𝟑𝟏. 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐥𝐮.

256 36 2
                                    

Enjoy!

Di hari yang tak biasa ini name baru saja keluar dari rumah sakit yang terletak di dinding pertama.

Ia sekaligus diminta untuk membantu sang ayah di markas pusat.

Name sampai di markas pusat dan disambut baik disana, ia diarahkan untuk menemui sang ayah diruangan nya.

"Ada perlu apa datang kemari? " ucap sang ayah datar

Name meletakkan sebuah kotak diatas meja, "dari kakek, name disuruh ngasih ini sekalian jenguk a-"

Sang ayah menaikan tangannya mengisyaratkan name untuk berhenti berucap. "Jangan panggil saya, ayah di jam kerja. Dan tolong bersikap lebih formal. " jelas nya

Name tertegun, ia menelan ludahnya dan mengangguk. "Baik." cicitnya

"Urusan mu sudah selesai kan? Keluar dari ruangan saya. " cetus pria itu

Name sedikit membungkuk sebagai tanda hormat pada ayahnya. "saya permisi. "

Name berjalan keluar, di ambang pintu ia melihat elvy yang berdiri disana dengan senyuman.

Ia tak menghiraukan name dan masuk begitu saja, name menutup pintu ruangan pelan.

"Aayaaahh! Coba tebak? " seru elvy dibalik pintu

"Ehh putri kesayangan ayah? Kenapa? Sini duduk di sofa, coba cerita kan pada ayah kenapa seneng banget gitu? Hm? "

"Elvy dapet nilai A pluss loh! Waktu pelajaran menembak! Hehe gimana? Ayah bangga kan? "

"Wahh! Jelas bangga dong, anak ayah hebat banget ayah bangga! "

"Ehe! Nanti kita ke tempat kak mei ya ayah, elvy mau dibikinin baju baruu! Boleh kan? "

"Iya boleh dong! Apasih yang gak boleh buat anak kesayangan ayah ini?"

Sialan, mereka terdengar seperti ayah dan anak yang sangat dekat.

Name tak mau menguping pembicaraan mereka pun beranjak pergi.

Padahal dirinya juga putrinya kan? Dia putri kandung! Sedangkan elvy anak tiri, mengapa perlakuan terhadap mereka berbeda?

Apa ada yang salah dari name? Apa dirinya tidak cukup hebat? Ataukah nilai nya yang akhir-akhir ini menurun? Kenapa?

Ntahlah.

Name memegang kertas yang diberikan liam tadi pagi, ia mengamati kertas itu membacanya dengan serius.

Tertulis disana 'kanker pankreas stadium awal'

Name meremas kertas itu dan meremas nya menjadi bola lalu melemparkan nya ke sembarang arah.

Liam awalnya memaksa name untuk dirawat sampai sembuh sebelum kanker nya semakin parah, tapi name menolak.

Gadis itu menatap langit berawan, perlahan memejamkan matanya merasakan angin lembut menerpa kulitnya.

Bingung, resah dan gelisah, keinginan nya untuk hidup sudah sirna.

ෆ.₊̣̇ 𝐁𝐞𝐢𝐧𝐠 𝐒𝐭𝐫𝐚𝐢𝐠𝐡𝐭 || 𝙗𝙡𝙪𝙚 𝙡𝙤𝙘𝙠 𝙭 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang