CHAPTER I "Acara Keluarga"

4 0 0
                                    

Pagi itu pagi yang sibuk, sebuah keluarga sedang bersiap siap dan berkemas seperti akan berpergian jauh, keluarga yang beranggotakan 5 orang Ayah, Ibu, 2 anak lelaki dan 1 orang menantu perempuan.

"Ris tolong ambilin handphon mama di atas meja rias mama", ucap ibu.

"iya.......", jawab singkat Faris.

Mereka sekeluarga akan berangkat menuju hajatan pernikahan kakaknya si Ibu di Bandung, ibu meminta mereka untuk berangkat 1 hari sebelum hari H karena ibu ingin rewang berkumpul dengan keluarga besarnya.

"eh.....cepet udah siang nih...", Ayah memburu buru mereka.

Dengan jarak dari rumah mereka yang berada di Jakarta mereka harus menempuh perjalanan menuju rumah saudaranya kurang lebih sekitaran 4 jam-an, karena mereka berangkat dari pagi ibu menyarankan untuk sarapan saja di perjalanan.

"nanti kita sarapan di perbatasan aja ya di sana ada rumah makan lesehan", ucap ibu.

"ya udah sementara kalian semua sarapan, Faris isiin bahan bakar mobil ke pom terdekat", jawab Faris.

"gak ikut sarapan?", tanya ayah.

"nanti aja di rumah bibi, lagian semalam dari café Faris makan banyak, jadi masih kenyang hehehe", jawab Faris sambil tertawa.

Sesampainya di rumah makan lesehan, Faris meninggalkan mereka untuk pergi mengisi bahan bakar, dia mengisi bahan bakar di pom besar terdekat jaraknya sekitar 5 menitan dari tempat makan.

Sebenarnya Faris bukan tidak ingin ikut sarapan bersama keluarganya, namun Faris malas untuk semeja dengan Rega kakaknya. Faris ini anak bungsu dari dua bersaudara anak pertamanya yaitu Rega, selisih umur mereka itu 2 tahun, Faris berusia 25 tahun sedangkan Rega berusia 27 tahun. Walaupun Faris adalah anak bungsu tapi dia banyak mendapatkan tuntutan dari orang tuanya dibandingkan Rega, lebih tepatnya Rega lebih di perhatikan.

Jam menunjukan pukul 13.00, setelah lama menempuh perjalanan merekapun sampai di rumah bi Ani, rumah wawak nya Faris. Sesampainya mereka disana, semua orang menyambut kedatangan mereka dengan sambutan hangat berupa pelukan.

"eh... ning pada baru sampe ayo masuk-masuk, langsung makan wae di dapur ya", sambut bi Ani.

"hehe...tadi macet pisan di jalan, jadi agak telat kesini nya", jawab mama.

"Ya udah kalo gitu pada makan dulu gih, soal tempat tidur aku udah siapin kosan 5 kamar, gak jauh kok dari sini sok makan dulu aja nanti Arin uh akan nunjukin kosannya", ucap Bi Ani.

Lelah dengan perjalanan yang lumayan jauh mereka hanya meminta langsung diantarkan saja ke kosan karena mama merasa sudah tidak nyaman dengan badannya yang lengket.

Arin menunjukan kosan yang akan mereka tempati untuk tidur, jaraknya tidak jauh hanya terhalang lima rumah dari belakang rumahnya bi Ani.

Dap.....

Tak sengaja ketika berjalan menuju arah kosan, Faris bersenggolan dengan seorang pria.

"Eh...Ris....", ucap pria tersebut.

Dengan gelagat seperti orang yang mengenal Faris, pria tersebut langsung memeluk Faris dengan erat.

"Gua kangen sama lu Ris, udah lupa ya sama gua?", tanya pria tersebut.

Faris dengan kebingungan mencoba mengingat-ingat siapa pria tersebut.

"Oh......Dante ya.....", ucap Faris sembari tersenyum.

Rupanya pria itu adalah sahabat masa kecilnya Faris, bisa di bilang bestie masa SD nya dulu.

Faris dan Dante ini dekat sekali sehingga mereka berdua ini sering di juluki si kembar, karena semasa kecil mereka sering memakai pakaian yang warnanya selalu sama.

Izinkan Aku MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang