bab 4 pesantren

95 8 0
                                    

Jangan lupa Vote 🌞 dan komen 💬 (⁠•⁠‿⁠•⁠)

"gue harus buru-buru ni buat mengemasi baju-baju gue"ucap nur

Nur pun beranjak ke lemari baju dan mengemasi barang-barang dan baju nya ke dalam koper

"Akhirnya siap juga"ucap nur.

Nur pun tertidur

Tok-tok

"Assalamu'alaikum nur "ucap sang umi.

Ceklek

"Nak, bangun, "ucap umi.

"Jam berapa mi,"ucap nur sambil mengucek mata nya

"Yaudah kamu sekarang mandi, dan ambil wudhu, ya nak umi tunggu di bawah, sama Abi,"ucap umi.

"Lah kok mandi mi, biasanya langsung ambil wudhu?" Tanya nur.

"Kan kamu mau ke pondok, jadi ya mandi lah, pakai Pakayan yang bagus dan pada umumnya, orang mondok "ucap umi.

"Iya"ucap nur lirih.

Nur pun menuju kamar mandi

Ceklek nur menuruni anak tangga

"Assalamu'alaikum, Abi, umi,"ucap Nur.

"Wa'alaikumsalam, nak, yasudah kita mulai ya, shalat sekarang, "ucap Abi.

Mereka pun melaksanakan shalat nya

Selesai shalat

" yuk kita makan dulu, baru kita bisa berangkat, "ucap umi.

"Emang sepagi ini, kah mi?" Tanya nur.

"Ya iya, kan jauh dari rumah kita, "ucap umi.

Mereka pun menuju meja makan

"Makan yang banyak nak, sapa tau kamu di jalan nanti laper,"ucap umi.

"Iya, mi,"ucap nur.

Meraka pun memakan makanan nya

Selesai makan

"Kamu, bantu umi cuci piring dulu ya, "pinta umi.

"Iya, mi," ucap nur.

"yuk, kita pergi,"ucap Abi.

"Iya bi,"ucap nur.

"Pak Didi tolong angkat kan koper anak saya, ke bagasi mobil, "ucap sukur.

"Baik pak,"ucap Didi.

Sesampainya di pesantren Al Furqon

"Maaf pak, mau cari siapa, "ucap bapak sang penjaga gerbang.

"Pak kyai, sama Bu nyai ya, ada?" Tanya sukur.

"Ada pak,"ucap penjaga gerbang.

"Sebentar, saya buka kan dulu gerbang nya,"ucap penjaga gerbang.

Serett

"Silahkan, masuk pak,"ucap penjaga gerbang.

"Iya,"ucap sukur.

Mereka pun berjalan menuju dalem

'masak iya aku masuk di sini sih 'dalam hati nur

Sesampainya di depan pintu dalem

"Assalamu'alaikum, "ucap sukur.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, silahkan masuk, pak, buk,"ucap Bu nyai.

"Iya, Bu nyai,"ucap sukur.

"Abi, ini ada tamu,"ucap Bu nyai nurul.

"Iya mi,"ucap pak kyai Reyhan.

"Begini pak kyai kedatangan saya, ke sini mau mengantar kan anak saya, Mondok di sini,"ucap sukur.

"Owh, iya,"ucap kyai Rehan

"Yaudah saya panggil kan dulu mbak pengurus nya,"ucap Bu nyai nurul.

"Yaudah umi, sama Abi, pulang dulu kamu baik-baik, di sini dan, jangan buat ulah, "ucap Sarah.

"Iya"ucap nur.

Nur pun memeluk kedua orang tua nya

"Hati-hati ya di jalan, bi, mi,"ucap nur terisak.

"Iya,"ucap Abi.

"Ayo mbak, saya antar ke kamar, "ucap mbak Tami.

"Iya, mbak."ucap nur.

"Assalamu'alaikum, mbak-mbak ini ada santri baru, "ucap Tami.

"wa'alaikumsalam, mbak "ucap Ani.

"Yaudah, kamu masuk, ya "ajak lia.

"Iya,"ucap nur.

"Silahkan, maaf agak berantakan,sedikit "ujar Aisah

"Iya, gak papa, santuy aja kalik, kalok sama aku, "cetus Nur.

"Owh iya, kenali nama aku, Annisa Bahar. biasa di panggil, Ani, "ucap ani.

"Kalok aku, Liana Anggraini. biasa di panggil, Lia, "ujar Lia

"Kalok aku, Aisah Rachman. Biasa di panggil, Aisah, "ungkap Aisah.

"Kalok aku, Nur andriani. Biasa di panggil, nur, "ujar nur.

"Yaudah, kamu, istirahat sana, "ujar Lia.
"Iya"ujar nur.

"Nur, bangun, "ujar Ani sambil mengunyah kan badan nur.

"Sini, biar aku, aja yang bangun nin, "ujar Lia dan Aisha

"Aha aku punya ide"gumam Lia.

"Yuk, Aisah kita bangun dia, "ucap Lia.

"Aku, gak ikutan, lah "umpat Aisah

"Nur, bangun banjir!"teriak Lia

"Ha, banjir-banjir "ucap nur dan sudah mengambil barang-barang nya

"Hahaha "sentak lia terbahak -bahak.

"Is, kalian, "Rajuk nur.

"Eh-eh, jangan, merajuk dong, "cicit Lia.

"Yaudah, kita, ke masjid, yuk, udah adzan tu, "ujar Ani.

"Iya "imbuh nur.

"Kita nanti ambil Saf depan apa belakang?" Tanya nur.

"Belakang mungkin, "Jawab Lia.

"Eh, besok, Gus Fatih, pulang Lo,"ujar Lia.

"Tau dari mana kamu, Lia?" Tanya Aisah.

"Dari Mbak dalem,"jawab Lia.

"Eh, siapa Gus fatih, tu,?" Tanya nur.

"Udah-udah, kita, mau shalat apa mau gosip, "ujar Ani.

"Nanti, in syaallah, kami kasih tau. "bisik Lia.

Aku Bersamamu Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang