2. YANG SUSAH DIGAPAI

160 16 1
                                    

Malam semakin larut. Lampu kamar milik Sevira yang dominan warna biru masih menyala pada pukul sebelas malam. Sevira jengkel usai membaca pesan yang dikirim Lea di grup. Grup yang hanya diisi oleh Sevira, Sabrina, Lea dan Kila.

— CANTIK-CANTIK RAWIT —

KaleaZeanna: Awas aja kalau lo coba-coba main curang. Lo harus beneran punya pacar, jangan pura-pura. Tapi kalau bisa, cowoknya yang agak menantang dikit, Ra. Biar seru.

SeviraAdelia: Menantang gimana?

NakilaZiffany: Lo kan cantik, pasti banyak yang suka. Jadi maksudnya, lo harus nyari cowok yang nggak suka sama lo, biar menantang. Paham, nggak, sih?

SeviraAdelia: Nambah beban banget sih. Harusnya cari yang mudah biar langsung pacaran.

SabrinaMaharani: Hidup lo tuh terlalu santai, Ra, nggak ada beban. Makanya sekali-kali harus dikasih masalah biar kelihatan hidup.

NakilaZiffany: Bener tuh. Jangan itu-itu mulu keseharian lo.

KaleaZeanna: Jadi, butuh rekomendasi cowok yang susah digapai?

Sevira menyimpan ponselnya keatas nakas tanpa berniat membalas pertanyaan dari Lea. Mereka pikir hidup Sevira terlalu santai dan tidak memiliki beban? Justru mereka bertiga lah bebannya sekarang.

Sevira berbaring terlentang diatas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih dan dihiasi lukisan-lukisan berbentuk awan. Sevira tidak mengantuk sama sekali. Tapi jika ketahuan belum tidur, orangtuanya bisa marah.

Gadis dengan baju tidur putih bergambar awan itu lantas mengambil selimut dan guling lalu beranjak keluar menuju kamar lain disebelah kamarnya. Pintunya tidak dikunci. Tanpa berkata apapun Sevira langsung masuk lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur, disebelah cowok yang sedang duduk sila sambil bermain game di ponselnya.

“Selatan, kok belum tidur, sih? Aku numpang tidur disini, ya, aku nggak bisa tidur dari tadi.”

“Selatan ini kan udah malam.”

“Selatan aku mau curhat.”

“Selatan—”

“Berisik!”

Sevira menutup rapat bibirnya. “Maaf.”

Cowok yang dipanggil Selatan itu menoleh setelah menyimpan ponselnya. “Ngapain lo disini? Sana, balik ke kamar lo,” usir Selatan sambil menarik tangan Sevira agar bangun.

“Enggak mau. Aku nggak bisa tidur, butuh teman curhat,” tolak Sevira enggan keluar dari kamar Selatan. Justru semakin mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya karena malam ini terasa dingin.

Selatan pasrah karena tau Sevira keras kepala. “Apa?” tanyanya malas. Selatan membaringkan tubuhnya di sebelah Sevira tapi tidak menghadap gadis itu.

“Kita kan kembar, kok muka kita nggak mirip?” tanya Sevira random.

“Denger ya, Ra. Kita nggak kembar, kita cuma duduk bareng di rahim mama doang!” sentak Selatan kesal. Malam-malam seperti ini Sevira malah mengganggunya.

Sevira tertawa pelan melihat wajah kesal Selatan.

Selatan Antariksa Aditama. Saudara kembar tidak identik Sevira. Selatan lahir beberapa menit lebih awal dari Sevira. Meski kembar, Selatan tidak mau disebut kembaran Sevira. Sejak kecil Selatan juga tidak mau satu sekolah dengan Sevira. Alasannya hanya Selatan yang tau. Jadi sekarang pun, Sevira sekolah di SMA Garuda, sementara Selatan di SMK.

Selatan pula yang sering menjemput Sevira sepulang sekolah.

“Mau curhat apaan? Gue mau tidur,” ucap Selatan. Meski kesal, tetap ingin mendengarkan curhatan Sevira.

TROUBLEMAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang