05. Sekolah

256 25 15
                                    

Pencet bintang nya dulu atuh gyuss

Setelah 15 menit Mala melakukan ritual mandi nya, kini ia sedang menyisir rambutnya di depan cermin.

"Dek" Panggil Balqis yang sedari tadi rebahan di kasur.

"Hm" Sahut Mala.

"Gue denger dari mami lo mau di jodohin ya?."

"Hm" Lagi-lagi Mala hanya berdehem.

"Hm mulu lo, jawab yang bener kek"

"Iyaa iqis iyaa." Jawab Mala malas.

"Kok bisa? Sama siapa?."

"Kata nya mami sama papi mau ke luar kota dalam waktu deket ini, dan katanya cukup lama." Jelas Mala memelas.

Balqis mengerutkan dahinya. "Lah apa hubungannya sama itu?"

"Katanya biar gue ada yang jagain."

"Makannya cepet gede biar ga perlu di jagain" Sindir Balqis.

Mala mendelik. "Dihh, gue udah gede ya"

"Badan segede curut gitu mau dibilang udah gede"

Mala mendelik. "Bodo". Balqis hanya terkekeh.

"Sama siapa?" Tanya Balqis.

"Sama siapa apanya?" Bukannya menjawab, Mala malah bertanya kembali.

Balqis menghembuskan nafas kasar.

"Lo mau di jodohin sama siapaa, gralindd." Ucap Balqis kesal.

"Sama si musang."

"Hah? Musang? Ohh si rakhaa."

"Heem"

Tawa Balqis pecah. "Bwahahahahah, curiga dari benci bakal jadi cinta ini mah."

"Sorry ye, gakan"

°°°

Mala menuruni tangga berniat untuk sarapan pagi ini, ia tidak ingin kejadian pada hari rabu terulang lagi.

"Pagi mi, pi" Sapa Mala.

"Pagi sayang" Ucap Rendra.

"Sini sayang sarapan dulu" Ajak letta

"Iya mi"

Mala, Letta dan Rendra berada di meja makan untuk melakukan sarapan. Tidak ada yang membuka pembicaraan, selain sendok, garpu dan piring yang berdentingan.

"Ekhem" Deheman Rendra memecahkan suasana.

Otomatis Mala dan Letta melihat ke arah Rendra

"Mala, kamu sudah ada keputusan untuk perjodohan yang telah kita bicarakan?" Tanya Rendra.

Sontak Mala pun terkejut. "Uhuk uhuk!"

Letta mengasongkan minum kepada Mala. "Pelan-pelan sayang."

Mala meneguknya hingga tandas.

"Mala belum mikirin lagi pi." Ucap Mala lemas.

"Kalo kamu belum memikirkan juga papi terpaksa untuk menganggap keputusan kamu setuju." Tegas Rendra.

Mala menyudahi makan nya, laku meneguk sedikit susu yang ada di dekatnya.

"Terserah papi Mala pusing, Assalamualaikum."

Jawab nya lalu pamit.

"Waalaikumsalam" jawab Letta.

"Susah punya anak keras kepala" Cicit Rendra.

BARA In The Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang