chapter 1: teman dekat pohon

63 8 8
                                    


Di daerah yang penduduknya ramah dan damai .ada seorang anak laki laki berumur 7 tahun yang bernama hanzen dia tinggal bersama orang tua nya hanzen adalah anak yang baik sopan dan periang dia sangat murah senyum, disaat hanzen belum lahir ayah nya membelikan sebuah benih apel dan benih itu tumbuh dengan cepat, karena ayah hanzen adalah ilmuan terkenal di sana.

Namun ayahnya tidak ingin memiliki anak laki laki ketika tau anaknya laki laki seolah olah ayahnya membenci hanzen ibu hanzen pula begitu ia tidak mempedulikan hanzen.

suatu hari "ayah ibu aku ingin pergi ke kebun untuk memetik apel"cakap hanzen
Ibu ayah menghiraukan perkataan hanzen
Disaat hanzen dikebun ia memetik dan mengumpulkan apel begitu banyak setelah ia memetiknya hanzen membagikan ke teman temannya.

"teman-teman kemari aku mempunyai banyak apel apakah kalian mau" kata hanzen  "tentu saja hanzen aku mau,aku donk mau, aku aku"  kata teman teman hanzen.

Hari berganti .suatu hari hanzen ingin merayakan ulang tahunya namun ibu dan ayahnya sangat sibuk dengan pekerjaan nya masing masing sehingga hanzen merasa sedih dan ia pergi ke pohon apel kesayangan nya dia bersandar sambil menempelkan pipinya ke batang pohon apel tersebut ,sambil menangis dan berkata "pohon apel aku ingin merayakan ulang tahun ku apa mereka tidak ingat"  ucap Hansen sambil meneteskan air mata Hansen mempunyai ide yang bisa menghilangkan kesedihannya,dia mengupas buah apel tersebut ia menyusun buah apel tersebut bagaikan kue dan hadiah dia juga menghidupkan lilin dan dia bergembira meski itu hanya sebuah hayalan dari buah apel.

hansen sekarang sudah berumur 12 tahun dan Hansen berharap  "pohon apel bisakah orang tua ku perhatian dengan ku aku sudah besar apa mereka tidak menyadarinya" ucap Hansen, anak laki laki ini terus berusaha meminta pohon itu agar bisa menjawabnya.

dan Hansen tidak memiliki kawan dekat selain pohon apel tersebut saat Hansen sedih Hansen selalu mendatangi pohon apel dia bercerita tentang masalahnya meski pohon itu tidak menjawab ,Hansen selalu tertidur bersandar di pohon ,dan tertawa sambil bercanda layaknya berbincang dengan manusia.meski terlihat gila hanzen bercerita kepada pohon itu satu satu nya yang bisa mendengar hanzen bercerita,,,

Teman:"hei kamu anak gilaa setiap hari selalu berbicara dengan pohon jelek itu"
"Iyaa dia berbicara dengan pohon jelekk gilaaa,anak gilaaaa hahahahahah......."
Dengan tertawa...

Namun hanzen tidak mempedulikan omongan teman²nya meski banyak yang menghina dia mereka tidak mengerti apa yang dirasakan hanzen
Hanzen hanya berharap mereka nanti tidak merasakan apa yang aku rasakan....
Hanzen pergi pulang kerumah dengan wajah muram dan sedih.,,,,,

Ayahnya bertanya "ada apa denganmu???"
Hanzen "tidak ada apa apa ayah"
Dengan menjawab halus..
Ayah"baik lah jika kamu baik baik saja"
Dengan wajah tidak mempedulikan nya.

Apakah kalian ingin mengetahui lebih lanjut tentang cerita Hanzen ?  pantau terus chapter selanjutnya .😊

the boys and tree Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang