata yang tadi menutup dengan perlahan terbuka dan menampakkan bola mata berwarna biru yang sangat indah.

Pemilik bola mata biru itu mulai duduk sembari memegang kepala nya yang sedikit pusing, dia menoleh ke samping dan menemukan seorang maid tengah membuka tirai yang menutupi balkon kamar.

Tunggu, sejak kapan kamar kost nya memiliki balkon?

Setelah maid tersebut selesai membuka tirai dia kembali menghampiri tuan kecil manis nya ini, "baiklah! Tuan silahkan mandi dan segera turun untuk sarapan di bawah." Ujar maid tersebut dengan sangat ramah.

Remaja kecil pemilik bola mata biru itu dengan polos mengikuti perintah maid, dia turun dari kasur dan menuju ke pintu yang dia yakini bahwa dibalik nya adalah kamar mandi. 

"Lah, ini muka siapa anjir!" Pekik Lael, dia mulai meraba-raba wajah baru nya ini. Dan dia juga baru sadar kalau tubuh baru nya ini mungil.

Lael masih saja bengong menatap kaca yang memantulkan wajah nya itu, dia mungkin terlihat diam tapi sebenarnya dia sedang berfikir keras.

Dimana dia?

Dan tubuh siapa yang dia tempati ini?

Pertanyaan itu terus saja berputar di kepala nya, Lael pun menghela nafas pasrah dan akhirnya dia memilih untuk mandi. Mungkin dia akan memikirkan hal itu nanti.

Selesai mandi Lael pun keluar dengan handuk yang melilit tubuh nya, ngomong-ngomong tubuh nya kali ini sangat putih dan bersih bahkan Lael tidak menemukan satu pun bulu atau bekas luka.

Lael berjalan menuju ke arah walk in closet, dia mengambil pakaian yang cukup simpel. Hanya hoodie kebesaran dengan celana pendek, sangat pendek malah karena diatas lutut.

Saat akan membuka pintu kamar, tiba-tiba sesuatu mulai memasuki kepala nya. Memori yang entah milik siapa pun mulai berputar dengan cepat di kepala nya ini, Lael terduduk di lantai marmer yang dingin sembari menjambak rambutnya sendiri.

"I-ian? Jadi nama tubuh ini Ian?" Gumam Lael, dia mencoba mengingat lagi informasi tentang tubuh ini. "Oh tubuh ini itu anak bungsu punya 2 abang, terus umur nya masih 13 tahun."

"Dan dia home schooling." Okey! Sepertinya informasi itu sudah cukup bagi kalian para pembaca.

Lael pun berjalan keluar dari kamar menuju ke ruang makan dibawah, dia berjalan santai seolah-olah sudah terbiasa. Mungkin ini reaksi tubuh nya sendiri, karena jujur dia juga cukup merasa asing dengan tempat ini.

Saat sampai di ruang makan, Lael menemukan sudah ada dua abang nya yang sedang sibuk dengan gawai masing-masing. Dia pun duduk di kursi yang mungkin sudah biasa di tempati oleh tubuh ini.

Bagaimana mengatakan nya, suasana di ruang makan ini cukup canggung. Ingin membuka mulut Lael merasa aneh, apakah ini adalah suasana yang biasa terjadi di mansion?

"Maaf membuat kalian menunggu." Lael yang tadi asik bermain dengan tangan nya pun seketika mendongakkan kepala nya, dan menemukan seorang pria dewasa dengan seorang pria cantik di samping nya.

Pria dewasa itu duduk di ujung meja makan, pria cantik itu hanya berdiri dibelakang sang pria dewasa. Oh Lael tau siapa kedua pria itu, pria dewasa adalah Daddy nya sementara pria cantik itu adalah tangan kanan sekaligus dokter pribadi mansion ini.

Bayangin aja, Johnny sama Ten nct127

"Mual."

Setelah mengatakan itu, sarapan pagi pun mulai. Lael memakan roti isi selai coklat itu dengan lahap, kebetulan dia suka sekali dengan yang nama nya coklat. Tapi ini agak aneh karena hanya dia disini yang makan roti isi selai coklat.

Prang

Lael menjatuhkan roti dari tangan nya, roti pun jatuh di piring. Dia memegang kepala nya yang tiba-tiba sangat sakit seperti di pukul oleh batu yang sangat besar belum lagi tenggorokan nya yang ikut terasa sangat sakit dan panas.

"Biarkan." Ujar Juan kepada asisten nya yang akan menghampiri anak bungsu nya itu, dia menghentikan acara sarapan pagi nya ini dan malah melihat sang bungsu yang sedang kesakitan.

Dia ingin melihat seberapa kuat tubuh ringkih itu.

Kedua pemuda itu juga ikut melihat ke arah Lael, mereka hanya diam. Menunggu reaksi apa yang ditunjukkan oleh adik mereka itu.

"Uhuk! Uhuk!" Lael memuntahkan setenguk darah, setelah itu dia pingsan dan segera ditangkap oleh Candra asisten Juan.

"Dad, asisten mu tidak asik."

"Benar." Azka menimpali ucapan Raka kakak nya itu, Juan tidak peduli dan malah berdiri menyusul Candra yang sudah berlari menuju ke kamar nya sendiri.

Azka dan Raka saling bertatapan lalu mereka juga berdiri dan mengikuti sang ayah.

•••••

Plak

Azka dan Juan menutup mulut mereka karena melihat aksi berani asisten ayah mereka itu, benar! Candra menampar Juan dengan ekspresi marah di wajah cantik nya.

"Lihat! Lihat apa yang kau perbuat kepada Ian." Juan menatap datar Candra, sejujurnya dia marah sekali tapi yang menampar nya adalah Candra. Jadi mana bisa dia marah.

"Kenapa?" Candra memijit pusing kepala nya, "kau tau? Akibat perbuatan mu, otak Ian jadi bermasalah dia mungkin akan kehilangan beberapa memori nya."

"Belum lagi tenggorokan nya itu, dia tidak akan bisa mengucapkan huruf R dengan fasih! Jika kita tetap nekat mengoprasi tenggorokan nya kemungkinan terbesar dia tidak akan bisa berbicara selamanya."

Ketiga pria itu sangat terkejut mendengar kata-kata Candra, apalagi Juan dia sangat terkejut mendengar dampak racun yang dia beri di selai coklat milik Ian. Padahal dulu Azka dan Raka tak separah itu.

Mereka berdua hanya memuntahkan darah saja, dan tidak bisa berbicara seharian karena tenggorokan mereka terasa panas. Tapi Ian? Sampai separah itu.

"Jadi aku mohon...." Azka dan Raka memutuskan untuk keluar dari kamar Candra, saat melihat mata Candra yang berkaca-kaca mereka tidak ingin ikut campur dalam urusan rumah tangga ini.

"Hentikan tradisi bodoh keluarga mu ini!" Juan mengalihkan pandangan nya ke arah lain saat Candra menatap nya dengan mata berkaca-kaca dan tatapan memohon.

"Maaf." Juan memeluk Candra, dia menaruh kepala Candra di dada nya. Mata nya melihat ke arah sang bungsu yang saat ini tengah koma dengan banyak alat terpasang di tubuh ringkih itu.

"Maaf kan Daddy Ian."

•••••

Hai guys! Balik lagi hehee!!

Ya seperti yg gue bilng, agak gila dikit ni cerita

Dah lah, itu aja si

Jaga kesehatan, free 🇵🇸

Vote and komen yaa, jangan nunggu disuruh sayang🥰

See you!

I'm Ian? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang