horny

3.3K 10 0
                                    

"Aku rasa ga perlu ke rumah sakit, Rissa. Aku mau istirahat di rumah aja." Adaline menolak saran Clarissa untuk pergi ke rumah sakit.

"Are you sure?" Clarissa mencoba menyakinkan.

"Ya, aku yakin," jawab Adaline.

Clarissa menghela napas.

"Baiklah, aku antar."

Adaline mengangguk, menerima tawaran Clarissa.

---

"Aline, apa kamu tau?" Clarissa membuka obrolan.

"Apa?" tanya Adaline.

"Tiga bulan lagi aku akan menikah dengan Alex, aku sangat bahagia dan tidak sabar!" Clarissa tersenyum bahagia.

"Bukannya Alex baru saja melamarmu, apa tidak terlalu cepat untuk memutuskan melangsungkan pernikahan?" tanya Adaline, memastikan.

"Tidak. Kami berdua sudah sangat yakin, dan juga sudah membicarakannya pada kedua pihak keluarga," ungkap Clarissa.

"Aku turut bahagia mendengarnya, Rissa. Aku tidak sabar untuk menjadi bridesmaid di pernikahan mu nanti." Adaline bersorak gembira.

"Ya, tentu saja! Acara pernikahanku pasti akan seru dan fantastis karena didatangi seorang artis papan atas sepertimu." Clarissa tersenyum bangga.

"Itu artinya kamu harus bersyukur karena berteman denganku, haha!" gurau Adaline.

"Ya. Aku sangat bersyukur. Aku juga berharap kamu akan segera mendapatkan pasangan yang baik lalu menikah."

Adaline tersenyum getir.

Entahlah, dia tidak yakin apakah bisa membangun hal seindah itu.

"Aku harap begitu," balas Adaline seadanya.

---

"Terimakasih sudah mengantarku, Rissa. Hati-hati di jalan," ucap Adeline yang dibalas anggukan oleh Clarissa.

Adaline memasuki Apartemennya.

"Kamu mau kemana, Gisella?" tanya Adaline ketika melihat Gisella berpakaian rapi, hendak pergi.

"Hangout sama teman kak, aku mau menginap nanti."

"Perempuan atau laki-laki?" tanya Adaline, lagi.

"Perempuan. Aku pergi dulu ya, kak. See you!" Gisella mencium pipi Adaline.

Adaline menghela napas.

Ia memutuskan untuk membaca novel dewasa di kamarnya.

Setiap adegan dewasa di novel tersebut membuat Adaline bergidik, horny.

"Uh shit! I need someone." Adaline menggeliat.

Ia memilih kontak yang akan dihubungi, untuk memuaskannya.

Ia memilih Rafael, dengan cepat menulis pesan pada kontak yang dipilih.

"Come to my apartment, my body needs you right now!" tulisnya.

Tak berselang lama, Rafael datang.

Adaline membuka pintu, lalu dengan terburu-buru menutupnya kembali.

"Welcome, honey." Adaline mengalungkan tangannya pada laher Rafael.

"Are you horny, hm?" Rafael membelai paha Adaline.

Adaline sekarang menggunakan lingerie merah yang terlihat sangat seksi dan kontras dengan kulit putihnya.

"Ya. Puaskan aku, Rafael," bisik Adaline.

Pelacur MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang