01. PROLOG

33.6K 1.9K 434
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

[●اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ●]

[●اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ●]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Arsya hafalan sudah siap?"

"Belum buya,"

"Malam ini tidak ada makan malam buat kamu."

*****

"Main terus? Sudah bisa menghafal surah Al-waqiah?

"Belum, buya."

"Setor hadist saja kalo begitu."

"Arsya belum siap hafal."

"Mulai besok tidak perlu kamu ke meja makan, tidak ada jatah makan buat kamu!"

****

"Arsya nggak mau pindah ke mesir buya!!"

"Bawa dia!"

"Buya, Arsya belum pamit, ke makan abah dan umi!"

"Bang Arsya!" Aqilah dan Arsyi mengejar mobil yang membawa Arsya.

"Qila! Arsyi!" Arsya mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.

"Jalan pak," ucap Abi Syakir.

"Arsyi, Qila, nanti kalian ke makam abah dan umi ya, bilang ke mereka Arsya berangkat ke mesir buat sekolah. Selamat tinggal Arsyi, Aqilah!!"

"Selamat tinggal Bandung."

******

"Jadi Nisa bukan anak kalian?" Annisa menatap kosong ke arah, meja yang penuh dengan hadiah ulang tahun dari bapak dan ibu nya diusianya yang menginjak 14 tahun.

"Iya Annisa, 14 tahun yang lalu, ibu dan bapak mengadopsi kamu, setelah orang tua kandung kamu membuang kamu." Ucap ibu.

"Mereka tau, Nisa masih hidup?"

Ibu dan bapak mengangguk.

"Nak, kamu adalah anugerah terindah kami, setelah ibu dinyatakan oleh dokter tidak bisa hamil, malam itu kami menemukan pasangan suami istri yang hendak membuang bayinya."

"Ibu sedih, sebagai wanita yang dinyatakan mandul, seorang ibu yang sudah diberi kepercayaan malah membuang hal yang sangat berharga bagi kami."

"Kami mengambil kamu Nisa, kami pergi dari kota itu, jauh dari mereka. Dan merawat kamu dengan cinta. Sampai kami sadar, kamu juga harus tau hal ini."

"Apa mereka masih hidup ibu?"

"Iya,"

"Mereka sekarang tinggal dimana?"

"Bandung."

"Nisa ingin ke Bandung. Bapak kemarin bilang kita akan pindah ke Bandung, Nisa setuju. Mari ke Bandung, pak, bu."

****

"Kak, Nisa akan ke Bandung."

"Meninggalkan kakak di Makassar?"

"Maaf."

"Kakak janji kalo kakak sudah sukses, akan menyusul Aru ke Bandung."

"Janji, menunggu kakak?"

Nisa menggeleng. "Tidak."

"Kenapa?"

"Tidak mau berharap sama manusia."

Hallow semuanya, terima kasih sudah mau membaca "Cinta dilangit Arsya" dengan versi terbaru, semoga kalian suka alur baru ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallow semuanya, terima kasih sudah mau membaca "Cinta dilangit Arsya" dengan versi terbaru, semoga kalian suka alur baru ini.

Jangan lupa vote, komen dan share ke teman-teman kalian biar bisa baca bareng dan halu bareng.

Spam nama Arsya >>>

Kasih kesan dan pesan>>>

Jangan lupa follow akun Instagram @story.nrasya

See you next time, Assalamualaikum.
Sabtu, 28 Juli 2024.

Cinta di langit ArsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang