[dua]

10 1 0
                                    

Selamat membaca gess




"Merepotkan hufhh.."ucapnya dingin

____

Azura terbangun dari tidur nya, objek pertama yang ia lihat seorang lelaki berseragam sekolah menengah atas lelaki itu fokus terhadap gejetnya sampai sampai tak sadar Azura tengah memandangi nya.

"Kamu datang..." ucap Azura memecah keheningan

"Kau sudah bangun sayang, apa ada yang sakit? Mau ku panggil kn dokter?" ucap lelaki itu dengan nada yang dibuat buat khawatir. Sejujurnya ia malas menemui Azura kalau bukan desakan dari Anisa. Yaa Anisa memaksanya menemui Azura ia punya rencana licik untuk Azura.

Azura merespon dengan gelengan ia tersenyum lembut, Azura bersyukur masih ada yang menyayangi nya disaat saat seperti ini. Tapi ingat dunia selalu tak memihak nya, serigala bisa saja berbulu domba.

"Bas aku sangat bersyukur kau selalu ada disisi ku. Terimakasih selalu ada disisi ku" ucap Azura. Lelaki itu bernama Bastion Gemilang Prayoga yang berstatus kekasih Azura. 'Kau terlalu percaya diri Zura' batin Bastion

"Tentu sayang, bagaimana keadaan mu sekarang" ucapan Bastion tentu berbeda dengan hatinya.

"Aku jauh lebih baik " jawab Azura sambil tersenyum manis. Bastion akui Azura itu cantik tapi rasa benci nya amat dalam.

"Syukur lahh kalau begitu, mau makan buah?" tawar bastion dengan niat lain, Azura merespon dengan anggukan. Bastion pun mengambil buah yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit. Ia memotongnya dan menyuapkan nya ke Azura.

Namun tiba tiba Bastion menarik Azura wajah ke wajah nya dan ...

BRAKKK...

Pintu terbuka dengan kasar menampilkan lelaki paruh baya dan seorang gadis yang tak lain adalah Panji dan Anisa.

Azura segera menjauhkan wajahnya dari Bastion, ia merasakan hal yang buruk akan segera terjadi

"ZURA!! Berani sekali kau menggoda tunangan kakak mu hahh!! Dasar jalang!!" bentak Panji

DEG...

Azura terdiam beberapa saat, tak sadar ia menitihkan air mata. Kenapa begini? Kenapa semua kebahagiaan azura selalu sirna secepat kilat? Kenapa?

"Maaf kan saya om saya tidak salah tapi zura lahh yang salah! Zura tadi memang yang memaksa saya untuk mencium nya " bohong Bastion

"Tidak apa nak om tau ini semua salah Zura yang menggoda mu" jawab Panji

"Hiks..ayah kenapa zura melakukan itu hiks.." ucap Alana dengan nada dibuat seperti menangis

"APA YANG KALIAN MAKSUD TUNANGAN!! DIA KAK..." ucapan Azura terpotong

PLAKK!!

Tamparan lagi lagi Azura terima

"Berani sekali kau berucap begitu hah!!" bentak Panji tersulut emosi

"Bastion itu tunangan nya Alana jangan pernah kau mengoda nya! Dasar jalang!!" ucapan ayahnya membuat ia terdiam, ia menatap bastion meminta penjelasan.

"Yaa itu semua benar dan kau Zura jangan berusaha menggoda ku, kau akan melukai hati pujaan hatiku ini" ucap bastion sambil mengecup tangan Alana. Alana tersenyum puas

"TIDAK!! KAU KEKASIH KU TIDAK!!! KAU ALANA KAU LAHH YANG JALANG BUKAN AKU!!" ucap Azura lantang

PLAKK!!!

Lagi lagi tamparan yang ia terima

"Berani sekali kau membentak anak saya!! Hah!!" bentak Panji

"Dek hiks... Padahal aku sangat menyayangi mu kenapa kau mengatakan itu" ucap Alana ber sandiwara

"TIDAK...TIDAK AKRHHH JAHAT KENAPA KENAPA AKU!! ARHKKKK" teriak Azura

"Dasar gadis gila!! Bastion bawa keluar Alana aku akan memberikan nya sedikit hukuman" perintah panji

"Baik om" bastion pun keluar bersama Alana

Setelah bastion dan Alana keluar panji mendekati anaknya itu. Azura masih dalam keadaan kacau ia menangis dalam diam sambil menatap ayahnya.

"Zura dengarkan ayah" ucap panji dengan nada ehm yang aneh, tidak ada balasan dari Azura ia memilih diam

"Ayah akan memberikan segalanya tapi dengan syarat " ia kemudian mendekat ke telinga Azura dan berkata sesuatu yang membuat keadaan Azura semakin memburuk.

"DASAR BAJINGANG PERJI KAU, KAU BUKAN AYAH KU PERGI!!!!" Azura terus berteriak

"Pikirkan dengan baik baik zura ini tawaran yang menggiurkan bukan? hm" panji belum putus asa atas permintaan nya

"PERGI!! PERGI!!! AKRHHH KAU BUKAN AYAHKU PERGI!!!" Azura terus berteriak

Alex dan beberapa perawat datang, tadi ada perawat yang mendengar Azura berteriak histeris ia pun melaporkan nya kepada Alex. Alex segera menghampiri ri Azura dan berusaha menenangkan nya dengan bantuan beberapa suster. Salah satu suster berkata

"Maaf pak anda silakan tunggu diluar nanti kamu akan memberikan hasil.." perkataan suster itu terpotong

"Baiklah aku akan pulang saja aku serahkan dia pada kalian" setelah berucap begitu Panji pergi dengan angkuh. Alex yang melihat itu tersenyum miris

"Ku mohon jangan suntik aku" minta Azura dengan suara lemah

"Iya tidak Zura, asal kau tenangkan diri mu dulu yaa" ucap Alex dengan lembut kemudian ia memeluk Azura dan menenangkan nya, Azura menurut ia tak mau tertidur lagi. setelah 15 belas menit nafas Azura kembali teratur. Alex memberanikan diri bertanya.

"Apa sudah membaik?" tanya nya dengan lembut, Azura hanya mengangguk sebagai jawaban. Melihat Azura yang sudah tenang sekarang Alex mengisyaratkan suster untuk meninggalkan ruangan Azura.

"Zura" panggil Alex namun tak direspon oleh Zura. Zura tetap diam dengan tatapan kosong

Semua yang terjadi tentu membuat Azura shok kenyataan pahit ini terlalu menyakitkan. Apa semua orang membenci nya? Azura ingin mengngakhiri nya Azura lelah.

Alex menatap Azura dalam dan akhirnya memilih pergi sebelom pergi ia berkata.

"Jangan sungkan untuk bercerita dengan aku, aku beda dari mereka ingat itu" setelah mengatakan ini Alex pergi keluar. Ia tau Azura butuh ketenangan, maka dari itu ia memilih pergi.

Setelah Alex pergi ruangan itu hanya ada keheningan yang menyelimuti nya. Kini Azura benar benar sendiri tidak ada yang menemaninya

"Hikss.. Hiks.. Kenapa begini? " Azura menangis namun segera ia hapus

"TIDAK!! Aku tidak boleh menangis si nya" tegas azura

"Tapi kenapa ia memainkan ku sama seperti mereka? " ucap Azura, hening

Azura diam banyak bayangan bayangan dikepala nya membuat ia frustasi. Ia harus apa? Mengakhiri semua ini? Tidak! Itu bukan jalan yang baik

#Azura pov

Kenapa kenangan itu terus menghantui ku dan kenapa terus bertambah. Aku takut

Kau itu pembunuh_

Kau Jalang _

Semuanya salah mu_

Kau merenggut kebahagiaan keluarga ini_

Kau!! kau pembunuh_

Kenapa bukan dirimu yang mati hahh!! _

Pembunuh tetaplah pembunuh_

Dasar anak pembawa sial_

Mati saja kau Zura!! _

PEMBUNUH_

PEMBUNUH_

PEMBUNUH.... _

#Azura pov end

Bayangan bayangan itu terus menghantui nya ia lelah dengan permainan dunia yang selalu tak memihaknya.

Azura meringkuk ia takut ia lelah ia ingin semua ini berakhir. Ada satu kalimat yang membuat nya menegangkan seketika. Itu perkataan ayahnya tadi. Azura kecewa terhadap ayah nya bahkan ia ingin membunuh ayah nya itu tapi mustahil, saat ini ia tidak ada yang memihaknya

"Kau harus menjadi.."



Pa kabar kalian gess?

Kekasih Sang LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang