Bab 07

175 36 13
                                    

"Ya mana mungkin? Hei, bicaramu dijaga bisa tidak!" Seungwan berbicara dengan nada tak enak. Dia membengis, merasa tertekan dengan kalimat lawan bicaranya saat ini.

"Andai sejak dulu kau ini menerima ku, pasti drama rumah tangga yang memusingkan ini tidak akan pernah terjadi padamu Seungwan.." ujar Sehun dengan menyesap latte cofe pesanannya kali ini.

"Kau ini selalu ya, sok ketampanan, songong dan percaya diri sekali! Menyebalkan mempunyai teman seperti mu" giliran Seungwan menohok kan sifat yang ada pada diri seorang Oh Sehun.

Sehun berdehem, lantas menatap wajah Seungwan yang entah kenapa bertambah cantik sejak mereka terakhir bertemu enam bulan yang lalu "Aku hanya tak percaya saja, modelan seperti Seulgi bisa merayu suami mu.."

"Buktinya bisa kan? Hanya dengan menyerahkan selangkangan dan mendesah-desah ah.. ah.. ah.. di atas kasur. Mana ada pria yang menolak.." agaknya, ucapan Seungwan sedikit frontal karena beberapa pengunjung cafe secara spontan menoleh kepadanya saat dia berujar demikian. Sehun yang juga menjadi pusat perhatian akhirnya memilih menundukkan kepala dengan membenarkan letak topinya.

"Mulutmu astaga.. Wanita ini ya.." pasrah Sehun dengan menunduk dalam.

"Biarin, ya tapi emang bener kan?"

"Iya.. iya.. janda tapi perawan.." tekan Sehun dengan tersenyum menggoda tanpa sadar. Seungwan yang dikatai demikian langsung melotot penuh emosi, dan spontan mengambil tas miliknya untuk dia lemparkan pada pria sok kecakepan ini.

"Arghh.. Sakit tau.."

"Siapa suruh kau mengatai ku, rasakan ya!"

"Fakta nya begitu Seungwan.." ujar Sehun dengan memeletkan lidahnya guna mengejek wanita di depannya ini.

"Dasar!"

****

Seungwan mulai melipat kulit pangsit yang sudah dia isi dengan isian ayam. Dia baru mencoba membuat pangsit ini untuk pertama kali, mungkin jika nanti sudah matang, dia akan membagikan kepada beberapa tetangga di apartemen dan juga Sehun untuk mencicipi nya. Apakah menu ini layak dijual atau tidak?

Dia sudah bergelut di area dapur sejak dua jam yang lalu, mencoba beberapa resep yang akan dirinya jual di restoran kecil miliknya. Hampir 80% tempat sewa yang dia pilih sedang dalam tahap renovasi. Inginnya Seungwan, dia mengambil tema alam, dengan sentuhan musim semi dan gugur. Semoga setelah selesai, restoran impiannya terwujud sesuai apa yang di angankan oleh Seungwan. Jika kalian ingin tau dari mana Seungwan mendapatkan dana untuk menyewa dan merenovasi calon restoran miliknya? Tentu saja uang hasil Seungwan mengutil dari buku tabungan setan itu. Batinnya tertawa.

Dengan segera Seungwan memasukkan beberapa pangsit yang sudah siap untuk dikukus ke dalam panci. Tanpa sadar, dia teringat oleh Taehyung, suami setannya itu. Suami atau mantan suami? Entahlah.

Apakah pria itu makan dengan baik disana? Mengingat Seulgi wanita karir yang gila kerja, mana mungkin wanita itu mau capek memasak di dalam dapur? Ah ngapain juga dipikir, mati kelaparan pun Seungwan tak peduli, batinnya. Dia segera sadar saat penghinaan, kebohongan, dan juga pengkhianatan Taehyung lebih besar dari rasa khawatir nya.

Baru saja ingin mencuci beberapa bekas wadah kotor akibat aktivitas nya tadi, bel apartemen nya berbunyi beberapa kali "Siapa ya?" gumam Seungwan dengan melepas apron yang melekat pada tubuhnya.

Bel itu terus berbunyi berdenting tak sabaran.

Seungwan tak percaya sama sekali setelah membuka pintu apartemen nya. Menatap pada manusia yang berani sekali muncul disaat Seungwan ingin segera melupakan semua hal tentangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang