#7

262 22 14
                                    

Haloooo smuanya~
Akhirnya Dita bisa up book ini lagi :)
Akhir akhir ini Dita kerjaan nya ngurusin art block Dita melulu, sampe lupa kalau Dita juga kena writer block :))
Maafkan dedemit yg pemalas ini ya :"

Oke skip, lngsung aja ke cerita nya :3

_________________________________________

"HUAAA BANG JANGAN!!"
Jerit seorang anak bertubuh mungil dengan surai hitam gelap dan manik hijau emerald bersinar, ia bernama Pian.

Pian berlari sambil menjerit keras lantaran seekor ulat sengaja di dekatkan ke badannya oleh seorang remaja bertubuh tinggi, bersurai ungu seperti ubi, dan memiliki warna manik yg sama dengan anak kecil manis yg sibuk berteriak menyebut nama ayahnya. Ya, remaja yg terlintas ide usil tersebut di fikiran nya bernama Marvel.

Sampai sampai teriakan sang bocah menyapa telinga ayah ( tiri ) nya yg masih berada di dapur. Heran, pria tua (?) bersurai brunette serta bermanik hitam pekat segera melangkah kaki dan melihat ke luar rumah. Maniknya menangkap seorang anak kecil manis berlarian mengelilingi rumah tatkala belah bibirnya terus mengeluarkan suara² keras, beserta dengan sang pelaku yg membuat bocah tersebut lari terbirit-birit.

"Hahaha!! Anak jantan kok takut sama ulet??" Ejek Marvel tanpa rasa bersalah sedikitpun, sementara yg di ejek hanya mampu berteriak serta berlari, melupakan rasa penatnya demi menjauh dari hewan tanpa kaki yg mendekati nya.

Ayahanda yg menyaksikan kejadian kejar kejaran tersebut hanya menghela nafas berat. Tak heran lagi, sang anak tengah ( yg dulu menjadi anak bungsu ) memang sering kali mengusili anak kecil polos seperti Pian. Kalau di ingat², pernah satu atau dua kali Pian menangis karena keusilan kakaknya sendiri. Akhirnya, Pria tersebut memutuskan untuk turun tangan mengurus anak anaknya.

"Suttt..! Marvel! Jangan usilin adik kamu dong! Kan kamu kakaknya" nasehat ayah mereka.

"Huaa! Papa Genah! Tolong aku!!" Pinta Pian. Ayahnya yg bernama Genah spontan melindungi anak bungsunya di belakang tubuh miliknya.

"Yee...papa, ga seru kalo kyk gitu!" Protes Marvel. Apakah tidak bisa ia menjahili adiknya serta melihat nya merengek lagi? Bagi Marvel, menjahili saudara adalah hal yg paling menyenangkan.

"Udah²! Ntar kalo Pian nangis lagi gimana? Kamu mau tanggungjawab??" ujar Genah. Sementara Marvel hanya mengerucutkan bibir serta menggembungkan pipinya.

"Kalo kamu masih jahilin adik kamu, yaudah, kamu ga dapet makan siang" ucap Genah dengan ancaman tersirat di kalimat terakhir.

Mendengar kalimat yg keluar dari belah bibir ayahnya, ia menjadi tak terima. Saat Marvel hendak protes, Genah langsung memotong nya.

"Kalo protes, sekalian aja ga dapet makan malem" ancam Genah sekali lagi. Marvel yg kesal dan tidak bisa berbuat apapun spontan membalikkan badannya lalu melangkah meninggalkan dua insan yg memberi tatapan heran pada dirinya.

Sebal, Marvel menjatuhkan bokongnya di tumpukan kayu² dekat rumah nya. Kayu tersebut adalah hasil tebangan ayahnya.

Namun, ada seorang pemuda bersurai brunette dan bermanik safir serta memakai kaca mata hitam yg mendekati dirinya. Pemuda tersebut ikut duduk di sebelah Marvel sebelum akhirnya ia membuka suara.

"Di marahin papa lagi?" Tanya si manik safir bernama Samsul. Di ketahui dulunya Samsul merupakan kakak kedua dari Marvel, yg sekarang menjadi kakak pertamanya. Samsul juga merupakan kakak pertama bagi Pian.

"Iya, Sul. Padahal gw cuma ngisengin Pian doang! Trus papa pake ngancem gw ngga dapet makan siang!" celoteh Marvel seolah-olah ialah yg menjadi korban disini, dasar Ubi ungu.

"Hadeuhh... Kan elu nya yang salah. Wajar dong papa marah" jawab Samsul. Marvel yg mendengar pernyataan Samsul langsung memalingkan wajahnya lantaran kesal.

"Ck. Elu mah sama aja!" Protes Marvel.

Samsul hanya bisa menggelengkan kepala nya sebab heran dengan sikap adik laki-laki nya yg satu ini. Sifat mereka memang sangat bertolak belakang. Samsul memiliki sifat yg lebih dewasa dan lebih tenang. Sementara Marvel masih bersikap kekanak-kanakan dan mood swing.

"Hah... Coba lu bayangin. Kalo ada orang yg ngisengin gw dan ngejek² gw, lu bakal marah ga? Lu bakal ngebelain gw gak?" tanya Samsul.

"Eumm... Marah sih. Emg knp?"

"Nah, keadaan nya sama kyk Papa dan Pian. Lu ngisengin Pian, Papa juga pasti khawatir kalo Pian nangis lagi. Jadi, papa ngebelain Pian dari elu dan jadinya elu yg dimarahin. Niat papa baik kok, bukan pilkas atau semacamnya" jelas Samsul.

Akhirnya, Marvel mengangguk paham. Namun ia masih belum tau apa yg harus ia lakukan sekarang.

"Gw ngerti, tapi... Gw harus buat apa skrg?" tanya Marvel.

"Lu tinggal minta maaf ke Pian. Dan jangan nge usilin Pian lagi kalo gamau kena marah" nasehat Samsul.

Siapa yg mw cwo spek Samsul? Wkwkwk.

Marvel lagi² mengangguk lalu berterimakasih kepada Samsul dan segera pergi menuju Pian.

Di lihatlah Pian sedang menyantap kue kukis buatan papa Genah beserta segelas susu. Marvel meneguk ludah nya namun ia berusaha menenangkan diri, berdoa agar Pian dapat memaafkannya.

Kakinya melangkah bergantian mendekati insan yg ia tuju.

"Eumm Pian.." Lirih Marvel.

Lantas Pian menengok dan mendapati kakaknya sedang berdiri di sampingnya. Awalnya Pian ingin mengabaikan Marvel, namun ia ingin mendengar dulu tujuan kakaknya menghampiri nya.

"... Kenapa?" Tanya Pian dengan sedikit cuek, tentu saja karena ia masih kesal dengan kakaknya.

"Kakak... Minta maaf" Ucap Marvel dengan wajah yg bersemu merah, serta ritme jantung yg tidak beraturan membuat dadanya terasa sesak.

Loading...

Pian hanya melongo dan matanya tak lepas untuk melihat kakaknya yg menunduk.

"... I-iya kak, aku maafin kakak" Ujar Pian sedikit gugup.

Merasa senang, Marvel secara tak sadar langsung menarik Pian ke pelukan nya. Badan Marvel sedikit membungkuk agar bisa menyamai tinggi Pian.

Pian yg kaget dengan aksi tiba² kakak nya, hanya tersenyum manis dan membalas pelukan hangat tersebut.

"Makasih ya dek..." Lirih Marvel kembali.

"Hihi.. Kakak kakak..."

Namun, ternyata ada dua insan mengintip dari sebalik pintu. Keduanya tersenyum sembari menatap satu sama lain.

"Hah.. Akhirnya mereka baikan, makasih udah nyadarin Marvel ya, Sul"

"Hahaha, sama² pahh"

Dari percakapannya, kita sudah dapat menebak siapakah gerangan yg mengintip kakak beradik yg sedang berpelukan tersebut. Benar, mereka adalah Samsul dan Genah. Kemudian, Samsul dan Genah segera menghampiri Pian serta Marvel.

"Nah... Kalian kan udh baikan nih, gimana kalo sekarang... Bantuin papa bikin kue yuk!" ajak Genah.

Yang lain pun mengangguk setuju dan segera melangkah ke dapur.

...

"Hmm... Tinggal campurin ini dan itu"

"Nah selesai! Tapi... Gimana cara tau efek dari potion ini??"

"Hmm... Nampak nya tidak ada pilihan lain, aku harus mencobanya pada salah satu org di rumah ini. Dan kalau sudah tau efeknya, mungkin aku bisa membuat penawar nya, walau cukup beresiko"

"Hah... Baiklah, mungkin aku akan memutuskan nya besok"

...














Hai Hai guysss! Hehe gimana chap kali ini?? Komen dibawah ya! Aku masih berusaha memperbaiki penulisan ku. Vote loh ya! Dita udh berusaha ngelawan writer block Dita :(
Ongeh guys mungkin segitu dulu dari akuh, maaf kalo ada kesalahan/kata kata yg tidak berkenan di hati (◞ ‸ ◟ㆀ)
Bub byee DitVers >:D

🍀🍀🍀

𝐅𝐞𝐥𝐢𝐜𝐢𝐭𝐲 || Viva Fantasy FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang