اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ♡
Jangan lupa vote sama komentarnya yaa!
Happy reading
***
Suasana sekolah sudah sepi dan hanya tersisa mahasiswa magang dan anggota OSIS. Acara hari ini telah selesai dan panitia laki-laki sedang membereskan lapangan. Sedangkan OSIS putri membungkus hadiah untuk pemenang lomba. Untuk paduan suara, mereka sedang berlatih di salah satu ruang kelas. Hari ini benar-benar melelahkan kepalaku sampai tak henti berdenyut.
"Minum dulu, Kak," ujar Oliv sambil menyerahkan segelas air mineral padaku.
"Makasih." Aku menerimanya dengan senang hati.
Aku masih diam memperhatikan mereka yang sibuk menata hadiah. Tenagaku sudah terkuras dan tak sanggup lagi untuk bergerak. Aku berharap ada yang menyadari jika aku sudah benar-benar lelah dan ingin pulang.
"Pucet amat tuh muka. Sakit ya?" celetuk Farhan.
"Enggak, biasa aja ah," jawabku bohong.
Mendengar ucapan Farhan, Nadia langsung melirik. "Kamu sakit, Ja?"
Aku menggeleng lagi. Meskipun ingin sekali berkata iya, tapi aku tak enak jika harus pulang duluan.
"Ja, kalau sakit pulang aja. Daripada nanti gak bisa ikut upacara," sahut Indah.
"Denger tuh, kalau di bilangin jangan ngeyel!" oceh Farhan lagi. "Ayo aku anterin pulang,"
"Tuh, mumpung ada yang nganterin. Pulang aja, Ja. Gapapa kok. Ini mah gampang, masih ada yang bantuin ini," pungkas Nadia.
"Ya udah deh, aku pulang yaa." Dalam hati aku bersorak gembira. Akhirnya bisa rebahan juga.
"Iya, hati-hati pulangnya. Han, anterin sampe rumah loh. Jangan kamu apa-apain dia!" ancam Indah.
"Iye, iye ah. Kalian kira aku cowok apaan. Ayo buruan, Ja!" Farhan bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruang OSIS. Aku pun mengikutinya menuju ke parkiran.
Ketika berjalan melewati lapangan, aku merasa seperti ada yang memperhatikan. Aku tahu di lapangan banyak para cowok yang sedang bersih-bersih. Mataku juga mencari seseorang di antara banyaknya orang di lapangan.
Aku menangkap sosok yang sedang aku cari. Dia sedang mengumpulkan sampah-sampah dan memasukkannya ke dalam trash bag. Aku terus memperhatikannya hingga tanpa sengaja tatapan kami bertemu. Kemudian dia berjalan ke arahku.
"Kak Farhan sama Kak Senja mau kemana toh?" tanyanya.
"Senja sakit, mau aku anterin pulang," jawab Farhan datar.
"Kamu sendiri kenapa belum pulang?" Kini giliranku yang bertanya.
"Aku juga anggota OSIS kali," jawabnya dengan penuh percaya diri.
"Oh, ya udah. Kalo gitu semangat bersih-bersihnya,"
Harun tersenyum tipis. "Pasti semangat, kan udah di semangatin hehe."

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu (END)
Fiksi Remaja⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." - Harun Arrasyid - "Jika aku buk...