Lift terbuka, melangkah kan kaki memasuki sebuah kamar yang sangat rapi sekali, ia bahkan lupa kapan terakhir berkunjung ke tempat ini.
Bibir tebal itu nampak sedikit mengeluar kan darah, mengusap nya dengan kasar menatap pantulan diri nya di kaca, mengambil air membasahi wajah nya, tatapan mata itu terlihat tajam.
"Cukup berantakan." Daniel melepas pakaian yang ia kenakan, terpampang dengan jelas perut Abs nya yang sedikit terluka.
berjalan pergi menuju balkon kamar.
Menghela nafas pelan, mengambil sebatang rokok dan menghisap nya.
Suara dering telpon terdengar, bergerak membuka nya, mendengarkan seseorang berbicara.
"Kau ada dimana?" Suara itu terlihat sangat berisik, membuat tak terdengar dengan jelas.
"Apartment." Kata nya singkat mendudukan diri nya di kursi.
"Yang lain ada disini, kau datang tidak?" Bertanya memastikan diri nya datang ke acara itu, mereka semua sangat menunggu ia disana.
"Baiklah, aku akan kesana." Mematikan panggilan telpon, bersiap kembali masuk ke dalam kamar.
🌷🌷🌷🌷
Tatapan mereka semua tak teralihkan saat Daniel berjalan memasuki ruangan club itu, aura yang ia miliki sangat kuat sekali.
"Akhir nya yang kita tunggu datang juga." Lucius bergerak menyambut kehadiran teman nya itu.
"Sudah mulai?" Pandangan mata nya beralih menatap anak anak yang terlihat keluar dari ruangan besar untuk memulai acara yang mereka sangat nantikan.
"Iya, taruhan mereka sangat kecil, membuang waktu saja jika kita ikut." Ucap temen nya yang lain, menghisap cerutu dan menghembus kan nya.
Mata itu nampak meneliti sekitar, tak ada satupun yang dapat menarik perhatian Daniel, membosankan sekali.
"Tak ingin mengambil seorang gadis malam ini?" Tanya van menaikan sebelah alis menatap ke arah nya.
"Tidak ada yang menarik." Berucap malas meneguk segelas wine, meneguk nya hingga tak tersisa.
'Prang' Secangkir gelas terjatuh tepat di depan kaki nya, mata itu menatap tajam siapa pelaku yang melakukan itu.
Tersenyum miring saat wajah mereka saling berpandang, pria itu nampak berjalan ke arah nya.
"Pengecut!" Tatap nya remeh memandang diri nya
Melepas rokok yang ada di tangan nya, menatap sinis berjalan kearah pria yang sudah mengganggu ketenangan nya.
"Tidak usah banyak omong, kau ingin taruhan lagi?" Tanya Daniel memandang nya dengan sinis, kemaren saja kalah.
"Kembalikan motorku!" Desis nya tajam menunjuk ke arah matanya.
Terkekeh sinis, bagaimana bisa barang yang sudah menjadi hak milik nya di ambil lagi, konyol sekali bukan.
"Kau tau peraturan tidak, kalau tidak ingin kalah tidak usah sok ikut taruhan, bodoh!" Ucap daniel menabrak bahu itu keras, berjalan pergi meninggalkan club diikuti beberapa teman nya.
"Sialan!" Berteriak marah mengepalkan tangan nya.
Tbc
-
-
-
-
Jangan lupa vote and comment
see yaa💋

KAMU SEDANG MEMBACA
Seara
Romancedunia terlalu berisik untuk ia yang suka kedamaian, berani kah diri nya untuk melangkah menuju dunia yang ia impikan selama ini?.