Ternyata dia.

8 1 0
                                    

Haii everyonee,maaf yaa baru upload. How's your dayy ? Semoga kalian baik - baik aja yah,makasi yang udah setia jadi pembacaa akuu and yuk bantu vote supaya aku lebih semangat lagii nulisnyaa.
OKEY HAPPY READING
***


" Yaudah nih makan,mau gue suapin? " tanya Sella.

Nadia yang merasa temannya sedang merendahkan kemampuannya pun dengan tegas mengatakan " Gue bisa sendiri anjir,lo pikir gue sakit apaan. "

Sella terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu,meskipun pucat namun,Nadia tetap terlihat cantik dimata Sella bukan lesbi yaa.

" Buruan dimakan keburu dingin. " perintah Sella.

" Sabar napa woy lah,mau lu? "

" Ga nafsu gua makan bubur anjir emang gua sakit apa " tolak Sella.

Sambil memakan bubur tersebut Nadia kembali merasakan ada hal yang kurang dalam dirinya,yaps benar saja Rayhan,cowo yang sudah meninggalkannya kemarin masih belum Nadia percaya bahwa dia sudah pergi untuk selamanya.

" WOY " suara Sella tiba - tiba saja naik satu oktaf dan tentu saja berhasil mengagetkan Nadia yang sedang melamun.

" Apaan si " Kesal Nadia sambil mehalap bubur terakhirnya.

" Lu yang apaan,makan sambil bengong kaya gitu. Mikirin apaan hah? " tanya Sella dengan nada yang tak biasa,jujur saja Sella paling tidak suka melihat sahabatnya tertutup seperti ini semenjak pacarnya pergi berhasil membuat sahabatnya menjadi sosok yang pendiam,dan tertutup dengan semua orang.

" Gue ga mikir apa - apa " elak Nadia.

" Nih minun biar cepet sembuh,gue ga mau di sekolah sendirian " ucap Sella dengan menyodorkan obat yang ada di atas nampan tadi dan dengan segera Nadia meminum beberapa obat tersebut.

Setelah menyuruh minum obat,Sella melihat jam analog yang berada di tangan kirinya,jam tersebut sudah menunjukan pukul 19.00 tandanya ia harus segera pulang dan membiarkan Nadia istirahat.

" Yauda istirahat,gue balik dulu,cepet sembuh yaa bestod gue " pamit Sella sambil beranjak dari kasur milik Nadia dan pergi.

Sepi,ya benar saja hidup Nadia kini hanya tinggal teman dan Bi Sumi tidak ada lagi hal yang bisa membuatnya merasa senang dan dihargai,bahkan orang tuanya saja seakan enggan untuk mengajaknya berbicara kecuali tentang prestasinya.

Sebisa mungkin Nadia memejamkan matanya,namun ketika Nadia mulai terlelap tiba - tiba saja pintu kamarnya kembali terbuka.

Ceklek

" Nadia bangun kamu,ga usah jadi manja hanya karena kamu sakit buruan " suara berat dan lantang tersebut berasal dari Bima,ayahnya.

Mendengar penuturan ayahnya membuat Nadia mengurungkan niatnya untuk istirahat dan kembali membuka matanya.

" Apa pah " tanya Nadia lirih.

" APA INI HAH? LIAT NILAI MATEMATIKA KAMU,NILAI APA SEPERTI INI NADIAAA , SAYA SEKOLAHIN KAMU BIAR PINTER KENAPA INI MAKIN BURUK SI " bentak Bima dengan memberikan kertas ujian milik Nadia yang bertuliskan angka 85.

" Pah,Nadia udah berusaha semaksimal mungkin "

" Alasan,mulai sekarang uang jajan kamu saya skors selama 1 bulan!! Jika masih terjadi hal yang sama saya berhenti menyekolahkan kamu dan silahkan kamu pergi dari rumah saya. Saya tidak sudi memiliki anak bodoh seperti kamu!! " setelah mengatakan itu Bima pergi dengan membanting pintu kamar Nadia.

Deg

Saya tidak sudi memiliki anak bodoh seperti kamu

𝐍𝐀𝐃𝐈𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐒𝐓𝐀𝐒𝐘𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang