Kehilangan.

12 2 0
                                    

" Ternyata semesta hanya mengizinkan kita untuk mengenal,tidak untuk memiliki"
-Nadia Anastasya



"Dan Allah lebih sayang dia" lanjut dimas.

Deg

Jantung Nadia berdebar kencang saat itu,ia langsung menghentikan mobilnya dan mengoreksi kata Dimas tadi.

"K-ka Dimas ga bercanda kan?" tanya Nadia.

Suara Nadia terdengar sangat berbeda,tentu saja dia menahan rasa sesak yang timbul karena berita tadi dan ingin mengoreksi bahwa berita itu bohong.

Sementara Sella yang ada di sampingnya pun terkejut kala mendengar kabar itu dan langsung merangkul Nadia.

"Gue ga bohong Nad,Ray emang udah ga ad-"

Belum sempat Dimas menjelaskan tentang kematian adeknya,sambungan telepon mereka telah di putuskan sepihak oleh Nadia.

"Nad,lo yang sabar ya" ucap Sella.

"G-gaa Sel ga mungkin cowo gue ga adaaa tadi pagi kita masih chatan kok" sanggah Nadia.

Nadia terus berusaha untuk bangun dari mimpi buruknya ini,na'asnya kejadian itu memang benar nyata bukan sekedar bunga tidurnya.

"Nad,ayo kita kerumah cowo lo kita liat semuanya bener apa gak" ajak Sella.

"Yaudah ayo." balas Nadia langsung menyalakan kembali mobilnya.

"Nad,bisa lo bawa mobil?kalo ga gue aja sini biar lo nenangin diri lo dulu di sebelah sini" ucap Sella sambil menunjuk kursi yang ia duduki.

Walaupun Nadia tidak banyak bicara tentang keadaan dirinya sekarang,namun berbeda dengan Sella dia tau kondisi Nadia saat ini tidak memungkinkan untuknya mengendarai mobil.

"yaudah makasih sel" ucap Nadia sambil keluar dari kursi kemudi.

Nadia pun turun dari mobil menuju kursi penumpang yang awal ditempati Sella,sedangkan Sella melihat itupun langsung beranjak ke kursi kemudi dan mulai memegang stir mobil menandakan ia siap jalan.

"Udah siap Nad?" pertanyaan Sella mendapat anggukan dari Nadia yang menandakan ia siap.

Disepanjang perjalanan mereka tidak ada yang membuka percakapan,sangat berbeda dengan situasi tadi,kini Nadia sedang hanyut dalam pikirannya,sedangkan Sella berusaha fokus menyetir.

"Nad,rumah cowo lo dimana?" tanya Sella ditengah keheningan mereka.

"Jalan jaya abadi no 43 Tanggerang Selatan" singkat Nadia.

"Oh oke"

Nadia sangat tidak mood kali ini,ia hanya ingin cepat sampai didepan rumah pacarnya itu dan memastikan semuanya tidak seperti apa yang di ceritakan oleh Dimas kakaknya Rayhan itu.

Dan yaps,hasilnya sangat nihil semua perkataan Dimas benar,kini ada bendera kuning dan banyak sekali orang dirumah Rayhan.

Di seberang mata Nadia terpacu dengan seseorang yang ditutupi kain jarik,tubuh Nadia lemas rasanya ia tak kuasa masuk kedalam rumah itu.

𝐍𝐀𝐃𝐈𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐒𝐓𝐀𝐒𝐘𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang