4. ~ The Day

9 2 0
                                    

Hari yang sangat ia tunggu akhir nya tiba, menggeliatkan tubuh, memperhatikan jam yang masih sangat pagi. Ia segera bergegas membersih kan diri.

"Cantik sekali." Tersenyum cerah memutar tubuh melihat sepasang seragam pakaian yang sangat ia sukai. Seara tak menyangka diri nya akan menggunakan nya.

Lengan lentik itu memasukan beberapa cemilan ke dalam bekal yang akan ia bawa nanti, meletakan ke dalam tas, setelah yakin tak ada yang tertinggal, ia pun pergi berjalan menutup pintu rumah.

Sangat sayang sekali, seara tak sempat berpamitan dengan momy nya yang tiba tiba pergi karena di telpon orang di tempat ia bekerja.

"Mari kita berangkat." Ucap nya dengan riang mulai mengayun sepeda, jarak sekolah dan rumah nya tidak lah jauh. Setelah sampai ia menaroh sepeda itu di taman yang terlihat sepi, tak lupa mengunci roda dengan gembok.

Melangkah kan kaki memasuki gerbang yang sangat besar, para murid mulai berdatangan, bersorak ramai saat mendengar kan suara lonceng, mereka semua nampak berlari.

"Kenapa mereka berlari." Menatap bingung ikut melangkah kan kaki ke area lapangan yang sudah mulai membentuk barisan nya.

"awhh.." Ringis nya saat merasakan tabrakan keras di bahu nya.

"Maaf kan aku." Gadis itu berucap seperti kebingungan, memperhatikan gadis di depan nya.

"Kau murid baru juga ya?" Bertanya melihat Name tag di seragam, ia pun menganggukan kepala.

"Iya, maafkan aku juga, aku tidak tahu kenapa mereka berlarian sepert itu." Seara berucap pelan menatap nya.

"Lucya." Mengulur kan tangan, memperkenalkan diri nya.

Bibir ranun itu tersenyum cerah membalas uluran tangan "Seara." Ucap nya mengenalkan diri, Lucya segera menarik tangan seara untuk ikut berbaris seperti murid yang lain.




🌷🌷🌷🌷




"Aww." Meringis kesakitan saat tangan itu di tusuk, dan mengeluarkan sedikit darah.

Pria itu menatap nya dengan datar, memberikan kapas untuk menutupi bekas tusukan jarum di jari.

"Kau harus terbiasa, setiap murid baru akan di ambil darah nya." Kata nya, seara nampak kebingungan, saat ingin membuka bibir nya berbicara, orang itu sudah pergi beralih melakukan hal yang sama ke murid yang lain.

Suara intruksi membuat mereka semua mengangkat jari ke atas, setelah selesai mereka semua di perintah kan mengecek papan nama yang sudah tertulis jadwal kelas mereka masing masing.

"Gila, itu sangat menyakitkan sekali." Lucya berdesak kesal meneliti jari nya.

mata bulat itu melirik ke arah nya, terkekeh lucu melihat wajah sebal yang lucya tampilkan.

"Kenapa mereka mengambil darah kita seperti itu?" Lucya bertanya penasaran.

"Aku dengar sih, itu sebagai bukti identitas kita sekolah disini." Ucap lucya menjelas kan, mereka berdua menatap papan nama digital yang terletak di sana, mencoba mencari di mana kelas mereka berdua.





Tbc
-
-
-
-
Jangan lupa vote and comment
see yaa💋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SearaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang