Hareez Malazi Kai
Tidak semua orang bisa memanggilnya Kai, nama panggilan itu hanya bisa digunakan oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya. Kai terbiasa ketika orang lain memanggilnya Hareez, dia juga tidak mempermasalahkan ketika orang lain mengeja namanya dengan kata 'Haris' namun ia tidak memahami mengapa Harshala kembali memanggilnya Hareez.
Kai masih mengingat dengan jelas bagaimana Harshala mulai memanggilnya Kai.
7 tahun yang lalu
"Ambil rapot sendiri lagi, Sha?" Kai menghampiri Harshala yang sedang diam di balkon depan kelas mereka, Harshala terlihat fokus memandang langit yang cerah
Harshala sontak memalingkan pandangannya menuju Kai yang terlihat senyum ke arahnya, "Iya, bareng lagi nih?"
Sejak kelas 1 SMA, Kai dan Harshala lebih sering mengambil rapotnya sendiri. Bahkan saat kini memasuki kelas 3 pun mereka tetap mengambil rapotnya sendiri. Kai, Harshala, dan beberapa teman mereka yang mengambil rapot sendiri harus menunggu hingga para orang tua murid pulang. Tentu saja waktunya cukup lama hingga sore hari.
Kai hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Harshala. Kini keduanya terdiam sambil memandangi langit, walaupun mereka dilanda keheningan namun mereka berdua sama sekali tidak merasa canggung. Mereka menikmati kebersamaan mereka dalam keheningan tersebut.
"Kamu pulangnya ada acara lagi gak, Sha?" Tidak lama, Kai memulai percakapan kembali dan memecahkan keheningan diantara mereka
"Gak ada, Reez. Kenapa?"
"Habis dari sini aku mau ke Read-y or Not. Ini klub buku tempat aku selama hampir 3 tahun, kebetulan hari ini mau bedah buku genre romance, kamu suka kan?" Kai menjelaskannya dengan penuh semangat, tipikal orang yang bersemangat ketika membicarakan hal yang disukaiTerlihat kerutan kecil di kening Harshala. "Kamu tahu dari mana?"
"Aldrin pernah cerita katanya dia beliin novel romance yang limited edition buat kamu" Balas Kai dengan polosnya, namun tidak lama dia pun langsung menepuk mulutnya dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu
"Eh maaf, aku tidak bermaksud menyinggung soal mantan kamu" Kai melanjutkan omongannya dan menunjukkan wajah yang terlihat merasa bersalah di depan HarshalaHubungan Harshala dan Aldrin memang telah usai sejak mereka akan memasuki kelas dua. Saat itu Kai masih mengingat bagaimana keresahan yang ditunjukkan sahabatnya— Aldrin— ketika menceritakan keretakan hubungannya dengan Harshala. Aldrin bahkan menginap di rumah Kai selama satu minggu dengan tujuan meminta Kai untuk menemani dirinya yang tengah galau.
"Tenang, Reez" Ucap Harshala sambil tertawa, kali ini tawanya cukup lama sehingga Kai bisa melihat betapa cantiknya Harshala dengan muka yang sedikit memerah karena tertawa
"Kayaknya seru tuh, aku ikut deh!" Lanjut Harshala dengan sisa tawanya yang masih terdengar☼☼☼
"Shala, kamu boleh lanjutin nangis tapi aku takut disangka buat kamu nangis sama orang-orang yang lewat" Ucap Kai sambil celingak-celinguk melihat sekitarnya, pasalnya kini Harshala melanjutkan tangisannya yang sebelumnya sudah berhenti. Mereka sedang berada di bangku yang tersedia di depan mini market, tentunya Harshala yang menangis cukup mengundang tanya para manusia yang hendak memasuki minimarket tersebut
Sambil sedikit sesenggukan Harshala menjawab, "Maaf, Reez. Aku juga gak tahu kalau aku bisa nangis kejer di luar rumah gini, tapi tadi ceritanya sedih banget gak sih?"
"Iya sedih" Balas Kai sedikit canggung, Kai bukan penggemar novel romance dan sepanjang bedah buku berlangsung, dia hanya bisa mendengarkan tanpa mendalami kesedihan yang dialami tokoh di novel tersebut
"Wah eskrimnya enak" Dengan mata yang masih sembab, Harshala tiba-tiba membicarakan eskrim yang kini tengah ia makan. Seolah-olah tangisan dia sebelumnya bukan apa-apa.
Kai hanya bisa terkekeh melihat tingkah Harshala, "Jadi gimana Read-y or Not?""Seru! Terima kasih ya udah ajak aku kesana dan bolehin aku gabung ke klub nya"
"Sama-sama, akhirnya aku gak sendiri lagi kalau kesana" Balas Kai sambil tersenyum
"Kamu tapi keliatannya akrab sama teman-teman di sana, Reez?""Kai" Ucap Kai tiba-tiba
Harshala mengernyitkan dahinya, "Hah, gimana?"
"Panggil Kai aja mulai sekarang"
"Beneran?"
"Iya, aku akan merasa senang kalau kamu berkenan" Kai tersenyum sampai mata kecilnya menghilang"Oke, Kai" Balas Harshala sambil tersenyum juga
"Kai?"
"Iya?"
"Kai!"
"Kenapa, Sha?"
"Kai" Harshala masih menunjukkan senyumnya
"Ya?" Kai masih meladeni keisengan Harshala
"Gak apa-apa, aku seneng deh bisa nyebut kamu Kai"
"Karena?" Tanya Kai dengan penuh penasaran
"Maaf banget, Kai. Tapi entah kenapa nama Hareez tuh dibayanganku terlihat seperti mas-mas yang udah berumur" Balas Harshala dengan sedikit takut, dia menegakkan posisi duduknya sambil menunggu reaksi temannya
Kai sontak tertawa dengan cukup keras, "Sejak awal kamu mikir gitu kah?"
"Iya..." Jawab Harshala dengan sedikit menyengir
Kai hanya bisa tersenyum melihat Harshala. Dia tidak pernah menyangka bahwa berinteraksi dengan Harshala akan terasa menyenangkan seperti ini.
*゚¨゚゚・*:..☆
Selamat sore! Aku kembali update lagi◠‿◠
Sejujurnya minggu ini aku cukup hectic tapi kemarin Kai (irl) masuk dalam mimpiku dan rasanya seperti tergerak untuk segera update hehe, semoga kalian suka chapter ini yaa.Oh ya, aku punya rekomendasi lagu yang lumayan lama ada di playlist aku:
Wendy - His Car Isn't Yours🫶🏻
Aku juga berharap akan lebih sering update, sampai bertemu di chapter selanjutnya!♡
KAMU SEDANG MEMBACA
FRI(END)S
RomansaKai adalah pria yang terkenal ramah di Chentana. Dia mudah akrab dengan rekannya, para karyawan Chentana pun terlihat senang ketika berinteraksi dengannya. Tapi... itu semua tidak berlaku untuk seseorang. Shala, wanita yang sering bersikap canggung...