"Wah! Kupu-kupu....." Gumam Ian dengan mata berbinar, dia mencoba menggapai serangga bersayap itu dengan tangan pendek nya itu.
Alhasil kupu-kupu itu pun terbang pergi karena merasa terancam, Ian dengan polos berlari mengejar kupu-kupu yang berada di taman belakang mansion ini.
"Ian, sayang ini mam- ASTAGA IAN!!!" Teriak Candra saat melihat Ian yang berada di pinggir kolam ikan, dengan reflek Candra menjatuhkan mangkuk dan langsung mengejar Ian.
Ian terus saja berjalan tanpa memperhatikan depan, dia hanya mendongak ke arah atas melihat kupu-kupu. "Kupu sini dong— waa Ian telbang.." Ujar Ian saat tubuh nya ini tiba-tiba terangkat.
Seketika Candra bernafas lega saat melihat hal itu, untung saja ada bodyguard jika tidak mungkin Ian sudah terjatuh di kolam ikan yang lumayan dalam itu.
"Mama." Tadi nya Candra ingin marah, tapi saat melihat Ian yang memanggilnya dengan tatapan polos itu seketika amarah nya mereda. Dia tidak tega memarahi peri kecil ini.
"Iya sayang." Balas Candra lalu dia mengambil Ian dari gendongan sang bodyguard, setelah nya kening wajah Ian pun dicium brutal oleh Candra. Ian hanya tertawa karena merasa geli.
"Wah kek nya seneng banget nih." Candra dan Ian menoleh dan menemukan Azka yang datang dengan paper bag di tangan nya, Ian pun seketika merasa senang karena paper bag itu ada gambar es krim nya.
Dan benar saja Azka pun mengeluarkan satu cup eskrim rasa vanila dan langsung di sambut baik oleh Ian, "cium dulu." Ujar Azka sembari mengetuk pipi nya.
Tanpa basa basi Ian pun langsung mencium kedua pipi abang nya itu, Azka terdiam sejenak kenapa adik nya ini manis sekali. Kalau begini dia mau memberikan es krim setiap hari.
"Hei! Bocah!" Panggil Candra, dia takut Azka kesurupan karena bocah ini hanya diam dengan pipi memerah.
"Hey! ada tobrut." Ujar Candra sembari menepuk bahu Azka.
"Mana? Mana tobrut." Seketika Azka sadar, dia pun langsung berdiri dan melihat sekeliling. Dimana? Dimana kenapa dia tidak melihat nya?
"Cih bocah mesum!" Gumam Candra saat melihat Azka yang masih mencari tobrut itu, padahal dia hanya asal berbicara. Dia pun memutuskan menghampiri Ian yang saat ini sudah duduk di rerumputan.
Candra tersenyum kecil saat melihat senyuman lebar hanya karena satu cup eskrim, lihat? Hanya karena makanan kecil itu bisa membuat seseorang merasa seperti menjadi orang paling bahagia di dunia ini.
Jika kalian tidak memiliki seseorang yang bisa dijadikan sebagai alasan kalian hidup di dunia ini, setidaknya hidup lah untuk makanan atau barang kesukaan kalian. Coba pikir! Jika kalian tidak hidup di dunia ini kalian tidak akan tau makanan atau barang itu.
"Mama liatin Ian telus, mama mau?" Candra seketika tertawa saat melihat raut wajah polos Ian dengan mulut cemong dan tangan menyodorkan eskrim, lucu sekali anak bayi satu ini.
Ian menatap Candra dengan bingung, mama nya mau tidak sih dengan eskrim ini. Tangan nya sudah pegal tau karena sedari tadi menyodorkan eskrim.
"Ish, mama!"
"Engga sayang, baba ngga mau." Ian memiringkan kepala nya, "emm baba?" Candra mengusap gemas rambut Ian. "Panggil baba ya? Kalo mama itu buat perempuan."
"Loh emang mama bukan perempuan?" Azka yang tadi hanya menyimak seketika tertawa terpingkal-pingkal, bahkan sampai memegang perut nya.
"Astaga..... Bayi-bayi." Gumam Azka, dia menghapus air mata yang keluar karena terlalu banyak tertawa. Setelah nya dia langsung menepuk bahu Candra yang melamun dengan wajah shock.
Tuk
Candra seketika sadar, lalu dia mengelus pelan dahi nya yang memerah karena di sentil oleh bocah biadap ini. "Dasar tidak sopan!" Pekik Candra kesal lalu dia menjewer telinga Azka walaupun harus sedikit berjinjit.
Azka meringis pelan, "aw! Sakit woy lepas woy gila!" Ujar Azka, "gue bilangin papa biar lu di pecat!" Ancam nya yang tidak membuat Candra takut sedikit pun.
"Bilang saja, mungkin kau yang akan di pecat menjadi anak!"
"Mana bener lagi...." Lirih Azka, lalu dia segera berlari menghampiri Ian saat jeweran nya terlepas. "Muach! Adek lucu imoet gwejh." Candra berdecih pelan, bagaimana bisa keluarga ini menghasilkan jamet macam Azka?
Azka menggendong Ian ala koala, "woy! Gue bawa si manis ke dalem ya." Pekik nya kepada Candra, tanpa mendengarkan jawaban Candra dia langsung ngacir saja ke dalam.
Candra hanya mengangguk setelah nya dia menunduk sembari menatap tangan nya sendiri, "aku ngga keliatan laki ya?" Gumam nya pelan. Dia masih saja memikirkan ucapan polos Ian itu.
"Okey! Lihat saja besok!"
•••••
Alis Juan terangkat sebelah saat mencium bau yang menurut nya sangat asing, lalu dia berdiri dan berjalan mencari asal dari bau yang asing ini. Tapi dia kaget saat tiba-tiba berada di depan meja asisten nya ini.
"C-candra?" Kaget Juan, selain bau aneh! diri nya juga kaget dengan penampilan Candra sekarang. Sangat berbeda tidak seperti kemarin-kemarin.
Kali ini Candra memakai jas lengkap, biasanya kan hanya celana dasar, kemeja polos dan rompi (gue ngga tau nama nya bejir, kelen tau lah ya yang gue maksud) yang biasanya senada dengan kemeja.
Belum lagi bau parfum nya ini, biasanya Juan mencium parfum yang berbau manis seperti buat melon dan strawberry. Tapi kali ini bau nya seperti musk, sungguh sangat berbeda.
Ada apa ini?
"Iya tuan, ada apa?" Dan apa-apaan nada bicara yang terkesan datar itu?!! Kemana Candra cerewet dan manis nya?! Kenapa jadi seperti ini sekarang?
Siapa pun tolong buat Candra seperti semula!
•••••
Halo!
Makasi yang udh nungguin gue, makasii banget hehe
Sorry ya kalo pendek, soalnya ngetik nya malem-malem uy gue juga lagi kecapean ini. Mana mata gue dah ngantuk lagi
Cape banget jadi babu sekolah:)
Dah ah itu aja, jaga kesehatan ya seng
Free 🇵🇸🇵🇸🇵🇸
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ian?
Teen FictionLAPAK BROMANCE, AWAS AJA ADA YG NANYA "KAK INI BUKAN BL KAN?" NGGA TAU BROMANCE? CARI GOOGLE! NGGA USAH KEK ORG BEGO! ***** Cerita sederhana Tentang bocah 15 tahun yang baru saja memasuki bangku SMA, saat hari terakhir orientasi sekolah baru nya di...