"Ini atau ini?" Tanyaku keluar dari wardrobeku sambil memegang gantungan baju dimasing-masing tanganku. "What do u thing better?" Tanyaku lagi sambil memegang bajuku bergantian di depan tubuhku. Saat Nash membuka mulutnya ingin menjawabnya. "Atau.." Kataku berlari lagi kedalam wardrobeku dan mengambil dua dress lalu kembali kedepan Nash dan melakukan hal yang sama.
"You want to meet Justin, Sam. Not obama's" kata Nash memutar matanya, "i just don't want look ugly in front of him, Nash" balasku lalu ikut duduk dikasur tepat disebelahnya. Aku menyenderkan kepalaku dibahunya, "i don't know what I have to wear" kataku putus asa.
Mendadak Nash bangun, aku yang posisinya bersender pada bahunya langsung jatuh kekasur. Aku seperti bocah kehilangan mamanya. Aku melihat Nash jalan kearah wardrobe ku, dia mengambil sesuatu dan berbalik kearahku. "Ini pakaian favoritmu kan? Pakai ini" ucap Nash lalu menyodorkan kaos berlengan panjang bergaris-garis ungu muda dan tua, dan shortpants hitam. Ya Nash benar ini pakaian favoritku. "Lalu.." Aku mengibas-ngibaskan kakiku. "Pakai saja sandalmu yang ada tali-talinya itu, itu sudah sempurna" aku tertawa mendengar dia menyebutkan sandalmu yang ada tali-talinya. "Baiklah, sudah sana kau keluar dibawah saja" usirku, dia mengerutkan hidungnya, lalu berjalan keluar, saat dia baru saja menutup pintunya aku memanggilnya, "Nash!" Dengan cepat pintu kamarku langsung terbuka dan munculah kepala Nash, "thank you, muach" kataku memberi tampang menciumnya. "Muachmuach" balasnya dan langsung keluar. Aku menggelengkan kepalaku pelan, dia memang gila. Atau, kita memang gila? Haha.
Setelah memakai apa yang Nash berikan kepadaku, aku mengambil ponselku, dan uang beberapa lembar dolar dari dompetku. Lalu keluar turun kebawah. Dibawah aku mengahampiri Nash didapur, dia sedang berpangku tangan memperhatikan mamaku yang sedang memasak.
Aku mendatangi mama ku dan mencium pipi kirinya, "mam, sudah berapa kali kubilang bila ada Nash dirumah kau jangan keluar kamar, ini bahaya bagi mama, lihatlah Nash, dia seperti akan menculikmu sekarang juga" ucapku, hey aku tidak bercanda, Nash menaksir mama ku sejak kelas 3 sekolah dasar. Dia memang gila. "Mama tak akan menyalahkan Nash, mamamu ini memang sangat mempesona Sam, kau harus akui itu" balas mama, oh yatuhan, mamaku kumat. "Ya mama benar, tapi aku tetap lebih mempesona darimu mam, aku pergi dulu ya, bye" pamitku lalu menarik Nash dengan paksa yang masih asik memperhatikan mama. "Oh god, come on Nash" aku menariknya lebih memaksa, dan akhirnya aku berhasil. Sebelum aku keluar pintu aku mendengar mama mengatakan 'berhati-hatilah dijalan' dan aku mengiyakannya.
"jauh tidak?" tanyaku saat keluar dari halaman rumahku. Kita berjalan bersama-sama kearah kiri, aku menggandeng lengannya. "lumayan lah, mobil masih di bengkel, want take a cab?" jawab Nash. "kau yang bayar, kan?" tanyaku atau itu lebih melenceng ke pernyataan?. "ya memang selalu aku kan?" ucap Nash memutar arah bola matanya sembarangan. "yayaya aku sudah tahu warna bola matamu itu biru, tidak usah pamer" kataku menatapnya malas, kenapa aku malas? Karna aku selalu mengagumi mata yang indah, dan mata Nash. Dan hal itu yang membuatku malas.
"aku titip ini" ucapku dan langsung memasukan ponselku kekantong celananya. Aku memang tidak terlalu suka memegang ponsel saat diluar rumah, kalau tidak untuk hal penting atau meng-update sesuatu. "kebiasaan" ucapnya mengacak-ngacak rambutku. Sehabis itu baru kita menaiki taksi.
*****
"ayolah" Nash terus-terusan menarikku. Dan aku menarik diriku sendiri kearah sebaliknya. "aku tidak bisa Nash, aku gugup, aku mau pulang" rengekku. "yampun Sam ayolah, kau bisa menghadapi seribu penonton tapi gugup menghadapi satu pria? Yang benar saja" Nash terus-terusan menarikku, tangannya melingkar dipinggangku dan menarikku. Sedangkan tanganku memeluk tiang dengan erat. "oh ayolah, lepaskan tiang sialan itu, tiang itu mulai membuatku cemburu" aku tetap tidak melepaskan tiang ini, for now aku sangat sayang pada tiang ini dari pada kasurku dirumah. "baiklah aku akan memanggil Justin kesini kalau begitu" mendengarnya berbicara seperti itu membuat ku langsung melepaskan tiang kesayanganku ini. Nash yang posisinya masih menarikku, memperburuk keadaan karna malah membuat ku jatuh menibannya. Kita berdua memekik keras.

KAMU SEDANG MEMBACA
MC (Master of Ceremony)
Fanfictionshe's fifteen years old. dia memulai karirnya mulai dari hal biasa, menjadi host diacara-acara kecil. lalu menjadi bintang iklan berbagai produk. sampai akhirnya menjadi host terkenal yang mendatangi berbagai acara bergengsi. . . . "can't you just b...