[ 05 ] Si Malang

16 4 0
                                    

Hai, jumpa lagi kita.

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca yaa.

Disclaimer ya, aku memang pakai Jaemin untuk castnya Jericho, tapi kalian boleh kok membayangkan siapa aja sebagai sosok Jericho (nggak harus Jaemin), termasuk pacar kalian (kalau punya lho ya 🤭)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer ya, aku memang pakai Jaemin untuk castnya Jericho, tapi kalian boleh kok membayangkan siapa aja sebagai sosok Jericho (nggak harus Jaemin), termasuk pacar kalian (kalau punya lho ya 🤭)


Happy reading guys ❤️

***

Rasa benci dan kesal selalu muncul ketika alam bawah sadar membawanya berlabuh ke masa lalu. Masa-masa di mana tidak ingin di ingat apalagi mengulasnya.

Tidak ada rasa kasihan. Rasa tidak tenang itu selalu dibiarkan muncul hingga deru nafas begitu kencang karena gelisah yang membara.

Tepatnya pada malam itu, malam yang seharusnya memberikan kesan indah malah berakhir penuh darah.

Tepat di hari jadinya yang ke-sepuluh, Jericho kecil yang hari ini tampak riang gembira duduk di kursi belakang, sesekali berceloteh dan akan ditanggapi oleh kedua orangtuanya.

"Pokoknya hari ini kita isi sama jalan-jalan, makan dan main bertiga. Mama sama Papa nggak boleh ada yang pegang ponsel ataupun sibuk sama kerjaan, okay?"

Namanya Haira, sosok wanita cantik yang begitu Jericho cintai. Ibunya Jericho.

"Iya, gantengnya Mamaaaaaa." Haira menoleh dan mengulurkan tangannya untuk mengusap kepala putra kecilnya. "Mari kita isi hari bahagia ini dengan hal-hal indah, supaya kamu bisa selalu ingat nantinya."

Jericho bertepuk tangan dengan senyum manis persis sang Ibu.

Tidak.

Nyatanya tidak ada hal indah yang terjadi pada malam itu, namun sayangnya Jericho selalu mengingat malam kelam tersebut.

Malam itu, sebuah mobil truk dari arah depan menghantam mobil yang ditumpangi mereka. Mobil itu sempat berguling dan menghantam sebuah pembatas beton, Jericho kecil berteriak ketakutan dan dia hanya bisa berpegangan pada seatbelt. Dia dalam kegelapan itu sempat mendengar Mamanya memanggil namanya samar-samar. Setelahnya Jericho tidak ingat, karena tahu-tahu sudah banyak orang di hadapannya. Salah satu orang membantunya keluar dari mobil yang posisinya terbalik.

Jericho kecil yang penuh luka itu menangis ketakutan dan semakin histeris ketika melihat tubuh kedua orangtuanya tergeletak di jalan bersimbah darah dengan luka-luka yang mengiris hati.

"MAMA! PAPA!!!!"

Matanya sontak terbuka lebar, nafasnya berhembus tidak beraturan. Gelap. Itu yang Jericho temukan ketika alam sadarnya menariknya kembali. Kening yang dipenuhi bulir-bulir keringat itu disekanya sembari mencoba menormalkan deru nafas yang tidak beraturan.

Hero In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang