Satu

147 68 139
                                    

"Setiap pribadi berbeda-beda. Awalnya memang tidak suka, tetapi jika semesta selalu mempertemukannya, maka hati pun tidak mampu menolaknya."

_Giovano Ardian Pratama

***

"Huftt.. akhirnya nyampe juga. Gila si, cape banget," keluh Keyra membungkukkan badan sembari mengontrol nafasnya yang masih tak beraturan akibat lari marathon tadi.

"Kira-kira nasib si cewok itu gimana ya? tapi bodo lah, lagian dia malu-maluin gue sih," Ucapnya mencoba menghilangkan ingatannya tentang kejadian yang tadi, lalu melanjutkan langkahnya menuju gerbang sekolah.

Saat ini jam telah menunjukkan pukul 07.18 yang artinya gerbang sekolah sudah ditutup dari 18 menit yang lalu. Terlihat seorang laki-laki berumur sekitar 50an sedang terlelap di dalam pos satpam.

Keyra yang melihat itupun tersenyum lebar. Ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri memperhatikan keadaan sekitar, sepertinya aman karena suasana saat ini sedang sepi. Keyra lantas melancarkan aksinya yaitu memanjat gerbang untuk memasuki sekolah.

"BRUKK!!" Keyra mendarat dengan sempurna lalu tersenyum penuh kemenangan, menepuk dadanya bangga.

"Hebat lo Key" ujar Keyra senang, merasa sangat bangga atas pencapaian dirinya. Iya, pencapaian memanjat pagar tanpa diketahui oleh satpam yang dikenal sangat galak itu.

Namun sepertinya kesenangan Keyra hanya sesaat, karena dari arah parkiran terlihat seorang laki-laki sedang berjalan mendekat ke arah dirinya, dan yang sialnya lagi dia adalah seorang Ketua Osis.

"Selamat, kamu memang lolos dari Pak Surya, tapi sayangnya kamu tidak bisa lolos dari saya," ucap laki-laki itu, lalu ia menarik ujung lengan seragam Keyra.

"Woyy, apaan nih main tarik-tarik aja. Lepasin gaa!!" pekik Keyra memberontak. Berusaha melepaskan diri dari laki-laki itu, namun tidak dihiraukan.

"Heh, budek lo ya?! lepasin bego!!" Bukannya melepaskan, laki-laki itu malah semakin mempercepat langkahnya membuat Keyra kesusahan berjalan.

"Pelan-pelan napa sih. Susah nih gue nyamain langkah lo, panjang banget udah kaya kaki jerapah." Sepanjang jalan Keyra terus menggerutu sembari berusaha menyamakan langkah kaki laki-laki itu yang menurutnya sangat cepat.

Laki-laki itu membawa Keyra menuju halaman belakang sekolah. Diambilkannya sapu yang tergeletak di samping pohon, lalu diserahkannya kepada Keyra.

"Apaan nihh, lo mau gue pukul pake sapu ini?" tanya Keyra agak nyolot.

"Tau fungsi sapu kan?" Bukannya menjawab, ia malah menanyainya balik.

"Jangan bilang lo nyuruh gue buat nyapu tempat ini?" Keyra menatap mata laki-laki tajam.

"Menurut kamu?" Balasnya sambil menaikkan satu alisnya.

Lihatlah, sangat menyebalkan sekali laki-laki satu ini. Bersandar ditembok dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana, lalu menaikkan alisnya sebelah, dan jangan lupakan wajah datarnya yang kelewat songong.

Oke sebelumnya perkenalkan, Dia Vano. Lebih tepatnya Giovano Ardian Pratama. Seorang Ketua Osis yang sudah menjabat selama kurang lebih hampir 2 tahun dan tahun ini adalah masa terakhir ia menjabat sebagai Ketua Osis.

"Dih ogahh, mending balik ke kelas." Keyra hendak melangkah pergi, namun langsung dicegah oleh Vano.

"Bersihin sekarang atau saya laporin kamu ke Kepala sekolah!" ujarnya penuh dengan penekanan.

"Ishh Iya-iya gue bersihin." Dengan perasaan dongkolnya, Keyra mengambil sapu.

Vano mengangguk. "Bagus."

GIORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang