3. Omar dan Niel
Piatro bersama dengan ketiga temannya itu kini duduk di salah satu meja kantin. Menyantap makanan mereka masing-masing sambil mendengar pembicaraan anak-anak lain tentang mereka. Mereka sudah terbiasa akan hal ini, tak jarang juga ada murid yang langsung menghampiri mereka untuk sekedar memberi tambahan makanan atau yang lainnya.
"Kemana lu semalem? Ibun sempet nanyain lu ke gua, katanya beli sate padang sampe dua jam gak balik-balik." Tanya Jo.
(Ibun = Panggilan Ibu dari Piatro.)
"Buset dah, beli sate padang aja sampe dua jam. Nunggu abangnya nangkep sapi dulu apa gimana?" Timpal Omar.
"Ada deh, rahasia lah pokoknya."
"Mulai deh nyebelin, mainnya rahasia-rahasiaan." Panda ikut nimbrung.
"Nanti kalo gua cerita abis jalan sama Chandra, kalian pada gak percaya."
"HAH?!" ketiga temannya terkejut bersamaan.
"Bohong ya lu? Kebanyakan ditolak jadi halu nih bocah."
"Enak aja gua dibilang halu. Kalo gak percaya, tanya aja tuh sama orangnya." Jawab Piatro sambil melirik ke arah meja yang ditempati Chandra dan teman-temannya.
"Udah gak usah, males buset punya urusan sama mereka."
"Itumah lu aja kali, masalah personal sama Niel."
"Yakan masalah gua, masalah lu pada juga."
"Enak aja, gua mah gak mau ada masalah sama mereka. Lagian lu gak liat tuh? Samping lu aja lagi kesemsem sama Chandra, gimana mau ikut musuhan."
"Kalo dia mah gak diajak, udah gak ketolong bucin nya. Fans Chandra number one."
Piatro yang jadi topik di meja mereka, malah sibuk dengan dunianya sendiri. Makan siangnya terasa lebih lezat jika ia makan sambil melihat Chandra. Piatro pikir, suasana hati Chandra hari ini lebih baik dibanding kemarin.
"Heh! Kok diem-diem aja sih? Cerita dong gimana kemaren bisa sama Chandra."
"Udah pada percaya nih ceritanya?"
"Ye, jangan bercanda ya, paok! Cepet cerita!"
"Jadi, kemaren malem gak sengaja ketemu, jadinya makan bareng deh. Terus akhirannya gua nganterin dia pulang, walaupun gua lama-lamain sih pake rute yang lebih jauh. Kapan lagi kan bisa keliling Jakarta bareng Chandra."
"Udah jago modus ya lu sekarang, bangga gua."
"Emang cuman Chandra yang bisa bikin lu kayak gini."
"Tapi kok Chandra bisa mau ya?"
"Mau lah, siapa coba yang gak mau jalan bareng sama bassist paling ganteng seantero Jakarta?"
"Gaya lu!" Ucap Omar sambil menoyor kepala Piatro, mereka berempat tertawa bersama setelahnya.
Ditengah obrolan, mereka tidak sadar seseorang datang menghampiri meja mereka.
"Eh, Chandra!" Sapa Jo. Membuat tiga makhluk lainnya menoleh, kemudian melihat ke arah Piatro setelahnya.
"Iya, Hai semua, sorry ganggu. Boleh minta waktunya sebentar?"
"Boleh, boleh banget Ch—"
"Omar? Lagi gak sibuk kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEBETAN MASA GITU? ; perthchimon
RandomPiatro bisa dapetin apa aja, kecuali hatinya Chandra.