bab 14 kertas+bingkai foto

114 5 0
                                    

"Jangan paksa seseorang untuk mencintaimu,walaupun kamu mencintainya......"

Nur pun membuka kotak itu yang berisi satu bingkai foto dan kertas kecil

Nur pun membaca isi kertas itu "aku mencintaimu tapi aku tidak bisa memilikimu, aku memendam rasa ini begitu lama sudah hampir dua tahun, tapi saat aku inggin mengkehitbah kamu, tapi takdir kita tidak bersama saat aku melihat kamu sudah memiliki pendamping, sakit rasanya melihat yang aku cinta ternyata sudah memiliki orang lain, lantas apa aku harus ikhlas. Mengenal mu secara tidak sengaja mengagumi mu secara diam-diam dan melepasmu secara terpaksa, tapi aku tidak tau apakah aku bisa membuka hati ku lagi untuk orang lain, mudahan kamu bahagia ya sama pilihan mu".                                                Zizan El Fatih

nur membaca kertas itu pun meneteskan air mata apakah dia menikah dengan orang yang belum melupakan masalalunya.

Nur pun menghapus air matanya dan mendekat ke suami nya

"Ini apa Gus?" tanya nur sambil menaruh kotak kecil itu di depan Fatih.

"Kamu dapat dari mana?" tanya Fatih.

"Lemari" ucap nur singkat

"Jawab Gus ini apa?" tanya nur.

"Itu kisah masalalu saya, kenapa?" tanya Fatih.

"Tidak bisakah kamu membuka hatimu untukku Gus?" tanya nur sambil berusaha untuk tidak melihat kan kesedihan nya,

"Akan saya coba tapi bantu saya melupakan masalalu saya!" jawab Fatih dan langsung keluar dari kamar.

"Ternyata sesakit ini ya mencintai orang yang halal bagi kita, tapi dia masih mencintai orang lain" cicit nur menitiska air mata.

Tok-tok
"Assalamu'alaikum, nduk" ucap ummi.

Ceklek

"Wa'alaikumsalam, mi," ucap nur.

"Ini yang mau hiasi kamu udah sampai," ucap ummi.

"Iya, mi," ucap nur dan diangguki oleh ummi

"Silahkan masuk mbak" ucap nur.

Skip

Mereka sudah ada di pelaminan

"Selamat ya Gus," ucap ustadzah ayna dan menangkupkan tangannya di depan dada.

"Makasih, ustadzah" ucap Fatih.

"Selamat ya Gus" ucap ustadz ziman.

"Makasih ustadz," ucap Fatih.

"Gus dulu apa saya yang mandi" Ucap Nur.

"Kamu saja" Ucap Gus Fatih dingin,

Nur pun berjalan menuju ke kamar mandi

Masih saja kamu bersikap dingin kepada istri mu ini gus.

Ceklek nur keluar dari kamar mandi dan mengambil keperluan untuk shalat
Mereka pun melaksanakan shalat

"Assalamu'alaikum warahmatullahi - assalamu'alaikum warahmatullahi"

"Gus" panggil nur Gus Fatih pun menoleh ke belakang.

"Kenapa?" tanya Gus fatih.

"Salim" ucap nur dan menyodorkan tangannya dan mencium punggung tangan suaminya.
Cup
Nur pun membereskan peralatan shalat tadi

"Saya, ke dapur dulu." Ucap nur dan hanya di angguki oleh Fatih.
Nur pun berjalan menuju ke dapur sesampainya di dapur

"Masak apa mi,?" Tanya nur.

"Masak kesukaan suami kamu nak," ucap ummi dan hanya di angguki oleh nur.

"Aku bantu, mi," ucap nur.

"Kamu potongin bawang putih, sama bawang merah, aja." Ucap ummi.
Nur pun langsung mengambil bawang merah dan bawang putih untuk di potongin dan di pertengahan mau siap dia menangis

"Hiks" sungut nur.

"Kamu kenapa nak,?" tanya ummi saat melihat menantunya menangis.

"Gak papa mi," ucap nur.

"Itu kok nangis" ucap ummi dan langsung menghapus air mata menantunya.

"Kan potongin bawang ummi," ucap nur dan langsung di angguki oleh ummi.

"Udah siap potongin bawang nya,?" Tanya ummi dan hanya di angguki oleh nur umi pun langsung mengambil bawang yang nur

Aku Bersamamu Gus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang