Di dalam ruang ICU, dokter dan beberapa perawat sedang berjuang untuk menyelamatkan keadaan Erina yang semakin kritis. Erina kehilangan banyak darah, selain itu denyut jantungnya juga melemah membuat para perawat dan suster itu segera memasangkan alat bantu oksigen untuk Erina.
"Siapkan mesin denyut jantung," ucap dokter kepada salah satu perawat.
"Siap dokter!"
Mereka segera mendekatkan alat kejut jantung pada dada Erina.
"200 joule!" perintah sang dokter kepada perawat yang bertugas untuk menekan tombol tekanan data tarik denyut jantung.
Dep!
Masih belum ada perubahan, jantung Erina masih sangat lemah.
"250 joule!"
Dep!
Lagi, hingga bagian di mana layar EKG menunjukkan garis yang bergelombang lebih banyak pertanda jantung Erina sudah mulai membaik.
Mereka kembali melanjutkan pemeriksaan pada Erina hingga satu-satunya jalan yang harus mereka ambil adalah membersihkan rahim Erina karena pendarahan Erina semakin deras dan itu sangat berbahaya untuk kandungannya.
Di luar Ashok sama sekali tidak duduk, ia terus menatap pada pintu ruang ICU berharap kalau dokter akan cepat keluar dari dalam ruangan itu dan memberi tau keadaan istrinya yang sudah membaik.
Jack berlarian di Koridor rumah sakit menuju ruang ICU tempat di mana nyonya di rawat.
"Tuan..." panggil Jack yang melihat tuannya itu hanya diam saja berdiri menatap ke arah pintu ruang ICU.
Ashok sama sekali tidak bergeming, ia membiarkan Jack mendekati dirinya.
"Tuan ini minum, anda lebih baik duduk dulu, kalau anda sampai seperti ini nyonya akan marah dengan anda." Jack berusaha menenangkan Ashok karena ia merasa kasihan melihat tuannya yang sangat kacau itu.
"Aku sangat kejam Jack, aku menyakitinya, aku sudah begitu jahat pada Erina..." Ashok terisak ia sama sekali tidak memiliki malu lagi kepada Jack, bahkan ia menangis untuk pertama kalinya di hadapan Jack. Ia salah, sangat salah karena sudah menyakiti Erina sampai istrinya berbaring di rumah sakit.
Jack tidak bisa berkata-kata lagi, ia merasa sesak melihat Ashok yang terlihat begitu rapuh, tapi ia juga tak bisa berbohong kalau saat ini Ashok memang sangat keterlaluan dengan Erina. Dan menurut Jack itu adalah hal yang pantas Ashok dapatkan setelah perlakuan Ashok.
"Aku tidak haus, aku akan menunggu Erina sampai bangun," tolak Ashok begitu Jack menyodorkan sebotol air mineral untuknya.
Ceklek.
Pintu ruangan ICU terbuka menampakkan seorang dokter dengan pakaian nya, membuat Ashok dengan cepat mendekat kepada dokter itu.
"Bagaimana keadaan istri saya dokter?" Tanya Ashok menatap penuh harap kepada dokter kepercayaan itu.
Dokter Yudha menghela nafas panjang, ia menatap Ashok dengan seksama sebelum menjelaskan keadaan istri dari Ashok yang begitu sangat kritis.
"Keadaan nyonya Erina sangat buruk ia kehabisan banyak darah, dan saat ini ia mengalami pendarahan hebat yang mana kita harus menjalani untuk pembersihan rahim nyonya Erina. Karena di dalam rahim nyonya Erina terdapat banyak gumpalan darah akibat ia yang kemarin mengandung dan saat ini janin yang ada di dalam rahim nyonya Erina sudah tidak bisa di selamatkan." Penjelasan dokter itu mampu membuat Ashok lemas.
Kakinya seolah berubah menjadi jelly dan seperti tidak tertampak pada lantai yang ia pijak saat ini.
"Ma-maksud dokter..." Ashok tidak dapat melanjut ucapannya saat ia merasakan tenggorokannya tercekat, bagaimana mungkin? Ia tidak salah dengarkan? Janin?
"Katakan dokter, apakah Erina hamil?" tanya Ashok dengan tatapan yang sudah berkaca air matanya tak henti menetes. Sangat sakit, bahkan rasanya untuk bernafas saja Ashok tidak sanggup.
"Iya, saat ini nyonya Erina memang mengandung tapi sekarang kandungannya sudah tidak ada lagi karena kelalaian anda sendiri."
Deg!
**********
Seperti biasa lengkap ada di Karyakarsa. Hello28 Jangan lupa mampir 🥰🥰🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed Mafia Love ( 21+)
RomanceHarap bijak ketika baca. Mengandung 21++ masih bocil menyingkir. Dosa tanggung sendiri. Erina Herley, seorang siswi SMA kelas 3 yang di paksa menikah dengan tuan Mafia kejam karena orang tuanya memiliki banyak hutang. Ia tidak pernah mendapatkan ka...