Ritual - 9. Ritual Keluarga Baru

399 4 0
                                    

https://linktr.ee/rgdeansius

*****

Ritual
9. Ritual Keluarga Baru
Rega PoV

Gue pun tidak mengerti kenapa bisa gue mengikuti orang yang notabene masih stranger dikala gue masih belum sembuh total. Sekarang ini gue berada di dalam mobil yang dikendarai oleh mas Radit. Sama sekali tidak memberi kabar baik ke orang tua atau Karen sebagai sahabat gue, langsung saja setelah pertemuan gue bersama mas Radit di rumah sakit, besok subuh hari gue sudah diajaknya pergi dan menurut saja gue tanpa adanya perlawanan.

Mobil mulai masuk ke area kompleks perumahan, ada sedikit perasaan lega muncul mengetahui bahwa gue tidaklah dibawa ke tempat antah berantah atau alam liar. Trauma akan ritual di gunung masih tetap membayangi gue hingga sekarang.

"Nah kita sudah sampai." Kata mas Radit begitu mobil kami terparkir di garasi sebuah rumah.

Gue melihat dari dalam mobil, seorang remaja pria membuka pintu dan berdiri disana. Sosok itu gue kenal, gue pernah bertemu dengannya.
"Saff?" Ujar gue begitu saja.

Gue melirik ke mas Radit mencoba mencari jawaban, namun ia hanya tersenyum sambil mengusap kepala gue.
"Iya, kamu sudah pernah berjumpa dengannya kan?" Siapa sebenarnya mas Radit ini? Kenapa ada Saff disana? Apa yang akan terjadi pada gue?
"Tenang aja. Semua akan segera berakhir dan kamu akan jadi bagian dari kami." Lagi-lagi mas Radit mengucapkan kalimat yang tidak gue mengerti. Untuk kesekian kalinya, gue sangat ingin bertanya hanya saja semua gue pendam dulu.

Mas Radit turun disusul oleh gue yang mengikuti langkahnya masuk ke dalam rumah. Saat berpapasan dengan Saff, ia mulai merangkul pundak gue dan berjalan bersama. Senyumnya merekah lebar kala ini.
"Welcome Ga. Selamat bergabung sama kami ya." Ujarnya sumringah.

"Maksudnya Saff?" Saff hanya memberikan tatapan dan senyuman saja.

Digiringnya gue oleh Saff menuju ke sebuah kamar. Disana tengah duduk bersila seorang bapak-bapak di atas kasur dimana badannya tertutup kain hitam. Gue hanya bisa melihat wajahnya yang mirip seperti Saff.
"Pa, ini Rega sudah datang." Saff berkata kepada bapak ini. Seperti dugaan gue, ia adalah papa Saff. Namun, kenapa wajah mas Radit berbeda dengan mereka berdua?

Papa Saff membuka matanya, ia melirik ke arah gue dan tersenyum kecil. Gue yang mendapati lirikannya merasa tenang, teduh sekali tatapan mata bapak ini.
"Rega, akhirnya kamu datang juga kesini." Papa Saff beranjak berdiri. Alangkah terkejutnya gue melihat papa Saff yang berdiri, kain hitam itu terjatuh dan papa Saff telanjang bulat berdiri dengan begitu percaya diri.

"Kamu bisa panggil saya mbah Mo, atau kalau kamu mau, kamu pun bisa panggil saya dengan 'papa'." Ucapnya berbisik di telinga gue.
"Karena mulai sekarang, kamu adalah anakku Rega."
Kali ini papa Saff atau dia yang menyebut dirinya mbah Mo segera memeluk badan gue erat-erat sambil membisikan mantra dengan bahasa yang tidak gue kenali. Ucapan mantra itu terus menerus berulang-ulang tanpa putus. Gue sempat menoleh sekejab ke arah Saff yang hanya tersenyum, namun belum bisa gue melihat ke arahnya lebih lama, mbah Mo sudah membalikan posisi kepala gue menghadap ke depan sembari rapalan mantra itu terucap terus.

Lama kelamaan kepala ini terasa pusing. Semua berkunang-kunang, apa yang gue lihat seperti bergoyang layaknya gempa sedang terjadi.
Tiba-tiba dari arah belakang gue merasakan dekapan seseorang, entah itu Saff atau mas Radit gue tak mengetahuinya.
Breeeett..

Suara robekan dari kaos yang gue pakai terdengar, tak lama setelahnya celana gue sudah dilucuti oleh pria di belakang gue sehingga kini gue ikut telanjang bulat sambil dipeluk erat oleh papa Saff atau mbah Mo.
"Mbah, coba pegang pantatnya. Mbah bisa merasakannya bukan?" Suara mas Radit. Orang di belakang gue adalah mas Radit.

"Iya Radit, saya bisa merasakannya. Tubuh Rega juga memiliki daya tampung yang luar biasa. Pantas mereka menginginkan Rega." Kata mbah Mo membalas.

Tangan mbah Mo sudah meremas, bahkan jari-jarinya mengelus-elus lobang pantat gue dan mulai menusuk-nusuk menerobos masuk.
"Mbaahhh... Maaasss..." Erang gue saat ini. Gerakan jamahan tangan-tangan mereka di tubuh gue terasa sangat merangsang.
"Apaa inii makksuddnyaaahh.. Eeeerhhh aahhh.."

*****

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini! Melalui pesan pendek disini, Author ingin menyampaikan rasa bahagia Author atas antusiasme dari para pembaca setia semua. Oleh karena itu, Author akan terus berkarya demi memberikan kepuasan bagi kalian semua melalui cerita-cerita yang Author lahirkan.

Semoga dari cerita-cerita Author seluruhnya bisa membuat kalian terbawa oleh suasana dan tentunya kalian bisa selalu Coli dengan puas hingga tenaga terkuras!

Kisah lengkap "Ritual" kini dapat kalian akses melalui https://karyakarsa.com/deansius

https://linktr.ee/rgdeansius

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" ; "Tersesat" ; "Fun World" ; "Succubus" ; "Sang Pri-Cin" ; "Keturunan Genetik" ; "CCTV" ; "Cerita seKe - Type Uke" ; "Cerita Seke - Type Seme" ; "Berempat" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

RG Deansius

RitualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang