nine

945 67 0
                                    

Haruto menatap ke arah Asahi yang menatapnya dengan pandangan dinginnya.

" Maafkan saya, Tuan " ucap Asahi pada Haruto

Sedangkan Haruto hanya diam,  menunggu penjelasan dari salah satu orang terpercayanya itu.

" Nyonya mengamuk,  bahkan saya memanggil dua orang maid senior untuk memegangi nya.  Namun Nyonya malah semakin histeris dan meneriakkan kata Mati.  Saya tak ada cara lain,  akhirnya saya menggunakan suntikan obat tidur dosis rendah. Saya mohon maaf Tuan. " ucap Asahi

Sedangkan Haruto menghela nafasnya,  ia mengangguk dan pergi meninggalkan Asahi yang setia menundukkan kepalanya hormat pada nya.

Haruto memilih masuk kedalam kamarnya dan kini pandangannya disuguhkan dengan Junkyu yang duduk termenung dengan maniknya yang menatap kosong ke arah depan seolah - olah tak memiliki semangat hidup.

" Sudah bangun?  " tanya Haruto

Sedangkan Junkyu tersentak kecil mendengar suara bass suaminya yang tiba - tiba saja ada didalam kamar.  Membuat Junkyu bergetar ketakutan.

Srett!

Dagu Junkyu Haruto apit dengan kencang membuat Junkyu menangis kembali disertai dengan pemberontakan. 

Kedua tangan Junkyu ditahan oleh satu tangan Haruto.  Membuat Haruto memberontak hendak melepaskan diri. 

Rahangnya telah mati rasa,  akibat rasa sakit yang terasa dibuat oleh Haruto selaku suaminya sendiri.

" Bunuh aku. " lirih Junkyu

Haruto menatap datar ke arah Junkyu yang menatapnya dengan wajah memerah yang penuh dengan air mata. 

" Ucapkan sekali lagi " tukas Haruto dengan rahang nya yang sudah timbul urat - urat kasar.

Haruto mendekatkan tubuhnya pada Junkyu yang menangis ketakutan,  memegang erat bisep suaminya.

Menjilati kuping istrinya,  ia membisikkan sesuatu.

" Jangan membuatku marah,  sayang. "

Brakk! 

" Akhh!  Hiks..  Hiks.. S-sakithh.. "

Suara debuman kencang diikuti tangisan serta pekikkan sakit Junkyu bergema didalam kamar mewah yang sayangnya di desain kedap suara itu.

Cairan kental berwarna merah jatuh membasahi wajah Junkyu yang basah dengan air mata. 

" Berfikir lah sebelum berucap,  Kim Junkyu. " desis Haruto

Ia meninggalkan Junkyu yang menangis kesakitan sembari tangannya yang memegangi kepalanya yang ntah kenapa terasa berputar - putar.

Brak!

Suara pintu terbanting,  akibat Haruto yang emosi. 

Bruk!

Tubuh Junkyu pun jatuh ke lantai tak sadarkan diri,  dengan darah kental yang mengaliri wajah ayunya. 

Yang terlihat menyeramkan.

Ceklek!

Pintu kamar itu kembali terbuka,  namun bukan lah Haruto seperti yang kita kira.  Melainkan Asahi yang kaget dengan apa yang saat ini ia lihat.

Dengan segera Asahi berlari,  dan menghidupkan walkie talkie untuk menghubungi dokter pribadi milik seorang Watanabe Haruto.

Setelah mendengar kata Tunggu dari si dokter,  Asahi dengan segera memapah tubuh tak sadarkan diri Junkyu.  Lalu ia rebahkan di kasur king size milik Haruto.

Asahi dengan panik berjalan ke arah laci nakas dan dengan segera mengambil kotak yang terisi peralatan kesehatan dan mulai menyeka darah yang terus saja keluar dan darah yang akan mengering.

Beberapa menit kemudian,  datanglah dokter pribadi milik Haruto.  Dan dokter itu menatap shock ke arah pasien yang saat ini harus ia rawat.

Dengan sigap ia segera mengobati tubuh ringkih Junkyu,  dibantu dengan  Asahi yang membantu nya untuk menyeka aliran darah dari luka yang terlihat dalam itu.

Tak perlu waktu lama,  kini Junkyu sudah selesai diobati. Dengan kepalanya yang dilapis oleh Kain putih dan juga beberapa luka - luka kecil yang telah  diberikan antiseptik dan obat merah.

Asahi dan dokter itu pun akhirnya bisa bernafas lega,  berkat Junkyu yang akhirnya bisa diselamatkan. Karena darah yang banyak sekai mengucur itu bisa saja membuat Junkyu kehilangan nyawanya dengan mudah dalam hitungan per detik saja.

Ceklek.

Pintu kamar itu ditutup oleh Asahi,  dan Kini ia menatap dokter pribadi Haruto yang saat ini juga sedang menatapnya dengan raut wajah sendu.

" Dia kah istrinya?  " tanya nya

" Benar,  Doyoung. " ucap Asahi.

Kim Doyoung atau Dokter Doyoung, adalah dokter pribadi yang mengabdi pada Haruto sejak 5 tahun yang lalu.  Setelah 3 tahun ia diangkat dan melakukan sumpah dokter,  hingga akhirnya ia diajukan oleh sang atasan rumah sakit tempat ia bekerja itu untuk bekerja sebagai dokter pribadi seorang Watanabe Haruto.  Berkat ketanggapannya dalam mengobati membuat Haruto pun terkesan dan menjadikan Doyoung sebagai dokter pribadinya.

" Hyung, Aku kasihan padanya. " Sendu Doyoung menatap Asahi yang juga menatap nya sejak tadi.

" Tak ada yang bisa kita Lakukan Doyoung, " tukas Asahi.

Kemudian ia menggiring Doyoung pergi menjauh dari kamar mewah itu.

***

SLAPSS!

Krak!

Bruk!

Kepala itu menggelinding dan berhenti tepat di depan kakinya yang berhiaskan sepatu pentofel hitam itu.

Jeongwoo yang memang saat ini sedang berada di ruangan gelap itu untuk menemani Haruto itu bergidik ngeri.

Menatap ke arah kepala wanita yang menggelinding seram ke arah mereka.

" Yak apa kau tak kepikiran akan dihantui mereka? " tanya Jeongwoo ngeri.

Sedangkan Haruto hanya diam,  lantas berjalan keluar dari ruangan itu. Yang membuat Jeongwoo heboh ketakutan karena asumsinya jika akan dihantui.

" YAKK JANGAN TINGGALKAN AKU!!  "

" Park Jeongwoo berisikk!! "

" Diam kau gosong!!  "

" Kau juga gosong!! "

" PARK JEONGWOO!! KIM SUNWOO!! KALIAN BERDUA DIAM!!  " Pekik satu - satunya Submissive yang saat ini duduk disamping Sunwoo.

Sosok itu adalah So Junghwan,  Fwb atau Friend with benefit dari Park Jeongwoo namun lebih dekat dengan Sunwoo yang kalem ketimbang Jeongwoo fwbnya sendiri.

Kadang kedekatan antara Sunwoo maupun Junghwan membuat Jeongwoo cukup dilanda rasa cemburu namun tentunya Jeongwoo sadar jika selama ini dirinya maupun Junghwan hanyalah dua orang yang sama - sama saling membutuhkan tanpa rasa cinta di dalamnya.

" Diam kalian. " ucap Haruto

Ucapan Haruto itu membuat pasangan kakak beradik berkulit tan skin itu terdiam,  dan Junghwan yang memilih berjalan ke arah Jeongwoo yang duduk lalu dirinya kedalam pelukan Jeongwoo dan menggerung lucu layaknya seekor kucing.

" Sialan " ringis Sunwoo menatap adegan romantis adiknya itu.

Sedangkan Haruto kini memilih duduk di sebuah sofa ruangan itu.

Dengan fikirannya yang melalang buana ntah kemana.

***
tbc

EVIL HUSBAND | HARUKYU [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang