Setelah makan siang menurut rundown acara seharusnya kami mengunjungi situs bersejarah di Yeongdo. Iya, seharusnya. Tapi siapa yang tahu bahwa siang ini hujan turun. Padahal beberapa hari yang lalu sampai pagi tadi cuaca masih benar-benar panas. Jadi, mau tak mau kami mengerjakan hal lain di kelas sebagai pengganti kegiatan kami yang harusnya dilaksanakan di luar.
Panitia memberi kami data untuk selanjutnya harus kami rangkai menjadi tulisan feature. Jujur saja aku lebih memilih mengunjungi situs bersejarah Yeongdo daripada harus duduk selama beberapa jam untuk membuat feature news. Ah, kenapa harus hujan?!
Baiklah. Karena memang sudah begini aku akan mencoba fokus untuk membuat feature news. Semoga saja aku tidak tertidur dalam pengerjaannya.
Waktu berjalan dengan cepat. Tanpa disadari satu jam sudah berlalu dan aku masih belum setengah jalan dengan tulisanku. Aku memijat keningku berusaha mencari alasan mengapa rasanya sulit sekali untuk menjadikan data yang panitia berikan ke dalam feature news. Di mana yang salah?
"AAAAAAH! Aku tidak bisa berpikir. Kenapa harus hujan?!" Teriak Jimin sambil mendongakkan kepalanya ke atas.
"Jimin." Terdengar suara dari jajaran panitia yang sedang mengawasi kami dari belakang. Lalu saat aku melihatnya ternyata itu berasal dari ketua panitia yang sedang menatap ke arah kami dengan wajah seriusnya.
"Hehe, maaf hyung maaf." Jimin terlihat agak malu membuatku menahan tawa. Tapi ya aku setuju dengan apa yang dikatakannya tadi mengenai ia yang tidak bisa berpikir. Aku pun sama. Masih tidak bisa berpikir untuk menyelesaikan tugas ini.
Kelas kembali hening setelah permintaan maaf Jimin. Aku beberapa kali menengok ke arah teman-temanku. Mereka terlihat serius berbeda dengan saat aku melihat Jimin yang justru meletakkan kepalanya ke atas meja sambil mencoret-coret bukunya. Sepertinya ia memang benar-benar belum bisa fokus. Aku jadi merasa kasihan padanya. Jadi aku berinisiatif memberikan sesuatu padanya.
"Untukku?" Tanya Jimin saat melihatku menyodorkan sebungkus cokelat.
"Heum, untukmu. Siapa tahu bisa mengembalikan semangatmu."
"Hei, bukannya waktu itu kau bilang Jeongguk memberimu cokelat?" Jimin berbisik padaku. "Jangan bilang..."
"Bukan kok. Ini milikku. Tenang saja."
"Kalau begitu akan aku terima. Terima kasih, Taehyung."
"Heum." Aku mengangguk dan berusaha untuk kembali fokus dengan tugasku. Meskipun aku tidak yakin kalau aku dapat menyelesaikannya tepat waktu. Tapi aku akan tetap mencobanya untuk sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh panitia.
Kelas siang biasanya akan selesai pukul 4.30 tapi kelas siang kali ini mulur sampai jam 5 sore dikarenakan banyak yang minta waktu tambahan untuk menyelesaikan tulisannya. Jadi panitia memberikan waktu tambahan setengah jam. Untungnya aku bisa menyelesaikannya tepat waktu. Membuatku merasa bangga karenanya.
Setelah kelas selesai kami semua langsung berhamburan menuju kamar masing-masing. Kami akan bertemu lagi saat makan malam dan kelas malam nanti. Karena seharusnya siang sampai malam ini kami berada di situs sejarah Yeongdo, untuk kelas malam ini kami akan menonton film lagi. Panitia bilang agar kami bisa lebih bersantai sedikit setelah siang tadi berkutat dengan tugas dadakan.
Aku dan Jimin berjalan bersama menuju kamar. Kami termasuk peserta yang keluar kelas paling akhir karena aku harus menunggu Jimin menyelesaikan sedikit pembicaraan dengan Namjoon terlebih dahulu. Membuatku bisa ikut mendengarkan percakapan mereka kalau besok di hari terkahir pelatihan kami akan full jalan-jalan. Asyik!
Aku membicarakan beberapa hal dengan Jimin selama perjalanan menuju kamar. Membuatku baru tersadar saat kamar kami sudah dekat bahwa ada seseorang yang berdiri di depan kamar kami. Mengetahui siapa yang tengah berdiri sambil menyandarkan punggungnya pada tembok membuatku mempercepat langkah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Come || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] berawal dari Taehyung yang terpilih sebagai salah satu peserta kelas nasional di Busan, mengenalkannya pada seseorang yang berhasil menarik perhatian, hati dan kepercayaannya. KookV, rate M. ©gukienuna, 2024.