Seminggu telah berlalu sejak lima sahabat menemui kisah seru di sekolah barunya. Dalam seminggu itu, mereka telah melewati berbagai momen menyenangkan, dari kelakuannya di kelas hingga tingkahnya di kantin. Namun, di balik keceriaan itu, mereka juga menyadari bahwa tidak semua orang senang dengan persahabatan mereka. Adakalanya, tatapan sinis atau gosip di koridor mengisyaratkan bahwa tidak semua teman sekelas menyukai kebersamaan mereka. Meskipun begitu, lima sahabat itu tidak terpengaruh. Mereka saling mendukung satu sama lain, membuktikan bahwa persahabatan mereka tidak akan hancur oleh gosip atau iri hati dari luar."Psstttt.. pssttt... woi plis pinjem tip x nya woiiii" ucap Egga dengan bisik-bisik pelan kepada Tata.
Tata yang sudah malas sedari tadi menanggapi ocehan tidak bermutu nya Egga, kali ini dia sengaja tidak menggubrisnya.
Zhifa yang juga merasa terganggu dengan suara bisikan mautnya Egga menoleh ke sumber suara.
"Kenapa Ga?" tanya Zhifa
"Plis Jip pinjemin gue tip x, lu kan baik hati dan tidak sombong, ga kayak si onoh nohh" ucap Egga dengan memonyongkan mulutnya ke arah Tata.
Tata yang merasa dirinya sedang di bicarakan, melirik tajam ke arah Egga. Novan dan Fikran yang berada di belakang nya, bergidik ngeri melihat tatapan mautnya Tata. Egga pun mencoba setenang mungkin dan menelan salivanya dengan susah payah.
Zhifa yang melihat kejadian itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, karena sudah tidak kaget lagi dengan kelakuan teman-temannya.
"Lu ngomong sekali lagi Ga, gue bakalan potong abis lidah lu" ucap Tata dengan tatapan psikopatnya.
Egga yang mendengar itu, langsung bungkam seribu bahasa, karena takut kalo Tata sudah bicara serius seperti itu. Daripada nanti lidahnya di potong, lebih baik Egga diam saja.
Melihat itu, Zhifa pun terkekeh kecil dan juga merasa kasihan. Beranjaklah Zhifa menuju kursi kosong sebelah Egga. Egga yang kaget tiba-tiba Zhifa duduk di sebelahnya.
Mereka sempat melakukan eye contact lumayan lama, dan itu menyita perhatian seseorang. Seseorang tersebut terlihat tidak suka dengan kejadian yang baru saja dia lihat.
"Cih, awas aja ya lu"
.
.
."Woii kantin yuu, laper nih gue" ucap Fikran, perutnya sedari tadi menjerit kelaparan minta diisi makan.
"GAS!" jawab mereka serempak
Sepanjang koridor sekolah, mereka berlima sudah pasti banyak tingkah anehnya. Entah itu Egga yang ada aja tingkahnya yang bikin geleng-geleng kepala, Tata yang suka emosian dan suaranya yang mengalahkan spiker masjid. Fikran yang banyak di sukai oleh banyak orang, terutama cewek-cewek di sekolah, Novan yang hanya kebagian ketawa recehnya karena teman-temannya spek pelawak. Sedangkan Zhifa? Zhifa hanya menjadi batu berjalan diantara teman-temannya yang super hyperaktif.
"BU IJAAAHHH, EGGA DATAANGGG UNTUK MEMBELI MAKAN BUAT PERUT EGGA YANG UDAH KERONCONGAN INIII" teriak Egga yang membuat seisi kantin menoleh kepadanya. Karena merasa dia menjadi pusat perhatian banyak orang, Egga hanya memberi reaksi watados nya, "HEHE" nyengir pepsodent Egga
Sebuah tangan melayang dan mendarat tepat di kepala Egga "Lu kalo mau teriak-teriak liat situasi bego" Novan yang dengan seluruh kekuatannya menampol kepala Egga. Egga hanya mengelus kepalanya yang sakit.
"Tau nih monyet berandal, emang dimana aja dan kapan aja selalu malu-maluin kerjaannya" timpal Fikran.
"Biasa gengs, orang cari muka tuh gimana sih, ya giniii lah" saut Tata mengompor-ngompori
"Duh gue lagi dahh yang kena, lagian kalian kayak sok iye banget, padahal tiap hari juga kayak monyet lepas dari kandang, biasanya juga kalian yang malu-maluin, sumpah ye kalian tuh selalu gini, apa-apa selalu gue yang salah, iyadah gue iya, potek banget hati gue" ucap panjang kali lebar Egga dengan gaya andalan nya.
"Mulai dah mulaiii drama sinetron nya, lu kek nya cocok Ga jadi tokoh sinetron, yakan Fik?"
ucap Novan"Iya cocok banget, jadi tokoh sinetron azab maksudnya" timpal Fikran, yang membuat semua teman-temannya ketawa ngakak. Egga yang sudah terbiasa menjadi bahan bullyan teman-temannya hanya memutar bola mata malas.
Egga melirik sekilas kearah Zhifa yang juga sedang tertawa. Entah kenapa melihat Zhifa tertawa kayak gini hatinya merasa hangat, bisa dikatakan dia suka dengan senyuman manisnya Zhifa. Atau malah dia suka sama pemilik senyumannya(?)
.
.
.Setelah mereka berlima pesan makanan, dan duduk di sebuah meja dan kursi panjang. Mereka menghabiskan makanan dan sesekali bercerita tentang tugas fisika yang membuat mual perut mereka. Mereka terlihat benar-benar sangat harmonis, tertawa bersama, saling memberi masukan ini itu, suka ngejahili, dan suka saling membantu satu sama yang lain.
"Eh yuk balik ke kelas, bentar lagi bel bunyi" ajak Tata kepada teman-temannya. Mereka pun segera beranjak berdiri dan akan meninggalkan kantin. "Kalian duluan aja deh" ucap Fikran
"Lah lu mau kenapa bejir?" tanya Tata
"Bentar, gue lagi ada perlu sama Zhifa, Zhif gue boleh minta waktu lo bentar aja?" timpal Fikran kepada Zhifa. Zhifa yang kaget karena tiba-tiba saja Fikran meminta waktunya. Setelah berpikir sebentar Zhifa pun mengangguk setuju, karena pikirnya mungkin Fikran memang ada perlu sama dia.
"HAYOLO FIKRAN, ada apa hayooo" ucap Tata sambil menyeringai menakutkan, membuat Fikran yang melihatnya bergidik ngeri. Novan yang melihat tingkah Tata ketawa gemas sembari mengusap pucuk rambut Tata "Anak kecil kayak lu tuh gaboleh kepoo" timpal Novan
Tata kaget setengah mampus, tapi dia hempiskan reaksi jelek nya itu dan segera memasang wajah kesal ke Novan.
"Sebentar doang kok gengs, dah cepet balik dah kalian, husshh hushh" ucap Fikran sembari menghempaskan kedua tangannya dengan arti mengusir teman-temannya dengan halus.
"Hadeuhh iyadehh, yok gengs" ucap Novan
Disisi lain Egga yang sedari tadi menyimak teman-temannya ngobrol, entah kenapa dada Egga sesak pada saat itu, padahal ini hanyalah Fikran dan Zhifa, sahabatnya(?)
.
.
."Kenapa Fik?" Ucap Zhifa mengawali pembicaraan. Setelah ada keheningan sebentar, karena Fikran tidak kunjung segera bicara.
"Anu, gini Zhif... emm.. lu weekend free ga?" tanya Fikran dengan suara gugup. Dia merasa sangat payah banget untuk saat ini. Dia merasa ga sanggup mendengar jawaban dari Zhifa
"Aih? naha atuh?" Zhifa kembali bertanya dengan logat sundanya.
"Ya gue ada perlu aja sih Zhif, kalo ngomongin disini kurang enak, terus gue juga maunya cuma kita berdua aja, yaaa lu tau sendiri temen-temen kita kek gimana modelannya" jelas Fikran, dia berusaha untuk tidak gugup, dia sangat takut Zhifa menolaknya mentah-mentah.
"Emm gue belom tau yaa, tapi kayaknya bi-" belum selesai Zhifa melanjutkan bicaranya, ada seseorang yang tiba-tiba teriak memanggil namanya, siapa dia? Yup Egga!
"JIPAAAA!!!!" Egga teriak memanggil nama Zhifa dengan berlari-lari menghampiri. Zhifa yang merasa namanya di panggil dengan keras, terpelonjak kaget melihat tingkah Egga yang aneh itu
"Egga sialan anjing!" umpat Fikran dalam hatinya, tapi lain di dunia nyata dia hanya tersenyum getir menatap Egga yang memasang watados nya.
"Jip weekend jalan yuk sama gue" ucap Egga.
KAMU SEDANG MEMBACA
"DALAM PELUKAN DUSTA"
RomanceZhifa, Egga, Tata, Fikran, dan Novan, lima sahabat sejati sejak masa Sekolah Dasar, menjalin ikatan tak terpisahkan. Namun, kehidupan asmara menghantui hubungan mereka. Fikran, yang selama ini memendam cinta pada Zhifa, terpaksa menyaksikan perasaan...