Bagian 4 : Hutan Ilusi

72 18 0
                                    

contoh : ilmu arah pedangjadi pedang yang berputar itu adalah jumblah arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

contoh : ilmu arah pedang
jadi pedang yang berputar itu adalah jumblah arahnya. jika sembilan arah berati ada sembilan pedang.

cr : acient love peotri

happy reading


Dohoon membuka matanya. Memegang gagang pedangnya dengan kuat. Waspada terhadap serangan yang mungkin dapat muncul tiba-tiba. Disebelahnya, Youngjae dan tiga anggota kelompoknya mengekori arah berjalannya Dohoon. Dimana sekarang, Dohoon lah yang menjadi pemimpin mereka.

Diantara mereka berlima, Youngjae adalah penyerang jarak jauh, sehingga dia harus berada paling belakang. Meski memiliki pedang agung yang sekelas Dohoon, tapi dia lebih memilih mendalami ilmu memanahnya, hingga di kondisi seperti ini dia lebih memilih memegang busur agung dibanding pedangnya.

“Kita harus waspada, dihutan ini penuh dengan jebakan.”

Youngjae dan yang lainnya mengangguk. Hutan ini sangat berbahaya. Para pemimpin sekte awalnya tidak yakin untuk menjadikan ini sebagai salah satu ujian kultivasi yin yang. Tapi siapa yang berani menolak argumen dari Yuan Fei?

“Sebenarnya seberapa besar hutan ini?” Youngjae memandangi sekelilingnya, sejauh matanya memandang hanya penuh dengan pepohonan yang rindang, serta gunung-gunung yang menjulang tinggi.

“Sulit untuk diprediksi, tapi sepertinya sangat besar.” Dohoon menjawab.

Semua peserta ujian masuk secara bersamaan ke dalam hutan ilusi. Dengan jumblah yang sangat banyak, seharusnya mereka akan bertemu jika hutan ini kecil. Namun, tanda-tanda keberadaan peserta lain pun tidak terlihat, artinya hutan ini memang benar-benar besar, kan?

Youngjae pun berpikir demikian, jadi dia menghela nafas dan berkata, “Jadi nama hutan ilusi bukan karena hutan ini terbuat dari ilusi, melainkan hutan ini terlalu luas dan dapat membuat kita kebingungan arah.”

Dohoon menyetujui dalam diam ucapan Youngjae. Hutan ini bukan semena-mena disebut hutan ilusi karena terbuat dari ilusi. Tapi lihatlah bagaimana besar dan luasnya tempat ini, saat kalian menoleh kesamping kiri dan kanan, hanya akan ada pohon dengan wujud yang kembar satu dengan lainnya. Gunung-gunung yang tampak berputar-putar, seolah membuat kita kebingungan dan berada dalam ilusi.

Menjadikan tempat seperti ini sebagai tempat ujian adalah sebuah hal gila.

KREKK!!!
AUUUUU!!!

Dengan gerakan yang lebih cepat dari cahaya, kelompok Dohoon langsung menghunus pedang kearah asal suara. Itu mungkin saja salah satu monster ratusan tahun yang harus mereka kalahkan.

Tanah yang mereka pijak terasa bergetar. Aroma amis darah mengudara. Menyengat hingga mereka kesusahan bernafas. Youngjae kemudian memilih terbang. Menyadari keterbatasan mereka dalam melihat dikegelapan.

Dan tepat saat itu, Youngjae dapat melihat, dimana tak jauh darinya, Seekor serigala seukuran sepuluh tubuh manusia sedang berjalan dengan perlahan kearah kelompok mereka.

“Kakak, bersiaplah, ada monster serigala yang mendekat kearah kita.”

Dohoon mengangguk paham, ia lalu menerbangkan pedangnya ke udara. Menduplikat pedang tersebut menjadi lima pedang yang berbeda. Lalu mulai mengitari tubuhnya.

Jurus pedang lima arah.

Anggota kelompok yang ada dibelakangnya melakukan hal yang sama. Bedanya, mereka baru mencapai tiga arah untuk ilmu pedang mereka. Sehingga jelas, mereka membutuhkan bantuan Dohoon untuk dapat lolos.

“Apa dia membawa plakatnya?” Dohoon menatap kearah Youngjae yang ada di udara.

Youngjae langsung memperhatikan monster itu. “Kita tidak bisa melihatnya, sepertinya kita harus membunuhnya dulu.”

“Kalau begitu, ayo kita mulai.”

Sesuai arahan dari Dohoon. Youngjae langsung menarik tali busurnya menciptakan sebuah cahaya yang kemudian berubah menjadi anak panah. Dia membidik kearah kepala dari monster itu, dan ketika dia melesatkan anak panahnya, anak panah itu langsung bergerak dengan kecepatan tinggi dan mengenai kepala monster itu.

Lolongan panjang yang terdengar membuat Youngjae tersenyum puas, itu artinya anak panahnya mengenai sasaran dengan sempurna.

Namun diluar yang diharapkan, lolongan monster itu mengeluarkan energi yang cukup besar sehingga Youngjae terpental jatuh ketanah dan langsung memuntahkan darah segar.

“Youngjae.” Dohoon hendak menghampiri adiknya, namun Youngjae lebih dulu menghentikannya.

“Aku tidak apa-apa, tetaplah diformasi itu kakak, jangan lengah,” ucapnya susah payah. Dia berusaha bangun, lantas kembali terbang ke udara, memantau monster itu lagi.

“Bersiaplah dia akan berlari.” Youngjae memperingati.

Dan tepat setelah itu, tanah bergetar semakin hebat, sunguh ajaib saat kepala monster itu sudah terluka namun tetap memiliki tenaga sekuat ini. Ini bukanlah monster biasa.

Youngjae kembali menarik tali busurnya dan melepaskan beberapa anak panah. Setidaknya untuk melukai monster itu, sehingga Dohoon dapat menang dengan mudah.

Melihat monster yang sudah dekat, Dohoon langsung memutar pedangnya, dan melesatkan lima pedangnya kearah monster itu.

Dan dengan sekejap, lima pedangnya telah menancap pada tubuh monster itu. Dohoon lalu melakukan teleportasi kearah pedangnya, mencabut lima pedangnya pada tubuh monster itu, lantas kembali menyerangnya.

Youngjae yang melihat peperangan itu terus berusaha membantu dengan memberikan serangan anak panah yang tak ada habisnya. Begitu pula dengan anggota kelompoknya. Ikut memberikan serangan demi serangan dengan pedang mereka. Melukai beberapa bagian ditubuh monster itu.

Namun tampaknya monster itu terlalu kuat, satu persatu anggota kelompok Dohoon terkena cakaran serigala tersebut. Hal itu membuat kekuatan dari kelompok Dohoon melemah.

Dohoon tak pernah berhenti untuk menebas menggunakan lima pedangnya, namun hal itu tetap kurang untuk mengalahkan monster tersebut. Hingga ia terkena pukulan dari ekor monster serigala itu dan terpental cukup jauh.

“Monster ini terlalu kuat.” Youngjae memperingati, dia menembakkan panah kearah atas, membentuk sebuah formasi pengunci monster lalu menjatuhkannya tepat ditubuh monster itu.

Namun dengan hanya sebuah lolongan, formasi itu hancur, dan apesnya Youngjae kembali terpental, namun kini tampak lebih parah dari yang sebelumnya.

Dohoon tidak pantang menyerah, dia kembali mengeluarkan ilmu pedang lima arahnya, lalu mulai mengarahkan satu persatu pedang kearah monster serigala tersebut.

Youngjae menatap kearah anggota kelompoknya yang telah terluka sangat parah, hanya tersisa dia dan Dohoon. Jadi, dengan segera ia kembali terbang ke udara, memantau sekali lagi.

Dan dia menyadari sesuatu.

“Dia mengumpulkan energi dari lolongannya, buat mulutnya terluka, maka kita bisa mengelahkan serigala ini.”

Dohoon mengangguk, lalu mengubah serangan lima pedangnya kearah mulut monster itu. Diserang dengan terus menerus dititik lemahnya tentu membuat monster itu kewalahan, apalagi dengan anak panah Youngjae yang terus menganggunya.

Ia beberapa kali melolong, meski nerginya tak sebesar yang sebelumnya, namun tetap dapat melukai Dohoon dan Youngjae.

Tak lama, energi dari monster itu berkurang cukup drastis, Dohoon yang tak mau menyianyiakan kesempatan ini lalu mengarahkan pedang lima arahnya tepat kejantung monster itu.

Dan setelahnya, lolongan yang cukup dasyat tercipta, bersamaan dengan tubuh monster itu yang mulai menyatu dengan udara, dan menyisakan plakat tanda keberhasilan.

Dohoon menyatukan kembali pedang lima arahnya menjadi satu. Lalu berlutut dengan satu kaki sambil memegangi dadanya. Lolongan serigala itu berhasil membuatnya terluka, ditambah ia beberapa iali terkena pukulan ekor monster serigala itu, beruntung ia dapat menghindari cakaran, sehingga lukanya tak begitu serius.

Sementara itu, Youngjae langsung terjatuh dari udara. Berlutut dengan kedua kakinya sambil memegangi lengannya. Dia telah memuntahkan darah beberapa kali. Kepala dan tangannya terluka karena benturan. Ditambah dengan energinya yang terkuras habis setelah melesatkan anak panah dengan jumblah yang tak sedikit.

“Kita berhasil.”  Ucapnya bangga.

Dohoon tersenyum, berusaha bangkit, dia menatap kearah sekelilingnya. Teman-temannya terluka sangat parah karena cakaran serigala itu, bahkan beberapa diantara mereka tak sadarkan diri.

“Apa kau memikirkan hal yang sama?” Youngjae tiba-tiba bertanya.

“Tentang?”

“Hanzhen.”

Dohoon langsung menunduk, energinya telah terkuras habis, sangat tidak mungkin dia akan mencari keberadaan Hanzhen di hutan seluas itu dengan energinya yang sekarang. Ditambah melihat teman-temannya yang terbaring tak berdaya dan segera butuh pengobatan.

“Mereka yang terbaring saat ini bahkan memiliki tingkatan arah pedang yang lebih tinggi dari Hanzhen.” Dohoon mengucapkannya dengan lesu. “Bagaimana nasib Hanzhen sekarang?”

“Untuk mengetahuinya, kita hanya bisa kembali ke aula dan melihat cermin ilusi, kita tidak mungkin akan mencarinya disini.”

Dohoon mengangguk paham. Dia lalu mengangkat plakat keberhasilannya keudara, lalu plakat itu segera menarik jiwa Dohoon dan anggotanya kembali ke aula.

Hanzhen, dimanapun kau, ku harap kau akan baik-baik saja.

last empathy : dojin (dohoon x hanjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang