11.3 Help

196 13 1
                                    

Flashback satu minggu lalu,

Jam menunjukkan pukul 4 petang. Khaotung sedang berada di beratur di cafe untuk membeli makanan. Tiba tiba ponselnya berdering.

"Khaoooo maaf aku dan Perth akan sedikit telat, bisakah kamu pergi dahulu ke rooftop, Dunk dan Joong akan menyusul mu" kata Chimon.

Mereka hari ini akan perlu menyiapkan tugas bahasa english bersama. Meskipun  dari fakulitas yang berbeza, tapi mereka satu group untuk tugasan ini.

"Iya iya, kamu jangan telat ya.. aku akan pergi dulu bersama Ohm" kata Khaotung sebelum mematikan panggilan itu. Dia mencari cari bayangan Ohm di cafe itu dan rupanya Ohm sedang memberikan kucing makan.

"Heyyy aku tidak tahu kamu juga suka kucing" kata Khao dengan tersenyum cerah dan juga berjongkok di sebelah Ohm.

"Aku suka kucing kerena mereka imut"
"Imut seperti mu..." tapi ayat terakhir dia perlahankan.

"Aku jugaaaa!!! Ayoo kita pergi ke rooftop, yang lain akan telat sedikit" kata Khao dan bangun berdiri. Dia juga menghulurkan satu kaleng air tin kepada Ohm.

Ketika mereka ingin naik ke tangga, tiba tiba saja Ohm teringat yang dia tertinggal buku notanya di cafe.

"Kamu naik aja dulu, lagi 5 minutes aku akan ke sana" kata Ohm lalu berlari ke cafeteria.

Rooftop adalah tempat mereka berenam nongkrong. Sudah menjadi port mereka. Di atas sana sudah ada meja, kerusi, sofa dan bahkan beberapa hiasan khusus.

Ketika Khaotung naik ke atas, dia sudah syak ada sesuatu yang aneh berlaku. Pintu yang biasa terkunci itu tidak terkunci.

Dia pun masuk dan melihat ke arah rooftop itu dan mendapati ada seorang cowo berdiri di hujung bangunan itu dan medepakan tangannya seolah ingin terjun.

Khaotung pun lekas berlari dan menarik jasad itu. Tapi pria itu malah meberontak ingin dilepaskan.

"LEPAS AKU!!" Jeritnya. Dia bangun dan ingin memukul Khaotung tapi tangannya di tahan oleh Ohm.

"kau siapa?!? Berani kau ingin memukulnya!!" Jerit Ohm yang tidak tahan ketika melihat Khaotung seolah ketakutan.

Pria itu menangis sejadi jadinya. "Mengapa semua orang mahu menyalahkan ku??!!"

Khaotung pun bangun dan mendekat pada pria itu. "Hey.. mari kita berbicara baik baik.." kata Khaotung dengan suaranya perlahan. Dia mendekatkan badannya dengan pria itu sambil mengusap punggungnya.

"Kamu ga akan faham.. lebih baik aku mati saja.." katanya lagi. "Makanya kamu harus bicara, aku akan cuba memahami mu" pujuk Khaotung.

Ohm yang melihat kejadian itu terus menghubungi group mereka supaya tidak datang ke rooftop. Dia pun berjalan ke arah pria itu dan Khaotung.

Dia dapat melihat Khaotung yang membujuk pria itu, dengan memberikan kata kata penenang.

Tapi

"Kenapa aku dapat rasakan ada sesuatu yang tidak beres" batin Ohm berkata. Dia melihat raut wajah pria itu yang sukar diertikan.

—————-

"Dan phi Neo terus menyalahkan ku kerana menyelamatkannya. Dia terus mengancam ku untuk melukai dirinya jika aku tidak mendengar arahannya. Aku takut First... aku ga sanggup melihat orang yang mencederakan dirinya sendiri.. kenapa mereka tidak sayang pada anugerah tuhan? Dia selalu meminta ku..." Khaotung berhenti sejenak. Dia sangat gugup.

Tangan First masih lembut membelai punggung Khaotung.

"Apa baby?"

"Dia terus meminta ku untuk melakukan hal yang tidak pantas... aku gamau First... aku takut..." akhirnya air mata Khaotung mulai jatuh. Air mata yang sudah lama dia tahan. First dapat merasakan air mata Khaotung di atas dadanya.

My dear Khaotung 🧸 (firstkhao)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang