8 bulan lebih telah berlalu....
Kini kandungan Rere sudah menginjak 9 bulan.
"Aduh....sakit......", teriak Rere.
Ketika sedang mengobrol di ruang tamu, Rere mengalami kontraksi pada perutnya yang menandakan bahwa dia seperti ingin melahirkan.
Crot....
"Air ketubanya pecah mah......", ucap putri.
"Waduh....yaudah mama telpon Faris, kamu bantu Rere jalan ke mobil biar Rega aja yang nganter ke Rumah sakit". Ucap ibunya.
Sesampainya di rumah sakit Rere langsung dibawa ke ruangan darurat karena dia tidak bisa menahan lebih lama bayi yang dalam kandungannya.
Oa...oa...oa....
"Selamat ya bu...anaknya laki-laki", ucap bidan.
Rere melahirkan seorang bayi laki-laki, berat bayinya 2,5 kg kulitnya putih kemerahan.
Semua mengucapkan alhamdullilah ketika dokter mengatakan ibu dan bayinya lahir dengan selamat.
Faris yang datang terlihat terburu - buru bergegas menghampiri Rere yang sudah melahirkan.
"Kamu gak papa?", ucap Faris sembari ngusap kepalanya Rere.
"Anaknya laki-laki....", ucap Rere.
Bidan yang melihat Faris langsung menyuruh dia mengadzankan anaknya.
"Allahhu akbar.......", suara Adzan dikumandangkan di telingan anak tersebut itu.
Semua terharu ketika Faris mengumandangkan adzan ditelinga anaknya, ibunyapun sampai tak henti-henti memeluk suaminya karena merasa bahagia sudah menjadi seorang nenek.
"Kini mama punya cucu", ucap ibunya sambil menangis tersedu-sedu.
Setelah bayi di adzankan, kini bayi itu di taruh di pinggir Rere untuk disusui pertama kalinya, tak henti-henti semua menatap haru ke arah bayi itu, seperti mereka melihat seorang malaikat kecil yang datang untuk memberi kebahagiaan dalam hidup mereka.
"Faris bingung belum nyiapin nama yang cocok buat anak Faris!", ucap Faris.
"Masalah nama, mama udah siapin , mama bakal kasih nama Putra Al Fatih, gimana?", ucap ibunya.
"Cocok mah, pasti bakal jadi anak yang sholeh!", ucap Rere.
Setelah melahirkan, dokter memperbolehkan Rere pulang dan menjalani perawatan rutin dirumah saja, tapi Faris yang khawatir dengan keadaan Rere dan bayinya meminta untuk beberapa hari saja di rumah sakit supaya bisa terpantau stabilitas kesehatan anaknya.
Namun Rere sempat menolaknya dengan beralasan tidak ingin lama-lama di rumah sakit karena dia takut dan tak tahan dengan bau obat, tapi Faris yang keras kepala berkata bahwa dia akan menemani istrinya dalam pemulihan selama 3 hari di Rumah Sakit.
"Ris....anak ini kan udah lahir! Terus kapan kita mau akhiri drama ini?", ucap Rere.
"Kasian anak ini Re kalo tumbuh tanpa seorang ibu, bahkan anak ini kan anak kamu! Dia gak pantas menerima kepedihan atas kesalahan kamu, Setidaknya sampe Fatih sudah lepas asi lah Re!", Ucap Faris.
Teringat akan keinginannya, Rere menanyakan kembali kapan mereka bisa terlepas dalam hubungan yang palsu itu.
Namun Faris yang memikirkan bayinya merasa bahwa ini bukanlah waktu yang tepat untuk memikirkan hal tersebut.
"Gua gak mau Ris hidup sama lo terus !", ucap Rere.
"Gua tau gua homo Re, tapi kita udah terlanjur masuk ke dalam hubungan suami istri ini! Gua berusaha buat gua cinta dan nerima lo sama anak lo loh Re", Faris berkata sambil menggendong anaknya.
"Ok kalo gitu, gua bakal nunggu sampe anak ini lepas Asi, tapi inget !selama itu gua gak mau di atur kaya sebelumnya! Karena gua juga berhak bahagia dong!, dengan pilihan gua nantinya!", jawab Rere.
"Maksud lo, lo mau cari cowo lain gitu?", tanya Faris
"Iya Ris! Paham kan maksud gua?, udah ah, kan selesai ini lo bisa hidup bahagia dan gua juga bisa hidup bahagia", ucap Rere.
"Iya udah, terserah lo aja dah gua mah ngikut", jawab pasrah Faris.
Sementara itu bidan menyuruh Faris untuk menyelesaikan administrasi ke loket pembayaran di bagian loby utama.
"Dengerin ya..... Intinya apa yang gua minta tadi di awal gak usah lo bicarain ke siapapun ok", ucap Rere ke bidan yang membantunya lahiran.
3 hari berlalu....
Setelah pulang dari rumah, Faris memutuskan untuk memilih pisah rumah dengan orang tuanya supaya mereka bisa menjalani rumah tangga tanpa ikut campur keluarga mereka, awalnya ayah dan ibunya Faris tidak setuju, namun dengan alasan ingin membangun rumah tangga sendiri, mereka setuju dengan syarat Faris harus rutin 1 minggu dua kali membawa cucunya main kerumahnya.
"Ma.....Faris udah beli rumah buat Faris dan keluarga Faris, mama di rumah jaga kesehatan ya....", ucap Faris.
"Tadinya mama pingin banget liat cucu mama tiap hari!, tapi ya gimana lagi, itu kan pilihan kamu mamah ngikut aja, yang penting sering-sering ke sini ya", jawab ibunya dengan nada yang sedih.
Terlihat ibunya sangat sedih ketika melihat anaknya untuk pertama kalinya akan pergi meninggalkannya, tapi di satu sisi dia tidak ingin ikut campur dengan urusan rumah tangga anaknya, karena dia tidak mau menuntut lagi keinginannya kepada anaknya.
Rumah baru Faris tak jauh dari rumah orang tuanya yang kalo ditempuh hanya membutuhkan waktu sekitaran setengah jam.
"Ini demi kebaikan semua, lo bebas bawa cowo lo ke sini, dengan satu syarat!", ucap Faris.
"Apa syaratnya?.....", tanya Rere.
"Lo hanya boleh bawa cowo lo ketika gua kerja!", ucap Faris.
Tujuan Faris pisah rumah tidak lain hanya untuk menyembunyikan fakta bahwa rumah tangga mereka hanya sebuah gimik belakang, juga Faris ingin anak tersebut tumbuh bersama keluarga lengkapnya karena dia tidak ingin anak tersebut menjadi seorang anak tanpa ibu/tanpa ayah.
Hari demi hari, Rere seperti tidak ingin mengurusi anaknya yang di mana terlihat dia tidak mau sama sekali menggendong atau bahkan menyusuinya kalo tidak disuruh oleh Faris, sikapnya yang seperti itu selalu membuat Faris jengkel bahkan mereka selalu bertengkar karena perihal masalah tersebut.
"Itu susuin anaknya, nangis tuh", ucap Faris.
"Sama lo aja deh, tuh susunya ada di lemari, gua udah stok tuh susu formula yang udah gua beli!", ucap Rere.
Sontak Faris terkejut bahwa kini anaknya sudah dikasih susu formula bukan asi ibu.
"Lo gimana sih Re... Anak lo masih butuh asi loh....", ucap Faris.
"Udah gak usah bawel, gua cuman pingin cepet-cepet pergi aja dari sini!..", Rere menjawab dengan sinis.
Sempat jengkel, namun Faris mencoba memahami kembali situasi, diapun tak mempermasalahkan hal tersebut, karena dia tahu jika dia berbicara sepanjang apapun tidak akan didengar oleh Rere.
"Lain kali kalo ada apa-apa bilang Re, ini anak kamu masih kecil loh udah di kasih susu formula aja, padahal asi kamu masih ada kan!", ucap Faris.
"Inget kan janji kita, gua gak mau diatur!!!", jawab Rere.
"Ya udah, tapi selang seling ya kasihnya, dia masih butuh banget asi kamu", ucap Faris dengan halus meminta kepada Rere agar dia masih bisa menyusui anaknya dengan air asinya.
"Iya...iya... Bawel banget lo jadi cowo...", ucap Rere.
Sekarang Faris hanya bisa pasrah akan keadaanya yang sekarang, tujuannya tak lain hanya untuk mempertahankan Rere supaya berada dirumah dan menjaga supaya anaknya tumbuh bersama ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Izinkan Aku Memilih
RomanceSINOPSIS Kisah seorang Pria Homo sexual bernama Faris yang harus menikahi teman perempuannya karena terpaksa. Namanya Rere dia teman perempuannya Faris yang hamil diluar nikah, akibat kebodohannya Faris harus bertanggung jawab atas apa yang orang la...