1

25 2 4
                                    

Langsung aja, gak perlu basa-basi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langsung aja, gak perlu basa-basi...

Check it out~

.
.
.

" terima kasih... " ujar lina kompak dengan sang pedagang.

( aish kenapa orang-orang itu memperhatikanku sih?!! Menyebalkan!! ) inner lina menggerutu dengan orang-orang yang menatapnya selama perjalanan menuju kerumahnya.

( percepat langkahmu lina! )

......

Kriet~

" aku pulang... " ujar lina, melepaskan topi dan maskernya.

Meoww~

" hy clo... lama menunggu? " ujar lina mengelus kucing kesayangan yang menyambut kepulangannya.

" aku sudah membeli ikan untuk mu... yah meski hanya ikan murah sih, tunggu aku rebuskan ya... " ujarnya beranjak meletakkan kantong plastik tersebut di sebuah baskom kecil.

Lina tinggal di sebuah kontrakan kecil, satu kamar berukuran 4x5 ( mimin ngasal ) dengan kamar mandi di dalamnya.

Kamar tidur, ruang tamu dan dapur? Tentu itu menjadi satu di ruangan berukuran 4x5 tersebut.

Lina beranjak untuk mencuci ikan yang telah ia beli, lalu merebusnya menggunakan magiccom, satu-satunya barang electronic yang ia miliki untuk memasak nasi, merebus ikan milik clo, maupun merebus air keran.

Air keran? Ya... dia terlalu miskin untuk membeli sekedar air mineral di luar..

Tidak perlu khawatir, air keran di negaranya telah difilter dan di pastikan aman untuk diminum bahkan tanpa perlu direbus terlebih dahulu.

Namun yang namanya lina, tidak akan percaya dengan itu. Hingga dirinya selalu merebus air sebelum ia konsumsi.

" uangku semakin hari semakin menipis saja... huft, kenapa jaman sekarang mencari pekerjaan harus sesusah ini... bahkan asli kelahiran sini kalah saing dengan para perantau.... menyebalkan... pemerintah tidak memikirkan nasib warga asli mereka terlebih dulu... "

" seharusnya pastikan, warga asli tidak kelaparan... baru ijinkan para perantau berdatangan... kalo begini kan jadinya bingung mau marah gimana... " gerutu lina pada clo yang berada di pangkuannya.

" hidup itu sulit, butuh kucing.... itu benar adanya... maafkan aku ya tidak bisa memberikanmu hidup yang layak... aku janji jika aku sukses, kamu akan kuberikan hidup mewah... begitupun dengan kucing liar diluaran sana... " ujarnya mengelus clo.

Meoww~

" aku ingin memberikanmu pada para cat lovers... tapi... aku hanya punya kamu... " ujar lina sendu, memeluk erat clo seolah akan kehilangan kucing itu.

Meoow~

Dirinya tidak berbohong, hanya clo lah yang ia miliki.

Dulu ia adalah seseorang yang memiliki segalanya di sekelilingnya namun seiring berjalannya waktu, semua menghilang ketika dirinya tidak lagi memiliki apapun.

Uang contohnya...

Ting!

" sudah matang, ayo kita makan... " ujar lina menyingkirkan clo dari pangkuannya.

Mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mengambil makanan, itu sebuah keharusan.. bagaimana pun, clo tidak terawat seperti kucing peliharaan pada umumnya...

Ia hanya memberikan makan dan tempat tinggal pada clo..

Itulah mengapa ia harus sedikit berhati-hati dengan kemungkinan penyakit yang bisa saja ditularkan oleh clo padanya.

Lina mengambil piring untuknya dan juga clo, menyiapkan nasi untuknya dan sedikit untuk clo.

Ia tahu nasi berbahaya untuk kucing, tapi jika hanya memberikan ikan saja, ia tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli banyak ikan...

Hingga ia harus mengakalinya dengan sedikit nasi, agar clo tidak cepat lapar dan sedikit mengirit pengeluarannya.

Biaya sewa serta listrik dan air sangat mahal, jika makan tidak bisa ia irit... bagaimana nasibnya...

" makanlah yang banyak clo... " ujar lina menatap lembut clo yang makan dengan lahap karena kelaparan.

" selamat makan... " ujarnya sebelum menyantap nasi putih dengan garam tersebut.

Garam? Ya.. dia tidak bisa mengambil jatah ikan milik clo, tidak mungkin kan clo makan garam? Jadi biarkanlah dirinya yang memakan garam tersebut, yang penting nasi putih tetap ada.

Yang penting ia tidak kelaparan...

....

Lina menggelar karpet yang ia jadikan alas tidur, pengganti kasur setelah membersihkan alat makannya.

Meletakkan satu-satunya bantal dan juga selimut.

" bosannya... keluar rumah kayak gembel, di rumah gabut... tidur aja lah...  clo, kamu tidur juga gih di kardusmu... kalo bosan pergi jalan-jalan sendiri ya seperti biasa... ingat jangan jauh-jauh, pulang sebelum gelap!! " ujar lina bersiap untuk tidur sore.

Meoww~

" hm.. hati-hati... " jawab lina seolah clo ijin pamit padanya.

( nanti malam kita gerak lagi, siapa tau ada kertas lowongan yang tertempel... ) inner lina sebelum masuk ke alam mimpi.

.
.
.
.
.
.

" lina!! Bangun!! Tidur aja kerjaan lu!! "

" hoam~ ngantuk banget gue, lembur semalam... " keluh lina, berusaha membuka matanya yang terasa berat dan lengket.

" tck! Pulang sono! Udah ganti shift nih! Ortu lo juga udah nungguin noh di bawah! Lo lupa, hari ini kalian mau adain ulang tahun adek lo? "

" lah iya anjir!! Gue lupa!! " teriak lina tersadar.

" gue pulang ya!! Titip kantor!! Kerja yang baik!! Semangat..... " pamit lina terburu-buru.

....

Adoow!!

" hati-hati!! Melek dulu tuh mata!! " ujar sang ibu yang melihat sang anak yang tersandung karena berlarian dengan mata 5 watt.

" lama banget sih!! " omel sang ibu.

" ya maaf... kerjaan banyak... "

" udah ayo cepat, jangan malah bertengkar diluar!! Kak, cepat masuk!! " titah sang ayah pada istri dan anaknya untuk bergegas masuk ke mobil.

" iya ayah~ "

HAPPINESS~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang