بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
[●اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ●]
"Aca!" Panggil Nisa mencari kucing kesayangannya."Pussss! Nisa punya ikan nih!"
Nisa terdiam sejenak. "Eh, dia ngerti nggak sih bahasa indonesia?"
"Kucingnya kan, dari thailand. Kata yang punya dulu,"
Nisa terus berjalan sampai menemukan kucing yang baru dua minggu lalu diadopsi nya.
"Ya Allah, Lis, di atas sana kamu, ayo turun!" Titah Nisa mendapat Kucingnya diatas pohon mangga.
Memberi nama kucingnya Lisa, terinspirasi dari nama idol yang berasal dari thailand.
"Nggak ngerti mungkin, apa manjat aja?" Pikir Nisa. Dilihat-lihat juga pohonnya lagi berbuah. "Ambil satu nggak masalah kali," gadis itu tersenyum lebar.
Nisa pun mulai memanjat pohon. Sedangkan dari bawah Arsya datang bersama kucing kesayangannya.
"Tunggu disini ya, saya ambil mangga dulu." Arsya membelai lembut bulu kucingnya. Sebelum memanjat.
Saat mendongak bertapa terkejutnya Arsya melihat Nisa, yang belepotan makan mangga dari atas pohon langsung, bersama kucingnya.
"Astaghfirullah!" Arsya langsung membuang wajahnya.
"Eh, ada Gus Arsya."
"Ngapain kamu disana?" Tegur Arsya.
"Tadi mau ambil kucing saya gus, nggak bisa turun sendiri. Pas naik diatas pohon ternyata mangga nya minta di makan, hehe."Kekeh Nisa.
"Nisa, inget kamu perempuan. Nggak baik kelakuan nya terlalu berlebihan."
"Nggak berlebihan gus, kan nggak sengaja."
"Yaudah turun, eh tapi sekalian, ambil satu mangga samping kepala kamu."
Nisa terkekeh. "Siap gus Arsya, apapun gus Arsya minta Nisa kasih."
"Astaghfirullah, Astaghfirullah."
Brak!
Nisa akhirnya mendarat sempurna di atas tanah, bersama kucing bule nya itu.
"Ini Gus," Nisa memberikan sebuah mangga.
Arsya menerima mangga itu. "Syukron."
"Waiyyaka." Nisa kemudian mengalihkan perhatian pada kucingnya yang lagi berkenalan dengan kucing lain.
"Kucing ndalem?"
"Kucing saya." Ucap Arsya.
"Oh ini kucing Gus Arsya?" Tanya Nisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di langit Arsya
Novela JuvenilMengisahkan seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama kakeknya yang memiliki pondok pesantren. Dia Arsya Ilham Vernando, dari kecil ia banyak mendapat kekangan dari kakeknya. Kepulangannya dari Mesir, ia bertemu dengan seorang santri yang mengi...