"hayes" panggilku, Hayes membalasku dengan bergumam. "kau pulang duluan saja ya" ucapku, "why?" tanyanya mulai menatapku, "i've to meet someone" jawabku, "hah?! Setelah kau menyelingkuhi aku dengan kakakku, sekarang kau mau menyelingkuhi kakakku dan bertemu pria lain, teganya dirimu Sam?!" Hayes berteriak histeris, aku memutar mataku kesembarang arah. "Ya aku akan berselingkuh, jangan kacaukan, oke?" Ucapku ikut-ikutan mendrama. "Kau jahat, kau kan tau aku hanya khusus hari ini menaiki sepeda hanya karena dirimu yang memintanya minggu lalu" ucapnya berpura-pura mengelap air matanya. "bae jangan nangis bae" ucapku mulai menampangkan wajah sedih palsuku. "Don't bae me" ucapnya membuang muka. Aku langsung memasang wajah cemberutku, I don't like when that blue eyes forbid me something. Seriously, i really meant it.
Saat Hayes sadar "I'm sorry bae, smooch smooch" ucapnya menangkup wajahku dengan kedua telapak tangannya. Aku langsung tertawa melihat wajahnya yang seperti memberikanku ciuman.
"Aku harus pergi" ucapku, "baiklah akan ku antar kau dulu sebelum aku pulang"
****
Aku sedang menunggu Christian di mall lantai dua ini. Aku bersender ketiang pembatas.menggonta-ganti lagu yang ada di ipod ku. Sampai akhirnya aku mendapati ponselku tepat didepan mataku. Aku tersenyum. Aku mengadah keatas "oh my god!" pekikku kaget, dan secara tak sengaja malah menjatuhkan ipod ku yang untungnya masih tersambung dengan earphone ku jadi membuat ipod ku hanya menggantung tidak sampai terbentur dengan lantai.
Orang itu hanya tertawa pelan melihat kejadian barusan, buru-buru aku langsung menggulung earphonenya keipodku dan mengantunginya. "You shocked me dude". "I'm sorry" ucapnya tersenyum. Untuk beberapa saat hanya ada keheningan.
"I'm- I didn't expect this"
"Christian can't make it, so here I am" jawabnya. "I can't always meet you, you know?" Ucapku, "why?" Tanyanya. "cuz as belieber I always want to say.." Aku memutuskan ucapan ku dan langsung memeluknya, "I love you so so so much Justin" Justin tertawa melihat kelakuan memalukanku. Aku melepaskan pelukanku. "But, as a normal teenagers, give my phone back" aku melebarkan tanganku meminta ponselku kembali. Bukannya ponselku yang kuterima, tapi malah tangannya sendiri yang ada ditanganku, menggenggam tanganku. Aku tersenyum bingung, oh ya Tuhan aku yakin this is my weirdest smile.
"But first lets we go to eat, kau tidak tegakan melihat idolamu ini kelaparan" ucapnya mendekatkan wajahnya. Dengan sengaja aku mendorong wajahnya menjauh. "Makan gapake modus". Dia hanya menanggapi dengan tawaan.
****
"Sam! Kamu masuk tv!" Teriak mama dari bawah. Aku yang sedang berada dikamar langsung keluar menghampiri mama. Aku mendapati diriku dilayar televisi, tidak sendiri, tapi bersama dengan Hayes sewaktu pulang sekolah dimana Hayes menangkup wajahku. Tidak sampai disitu sekarang berganti dengan fotoku dan Justin.
"Sam Rivera perempuan yang akhir-akhir ini populer dikalangan remaja karna karirnya yang menjadi pembawa acara dan sahabat baik dari para old Magcon itu, siang ini terlihat bermesraan bersama mantannya Hayes Grier, apakah mereka kembali bersama? But , hold that thought. Cuz' this girl baru saja menghabiskan sorenya dengan a pop star Justin Bieber yang diakuinya sebagai Idolanya, mereka bahkan tertangkap bergandengan tangan sepanjang perjalanan mereka, jadi siapa yang sebenarnya kau kencani Sam? Justin or Hayes?"
"Justin apa Hayes, Sam?" Tanya mama tiba-tiba. "Lasagna aja mah" jawabku ganyambung. Ya Tuhan ini pertama kalinya aku diberitakan seperti ini.
Tiba-tiba bunyi bell rumah terdengar, aku langsung berjalan kedepan pintu. Saat aku membuka pintu, yang aku dapatkan adalah laki-laki 17 tahun yang tadi bolos sekolah. Aku menatapnya tajam menyipitkan mataku seolah-olah berkata apa-yang-kau-lakukan-disini?. Bukannya membalas tatapan ku yang tajam dia malah menggendongku seperti yang dilakukan pengantin baru dan membawaku masuk kerumah. "Pengantin baru memasuki rumah!!" Teriak Nash. Aku menarik kupingnya keras dia mengaduh tapi tetap tidak menurunkanku.
"Wah mau first night ya" ledek papa tiba-tiba muncul dari dalam kamar, aku langsung melotot mendengar ucapan papa. "Iya paman, boleh?" Aku balik melotot kepada Nash mendengar jawabannya. "Boleh tapi harus didepan paman" jawab papa. "Apa sih pa!" Protesku, "siap paman" Nash lalu menjatuhkanku diatas sofa dan langsung menibanku, "Aaa!!" Aku berteriak dan langsung mendorong Nash, dan dia jatuh dengan sukses mencium lantai. "Tolong ada penjahat kelamin ma!!" Teriakku berlari kearah dapur tempat dimana mama sedang memasak. Aku langsung memeluk mama. Dengan berakting menangis, "Nash menodaiku ma, dia jahat, dan papa sudah gila, tolong bawa aku ke Hawaii ma agar aku bisa berenang dengan lumba-lumba" cerocosku tidak jelas.
"Jangan mengada-ngada Sam, kamu bahkan tidak bisa berenang" balas mama tidak sesuai seperti harapanku. "Tuh denger! Kalo ga bisa berenang ya gabisa aja Sam, jangan muluk muluk" ledek Nash diselingi tawanya. "Aku merasakan diriku tidak diinginkan dirumah ini" ucapku bercanda dengan gaya mendramatisir. "Sudah-sudah lebih baik kau cepat makan" ucap mama. Mendengar kata makan, aku yang tadinya mengesot-ngesot dilantai ke pojokan langsung berdiri tegak berlari kemeja makan.
**
Setelah mengambil makan aku membawanya kekamarku, dan tentu saja Nash ikut makan bersamaku. Nash sambil membuka laptopku, aku menyuapinya sesendok penuh makanan, dengan lapar Nash melahapnya dengan senang hati.
"Ini apa-apaan??" Ucap Nash dengan mulut penuh menunjuk layar laptop.
"Apanya yang apa-apaan?" Tanyaku lalu melihat kelayar laptopku. Ternyata Nash sedang membuka twitterku, dia sedang menunjuk salah satu tweet dimana salah satu fanbase Justin mempost foto dimana Justin dan aku di mall tadi, 'Justin with Sam today, they are meant to be a siblings'. "Kenapa kau bermesraan dengan dia?" ucap Nash, "kenapa aku dibilang cocok jadi saudari nya? Aku ini istrinya." komplin ku. "Kau itu milikku" protes Nash, "aku milik Justin seorang" kekeh ku. Sekejap, Nash menatapku sinis dan langsung merebut piring ditanganku dengan kasar lalu menyuapi dirinya sendiri dengan kasar.
"Baperr woo" ledekku, dia memutar bola matanya seakan tak peduli. Aku hanya memandang lurus kemanik matanya, sesekali Nash melirik lalu langsung melihat kearah lain. Sampai akhirnya dia selesai makan. "Udah selesai, suami?" tanya gua. Dia menatap ku sinis, aku mulai memainkan alisku meledeknya. "Oh astaga Sam kau sangat menyebalkan, bisakah sekali saja kau tidak berbuat konyol?!" Nash berucap frustasi.
Aku mencondongkan badanku, dan mensejajarkan wajahku dan wajah Nash, "diam" bisikku, aku mendorong diriku sendiri lebih maju, saat hidung kami bersentuhan Nash langsung menutup matanya. Oh astaga aku senang membuat dia kepdan . kesenangan sendiri untukku. Aku menunggu saat yg tepat sampai..
"FUCKK SAM!! DADA KU!!"
~~~~~~~~~

KAMU SEDANG MEMBACA
MC (Master of Ceremony)
Fanfictionshe's fifteen years old. dia memulai karirnya mulai dari hal biasa, menjadi host diacara-acara kecil. lalu menjadi bintang iklan berbagai produk. sampai akhirnya menjadi host terkenal yang mendatangi berbagai acara bergengsi. . . . "can't you just b...