Papa [ 4 bintang ]

836 34 0
                                    

Pov ???

Yang pertama aku lihat ketika membuka kedua mata adalah langit kamar yang putih polos, serta cat dinding berwana biru muda.

Entah kenapa aku merasa bingung melihat sekitar area kamar ku sendiri. Apakah aku melupakan sesuatu? Atau apa? Hm... Ini benar benar membingungkan.

Daripada terus termenung dengan melihat sekeliling yang tidak jelas, mending aku membersihkan diri dan mengisi perut yang kosong melompong ini. Itu lebih baik kan?

Aku mulai bergerak untuk memposisikan diri untuk duduk, namun baru setengah badan aku seperti mau melayang dalam sesaat. Aku sempat memejamkan mata dan menahan bobot tubuh ku dengan kedua lengan ku, setelah nya aku mencoba kembali duduk secara sempurna dengan bersandar pada kepala papan ranjang.

Secara perlahan aku membuka kembali mataku dan mengerjap beberapa kali untuk penyesuaian. Tangan kanan ku terangkat dan menyentuh kepala.

"Aku habis kenapa ya? Kok kayak melayang layang gitu rasa nya."gumamku.

Usai sekitar tiga menit berpikir, aku memutuskan untuk kembali pada rencana rutinitas ku. Tapi entah kenapa... Aku sudah tidur sangat lama. Mungkin dua atau tiga hari, atau lebih?

Aku hanya bisa mendesah pelan sembari memijit pangkal hidung karena mulai berpikir overthinking. Pokoknya aku kayak orang amnesia gitulah. Bingung, heran.

Singkat dari membersihkan diri dan mengenakan switer dan celana panjang yang longgar, aku berjalan menuruni tangga dan berjalan masuk ke dalam ruangan dapur. Aku membuka kulkas serta lemari kecil yang biasa berisi penyimpanan bahan bahan makanan untuk dimasak.

"Apa isi kulkas memang segini atau gimana yak? Kok kayak ada tamu nginep di rumah ku aja. Atau memang benar lagi?" monolog ku melihat isi kulkas dengan tatapan aneh.

Karena tidak mau ribet aku memlih untuk mengambil selai coklat dan menutup pintu kulkas. Kemudian, membuka lemari kecil bagian atas  dan mengambil satu bungkus roti. Aku merobek bungkus nya lalu mengambil dua buah roti dan meletakkannya ke dalam mesin pemanggang   roti.

Di samping itu, di atas kompor ada sebuah panci yang tengah memanaskan air untuk menyeduh susu coklat. Ketika semua sudah siap tersaji, aku segera mengambil tempat duduk di kursi dan menyantap makanan.

Dalam waktu satu menit, roti yang kumakan telah habis. Hanya tersisa setengah susu coklat berada di dalam gelas besar yang perlu ku habiskan.

Atensi ku mengarah pada bingkai pintu saat mendengar suara pintu yang dibuka dari luar dan disusul derap langkah kaki yang menghampiri menuju ke sini. Sejenak nafas ku tertahan, hingga menampilkan sosok pria berambut ungu sedang menatap ku balik dengan wajah sedikit terkejut.

"Astaga.. Ku kira apaan. Ternyata kau Souta." ucap nya mengelus dada yang pasti nya berpacu cepat.

Aku membalas ucapannya dengan kekehan kecil, "emang Souta seserem itu kah? Sampai terkejut begitu. Santai aja kali."imbuh ku dan menyeruput susu coklat sampai tandas.

Usai meletakkan gelas besar di atas permukaan meja, aku disuguhi mangkuk dan sendok di sebelah nya. Membuatku mengalihkan pandangan pada pria yang lebih tinggi daripada aku, sehingga membuat ku mendongak menatap wajahnya dengan  keheranan.

Sol.4ce AU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang