Hari-hari Adaline sangat padat dan sibuk. Banyak kegiatan yang harus dia lakukan.
Mulai dari syuting, modelling, and persiapan launching produk parfumnya.
Tapi dia tak mengeluh karena uang yang berlimpah sedang menantinya.
Ketika karir, dan finansialnya stabil maka dia tidak perlu lagi menawarkan tubuhnya sebagai bayaran.
"Ketenaran Rafael sangat membantu dalam kesuksesan launching, bagaimana caramu bisa menjadikannya sebagai 'wajah' Adaline's parfum?" tanya Clarissa penasaran.
Rafael terkenal sulit untuk diendors karena dia memang seterkenal itu.
"Tentunya dengan otak."
Dan tubuh
"Kamu memang cerdas, Aline. Jam 12 siang nanti kamu harus pergi ke Xerany Corp untuk menandatangani kontrak sebagai brand ambassador." Clarissa mengingatkan.
"Ya, Rissa. Aku tak akan lupa jika menyangkut uang." Adaline terkekeh.
"Hanya uang saja yang ada di pikiranmu," gerutu Clarissa.
"Bagaimana aku bisa membayarmu jika tak punya uang?"
"Come on, Rissa. Kita butuh uang untuk tetap hidup. Realistis saja."
Bukankah memang begitu?
"Ya, kamu benar." Clarissa menyerah, tak ingin berdebat.
"Jangan lupa jemput Gisella nanti," ucap Adaline.
"Ya, aku akan menjemputnya di sekolah. Apa kamu tidak keberatan untuk berangkat sendirian ke perusahaan?"
"Tidak. Nanti aku naik taksi. Keselamatan adikku lebih utama."
Adaline menekankannya kembali."Aku tahu kamu sangat menyayangi adikmu, tapi ingat untuk mencintai dirimu sendiri diatas apapun itu," nasihat Clarissa.
Adaline tersenyum.
Clarissa sudah seperti saudara baginya, dia begitu dewasa dan seringkali membantunya diluar jobdesk seharusnya.
"Baiklah, Clarissa sayang. Aku akan pergi terlebih dahulu supaya bisa datang tepat waktu," pamit Adaline.
Clarissa mengangguk.
"Ya, harusnya begitu. CEO Xerany Corp sangat membenci orang yang tidak tepat waktu, meski hanya terlambat satu detik," ujar Clarissa.
Adaline pun langsung pergi setelah berpamitan dengan Clarissa.
---
Adaline masih menunggu CEO Xerany Corp selesai meeting.
Dia datang 10 menit lebih awal dari jam seharusnya.
Dia membaca koran yang terletak disana untuk mengisi waktunya.
Pintu ruangan terbuka, menampilkan sosok Leon (CEO Xerany Corp) yang gagah dan tampan.
"Sudah menunggu lama, Adaline?" Leon membuka obrolan.
"Belum terlalu lama," jawab Adaline.
Leon mengangguk dan segera memberi surat kontrak kerjasama pada Adaline.
"Silahkan dibaca terlebih dahulu," titah Leon.
"Baik."
Adaline membacanya dengan saksama.
"Apa ada poin yang tidak kau setujui?" tanya Leon.
"Tidak, saya menyetujui setiap poinnya, jadi lusa saya mulai pemotretannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelacur Merah
Romance{Follow/ikuti penulis dulu sebelum baca!} 21+⚠️ Adaline Margarrete, seorang selebriti yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisinya menjadi artis papan atas. Gairah fantasi membuatnya berani menjerat konglomerat untuk menunjang karirnya. "Y...