chapter 3 : latihan

297 31 9
                                    

Di sebuah planet terpencil.

"Sial! Kau benar-benar membuatku kesal, dasar pak tua!" ucap Belial dengan nada geram, menatap Ultraman King yang berdiri di hadapannya. Meskipun Belial mencoba menyerangnya dengan berbagai serangan, Ultra legendaris itu dengan mudah menghindari setiap serangannya.

Ultraman King, sosok yang menjadi legenda di seluruh alam semesta, sekaligus mentor dan lawannya kali ini.

***

Belial diasingkan ke sebuah planet terpencil sebagai hukuman, di bawah pengawasan dan pelatihan langsung dari Ultraman King. Sebelum nantinya ia diizinkan kembali ke negeri cahaya, ia harus menyelesaikan hukumannya dengan berlatih dengan King.

Peraturan latihan kali ini sebenarnya cukup sederhana. Belial hanya perlu merebut permata dari tangan King untuk menyelesaikan latihan tersebut.

***

"Kendalikan egomu, Ultraman Belial. Jangan sampai ego itu mengendalikan dirimu. Kaulah yang harus mengendalikannya" ucap Ultraman King dengan suaranya yang penuh kharisma mencoba memberikan nasihat kepada Belial.

Namun, Belial tidak dapat menahan kemarahannya, "Diamlah!!! Aku sudah bosan mendengar ucapan yang rasanya sudah kau ulang ratusan kali! Kau tak perlu memberitahukan apa yang sebaiknya aku lakukan. Aku tahu apa yang harus ku lakukan. Jadi berhentilah mengoceh!" Belial mulai menyerang King dengan serangan fisik dan jurus-jurus miliknya.

Ultraman King dengan kepiawaiannya berhasil menghindari setiap serangan Belial tanpa kesulitan, bahkan mampu memukul mundur Belial tanpa perlu menyentuhnya dengan tekniknya yang seperti sihir.

Namun, tiba-tiba, serangan misterius meluncur ke arah Belial, membuatnya berteriak kesakitan, "Ackh--!!! Apa-apaan ini?! Kau bilang tidak akan menyerangku?!" Belial protes pada King sambil berusaha membalas serangan.

"Aku memang tidak menyerangmu. Permata inilah yang melakukannya," jelas King sambil terus menghindari serangan Belial. "Permata ini bisa merasakan niat jahatmu, Belial."

"Hah?! Apa maksudmu niat jahat?!" Belial mencoba menyangkal pernyataan King.

"Kau tidak hanya mencoba merebut permata ini. Kau bahkan berniat membunuhku, sehingga permata ini menyerangmu karena niat jahatmu itu" papar King, mengungkapkan niat gelap Belial yang mulai terungkap.

"Heh! Begitu ya... Tapi siapa yang peduli dengan itu! Yang penting aku bisa merebut permata itu darimu, bukan? Lagipula, sikapmu benar-benar menjengkelkan!" ujar Belial dengan penuh keangkuhan.

"Membunuh bukanlah tujuan seorang Ultra" Ultraman King mencoba mengingatkan Belial.

"Heh! Jangan terlalu naif, pak tua. Bahkan mereka para ultra yang bersembunyi di balik sosok seorang pahlawan keadilan pun harus membunuh kaiju untuk melindungi mereka yang dianggap 'lebih' pantas!" Belial mengeluarkan sebuah serangan berbentuk cakaran yang dengan cepat melesat ke arah King.

Sementara King langsung menciptakan semacam barrier yang dapat menahan serangan milik Belial dengan tangan kanannya. "Mungkin memang benar jika Pada akhirnya harus ada yang di korbankan. Tapi sekali lagi, tujuan utama kita bukanlah membunuh. Tapi melindungi" lanjut King saat dia terus mencoba mengingatkan Belial tentang arti menjadi seorang Ultraman.

"Hah?! Lalu apa bedanya?! Apapun alasannya, Membunuh tetaplah membunuh" ucap Belial sesaat sebelum dia mengeluarkan sebuah kousen yang diiringi dengan aura hitam yang mengejutkan karena sebelumnya aura itu tak terlihat.

Saat kousen milik Belial yang diiringi dengan aura hitam itu hendak menyentuh King, permata yang bersemayam di tangan kiri King tiba-tiba bereaksi dengan cepat. Sebuah dinding cahaya spontan muncul, menahan serangan kousen Belial. Namun, tak berhenti di situ, dinding cahaya tersebut terbelah menjadi dua bagian yang bergerak ke arah kanan dan kiri Belial dengan cepat. Tanpa ampun, rantai-rantai cahaya mulai muncul dari dinding-dinding itu, melilit dan mengikat kedua tangan serta kaki Belial ke dinding yang memiliki sisi yang berlawanan. Tubuh Belial terbentang tegang di antara kedua dinding, membuatnya terjebak dalam posisi tak berdaya.

Ultraman Belial : second lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang