Extra work 1.1

1K 42 0
                                    

Hari yang mendung seakan mencerminkan perasaan First. Meskipun hari ini hari libur, dia terpaksa bekerja karena banyak tugas yang belum terselesaikan.

First menatap layar komputer dengan serius, jari-jarinya yang lentik lincah mengetik data yang diperlukan. Namun, di dalam hati, dia sangat merindukan pacar kecilnya. Sudah seminggu mereka tidak bertemu karena First sibuk bekerja, sementara Khao baru memulai kuliah. Dia rindu memeluk Khao, memanjakannya seharian, menatap matanya yang selalu berbinar, mendengarkan ocehannya yang kadang tidak perlu. Dia benar-benar merindukan Khao.

First segera membuka ponselnya dan mengirim pesan:
——————

**First:**
Baby, kamu lagi apa?
(11:30)

Tidak ada balasan dari Khao, membuat First sedikit khawatir. Biasanya Khao cepat membalas pesan. Setelah menunggu satu jam, First memutuskan untuk menelepon. Setelah beberapa kali nada sambung, akhirnya panggilan terangkat.

...........

**First:**
Baby, kenapa kamu nggak balas pesanku?

**Khao:**
(Suara mengantuk) Hoaaamm... kapan kamu kirim? Aku masih ngantuk, jangan ganggu aku.

Khao merengut karena tidurnya terganggu. Dia lelah karena semalaman harus begadang mengerjakan tugas.

**First:**
(Tertawa, menahan gemas) Kamu ada kelas hari ini?

**Khao:**
Hmmm... nggak ada.

**First:**
Baguslah. Aku kirim sopir untuk jemput kamu.

**Khao:**
Kita mau ke mana? Aku masih mau tidurrr.

**First:**
Kamu harus temani aku kerja. Tidak ada penolakan, siap-siap, 20 menit lagi sopir akan sampai. See you soon, baby.

Khao mendengus kesal. Tidurnya lagi-lagi terganggu, tapi dia tidak benar-benar keberatan. Dia juga rindu pada pacarnya yang tampan dan kaya itu.

Setelah bersiap seadanya, Khao memberi tahu mamanya. Sang mama senang melihat Khao pergi bersama First, mengetahui betapa sulitnya mereka bertemu belakangan ini karena kesibukan masing-masing.

Setibanya di kantor, Khao masuk tanpa mengetuk pintu.

"First!!!" teriak Khao sambil berlari ke arah First yang sedang duduk di meja kerjanya. First refleks membuka tangannya, dan Khao langsung masuk dalam pelukannya.

"Aku kangeeeennn! Kamu nggak rindu aku, ya? Kerja terus, lupa sama aku," ujar Khao, memeluk First erat-erat.

"Aku juga rindu. Jangan cuma salahkan aku, kamu juga sibuk, baby. Siapa tadi yang merajuk minta tidur waktu aku telepon, hmmm?" First mencubit pipi gembul Khao. Rindunya terobati sedikit demi sedikit karena pacarnya sudah kembali dalam pelukannya.

Khao hanya diam, namun tiba-tiba perutnya berbunyi. Dia tidak sempat sarapan karena buru-buru datang ke kantor First, takut dimarahi. (Tua dan tampan, sih, nggak apa-apa, 5555)

First tertawa mendengar perut Khao berbunyi dan mencubit pipi pacarnya lagi. "Aku sudah siapkan makanan untukmu. Pergi makan dulu, setelah itu balik lagi ke sini," ujarnya, menunjuk meja di ruang biliknya.

Khao mengangguk, melepaskan pelukannya, dan berjalan menuju meja makan. Dia makan spaghetti yang sudah disiapkan First. Tidak hanya itu, First juga menyediakan hidangan penutup karena dia tahu betapa pacarnya menyukai makanan manis.

Dari meja kerjanya, First memperhatikan Khao yang lahap makan, sambil tersenyum. "Lihat betapa lahapnya dia makan. Pipi gembulnya itu, aku rasanya ingin menggigitnya sekarang," pikir First dalam hati. Dia pun kembali fokus pada pekerjaannya. Dia ingin cepat menyelesaikan semuanya, supaya bisa pulang dan menghabiskan waktu bersama pacarnya yang mungil itu.

———
Ini version yang lebih baik wkwkw

My dear Khaotung 🧸 (firstkhao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang