FINDME; 24

67 21 11
                                    

Yechan menunggu kepulangan kekasihnya dengan perasaan gamang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yechan menunggu kepulangan kekasihnya dengan perasaan gamang. Ada hal yang tak bisa ia ungkapkan tapi rasanya ingin sekali membukanya, namun bagaimana caranya? Mungkin ia akan menyimpannya dahulu sampai dirasa waktunya sudah cukup tepat.

Hari ini dia sudah tau Jaehan akan pulang telat. Karena itu dia berinisiatif membuat makan malam. Dia sendiri belum makan, jadi ia akan buat dua porsi secukupnya untuk dia dan Jaehan.

Kemungkinan satu jam lagi Jaehan akan tiba, sambil menunggu iapun mulai memasak agar saat kekasihnya datang makanan pun masih hangat. Kesehatan Jaehan akhir-akhir ini menurun, jadi Yechan harus memperhatikan pola makan kekasihnya itu. Makanya dia sering pulang ke apartemen Jaehan. Kadang hanya untuk memastikan kekasihnya makan malam atau tidak.

Ada satu notifikasi pesan muncul di layar pipih ponselnya, Yechan tak berniat membukanya. Ia hanya melihat dari bilah notifikasi di layar kuncinya.

Diam sejenak saat membaca pesan itu, Yechan pun tetap melanjutkan kegiatan memasaknya dan membiarkan ponselnya kembali nonaktif.

.

.

15 menit sejak Jaehan tiba di apartemen nya, ia masih menunggu kekasihnya menyiapkan hidangan makan malam di meja makan.

Jaehan sendiri sudah sempat bebersih muka dan menyimpan jaket serta tas kecilnya di nakas kamarnya. Setelah sudah lebih cerah ia kembali ke ruang makan sambil menunggu Yechan menyiapkan makanan. Sedikit terkekeh ketika menyadari seharusnya kegiatan itu dilakukan olehnya. Tidakkah seharusnya ia yang mengurusi Yechan? Dia pihak bawah kan? Tapi pikiran itu sirna begitu saja, mereka sama saja. Tidak perlu lihat posisi, mereka sudah seharusnya saling melayani.

Jaehan melayani kekasihnya di kamar, Yechan di dapur. Oho.

Yang penting Jaehan selalu memberikan kepuasan untuk kekasihnya.

Siapa peduli ia bisa masak atau tidak, jika sampai di tahap menikah mereka bisa mempekerjakan pembantu untuk mengurusi hal itu.

Yechan bukan orang miskin, mempekerjakan 100 maid pun dia mampu.

"Selamat menikmati sayang," ucap Yechan.

"Terimakasih atas makanannya sayang. Selamat makan."

"Selamat makan."

Merekapun akhirnya menikmati makan malam itu dengan khidmat. Tak ada pembicaraan sampai acara makan itu selesai.

Kini gantian Jaehan yang berkontribusi mencuci piring-piring kotor, sementara Yechan menunggu di ruang TV. Kegiatan itu tidak lama, setelah selesai Jaehan langsung menghampiri kekasihnya.

Bahkan dengan agresif ia langsung menjatuhkan dirinya di pangkuan sang kekasih. Kini posisinya membuat Yechan tak lagi bisa melihat televisi yang sebelumnya menjadi objek pandangnya.

Tubuh Jaehan cukup berisi tapi tak pernah terasa berat. Yechan selalu dengan senang hati menampung kekasih manjanya itu.

"Aku menghadapi kasus berat lagi Yechanie." Adu Jaehan. Bibirnya bahkan sambil mengerucut, lucu. Yechan mengecupnya singkat, siapa yang tahan melihat bibir tebal itu. Bersyukur Adiknya tidak bangun.

"Kasus apa?"

"Kau ingat pria aneh yang hampir mencelakai orang-orang di kafe yang aku datangi bersama Hyuk?"

Yechan mengangguk.

"Dia meninggal terbakar di besmen rumah sakit. Sebelumnya ia di fonis memiliki penyakit skizofrenia dan dugaan sementara ia bunuh diri akibat pengaruh dari penyakitnya itu. Tapi cukup mencengangkan karena ia terindikasi teroris. Yechanie, bisakah aku menangani kasus ini?"

Yechan tak langsung merespon. Ia hanya diam bahkan ekspresi nya tak bisa Jaehan pahami.

"Bisa, hyung bisa menanganinya. Tenang saja."

"Sungguh?"

Lagi, Yechan mengangguk meyakinkan. Dan anggukan itu benar-benar memberikan keyakinan besar pada Jaehan.

Jaehan sangat mempercayai kekasihnya.

Jika Yechan berkata ia mampu. Maka ia pasti akan bisa menyelesaikan perkara yang sedang ia tangani.

Tak peduli itu adalah sebuah kebetulan atau bagaimana, yang jelas apa yang Yechan ucapkan, pasti akan benar-benar terjadi. Karena itu Jaehan selalu mempercayai kekasihnya.

"Oh ya Yechanie ada yang ingin aku tanyakan."

"Tanyakan saja hyung. Ada apa?"

"Junghoon... Apa dia baik-baik saja?"
Bersamaan dengan pertanyaan itu, Jaehan merubah posisinya. Kini ia duduk bersila di samping Yechan. Menatap kekasihnya penuh tanya.

Yechan tersenyum kecil. Lalu mengangguk. "Iyaa hyung, dia baik-baik saja. Dia juga terlihat sangat sehat. Nanti jika ada waktu aku akan mengaturnya agar kalian bisa bertemu."

"Umm, perlukah kita ajak Hangyeom?"

"Silahkan saja jika dia bisa."

"Umm baiklah."

Jaehan mengangguk paham.

















; mau update ini tuh agak berat gess tapi kalo ga di update sayang😅
; btw selamat menyambut hari Senin😭

FINDME🔞 -  Yechan JaehanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang