CHAPTER VIII "Mandul"

2 0 0
                                    

Sore itu Faris mengajak Rere untuk berkunjung ke rumah ibunya, karena sudah seminggu mereka tak berkunjung karena kesibukan Faris yang menumpuk.

"Re.....kita ke rumah mama yu!", ajak Faris.

"Lo aja sendiri gua mau jalan nanti malem soalnya.....", jawab Rere.

Faris terlihat kesal dengan jawaban dari istrinya, lalu dia menarik tangannya Rere supaya dia mau ikut dengannya ke rumah mamanya.

"Lepasin gak?.....anjing lo ya ,maksa-maksa gua kaya gitu!", ucap Rere.

Plak........ Suara tamparan.

Karena ucapan Rere yang terlalu kasar kepadanya, tak segan-segan Faris menampar pipi Rere dengan begitu keras.

"Lo sama suami harus nurut.....gak usah bantah-bantah kaya gitu", bentak Faris.

"Lo sekarang udah berani nampar gua ya! Dasar boty anjing lo...", kecam Rere.

"Gua udah hargain lo dari dulu Re.... Mana rasa terimakasih lo ke gua?, gua cuman minta lo ikut ke rumah mama gua, itu aja", emosi Faris semakin memuncak.

"Gua gak mau ya!", bentak Rere.

"Ok.....kalo lo gak mau ikut, berarti lo juga gak usah keluar!!", ancam Faris.

Faris meninggalkan Rere dengan kekesalan yang sangat besar, dia sengaja mengunci pintu rumah supaya Rere tidak bisa keluar dari rumah.

Di dalam mobil.....Faris terus menerus mengusap air matanya, sesekali dia tersenyum mengelus anaknya itu yang sedang tidur di sampingnya.

"Papa janji akan setia menjaga kamu....walaupun kamu bukan darah daging papa!", ucap Faris dalam hati.

Cit.........

Mereka sampai di rumah kediaman mamanya, terlihat mama dan ayahnya Faris sangat gembira ketika melihat mobil anaknya yang terparkir dihalaman rumahnya, mereka langsung pergi membukakan pintu rumah untuk menemui cucu kesayangannya.

"Eh.....cucu nenek......", ucap mamanya sembari menggendong cucunya.

"Istrimu mana?", tanya ayahnya.

"Dia lagi ada acara bareng temannya.....", ucap Faris sembari gugup.

Mamanya yang keasikan menggendong cucunya itu langsung menyuruh Faris untuk masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan menantunya yang tak ikut datang mengunjunginya.

"Neng.....tolong buatin ade iparmu es teh manis!", ucap mamanya Faris.

Menyadari adiknya pulang, Rega langsung menghampiri Faris dan memeluknya, mengajaknya mengobrol di halaman belakang rumah.

"Gimana kabarmu? Kok udah seminggu ini gak ada ke rumah!", tanya Rega.

"Dih....lo kangen ya sama gua!", canda Faris ke kakaknya.

"Haha...gua kangen debat sama lo de...", ucap Rega.

"Dih.... de... de....", canda Faris.

Mereka berdua bercerita tentang keluarga mereka masing-masing, dan sesekali Faris menanyakan perkembangan program kehamilan yang terus di rencanakan oleh Rega.

"Gimana? Ada kemajuan gak program kehamilan sama istrimu?", tanya Faris.

"Gua udah rencanain program kehamilan itu dari dulu Ris, tapi mungkin emang takdir gua tidak bisa memiliki keturunan!", ucap Rega.

"Gak boleh gitu......liat si ilham, yang katanya istrinya gak bisa hamil lagi kan buktinya sekarang dia hamil", ucap Faris sembari menyemangati kakaknya yang putus asa.

Izinkan Aku MemilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang