3.

531 44 6
                                    

Gracia terbangun dengan mood yang sangat bagus.
Entah karena dia tidak menyangka bisa tidur sepulas itu, atau karena Shani yang menemaninya sampai dia tertidur. Dan gadis dingin itu juga bilang akan menemaninya hari ini.
Senang gak Ge?

Zee dan Christy juga sudah siap akan menemani cici kesayangannya hari ini, bahkan keduanya sudah menyiapkan sarapan dan tentunya buket bunga untuk Gracia.

"Selamat pagi cici, yuk sarapan dulu."
Toy menarik kursi untuk Gracia sedangkan dengan cekatan Zoy memporsi french toast dengan beberapa potongan bacon di atas piring Gracia, tidak lupa Zee juga menuang jus mangga untuk cicinya.
"Enjoy the meal, kata ci Shani ci Gre harus mam banyak pagi ini."
Toy juga sudah duduk di sebelah Gracia.
Ngomong-ngomong tentang Shani, kenapa dia belum muncul ke rumah Gracia.

Semangat Gracia berkurang karena tidak adanya Shani yang kemarin bilang untuk menemaninya.
Tadi sebelum berangkat pun Gracia sudah tidak melihat mobil Shani di garasi rumahnya, dan Gracia sempat berpikir jika Shani langsung ke kampusnya. Tapi ternyata gadis tinggi itu juga tidak berada di manapun, bahkan ponselnya tidak bisa di hubungi. Sampai akhirnya Gracia selesai sidang pun Shani masih belum ada kabar. Muthe juga tidak tahu keberadaan cici nya.

Dalam perjalanan pulang Gracia hanya diam saja, dia kecewa karena Shani. Buket bunga yang banyak di mobilnya tidak bisa menggantikan kehadiran seorang Shani Indira.

"Ci aku mampir ke minimarket bentar ya."
Zoya yang memang sedang menyetir menepikan mobilnya di parkiran sebuah minimarket.
Toy juga ikut turun karena ingin membeli sesuatu.

Saat menunggu kedua adiknya, Gracia mendapat panggilan telpon dari mama nya. Sofia memberikan selamat untuk sidang Gracia, dia juga meminta maaf karena tidak bisa datang karena ada kesibukan lain tapi Sofia sudah mengirim hadiah untuk anak sulungnya. Sebenarnya Gracia tidak terlalu mengharapkan hadiah dari Sofia, lagi pula dia sudah punya segalanya, kecuali keluarga yang utuh dan juga Shani yang utuh, eh.

Saat sampai di depan rumahnya, Gracia melihat sebuah mobil Suzuki Jimmy lima pintu berwarna kuning lemon. Dia tahu pasti itu hadiah yang di maksud Sofia tadi.

"Nona Gracia, silahkan."
Ricky menyerahkan sebuah kunci mobil, dia adalah salah satu orang kepercayaan Sofia.
"Thanks bang Rick."
"Kalau begitu saya pamit Nona. "
Ricky membungkuk memberi salam kepada ketiga gadis muda itu.

Gracia hanya melempar kunci mobil itu ke sofa ruang tamu, lalu memilih untuk naik menuju kamarnya. Perasaan kesal kepada Shani masih dia rasakan. Ingin sekali dia memeluk Shani saat ini.
Emangnya ada gitu, orang ingin memeluk seseorang yang sudah membuatnya kesel?
Ada, Gracia tuh.

"Cici ada abang Juna tuh di bawah."
"Suruh tunggu bentar Zoy, ntar cici turun."
Zee bergegas pergi ke bawah lagi.

Shani melihat ada sebuah mobil yang tidak asing terparkir di halaman depan rumah Gracia. Dia tahu siapa pemilik mobil itu, pasti pacar Gracia.
Padahal Shani juga ingin menemui gadis itu untuk meminta maaf dan memberikan sebuah hadiah untuknya.

"Cici gak jadi ke ci Gre?"
Muthe melihat kakak kandungnya yang baru tadi berpamitan padanya tapi sudah kembali lagi setelah kurang dari dua menit.
Membuat Mumuchang jadi penasaran.
"Besok aja."
Shani naik lagi ke kamarnya.

Juna pergi setelah beberapa lama mengobrol dengan ketiga kakak beradik itu. Dia memberikan hadiah sebuah jam tangan analog untuk Gracia.
Saat mengantar kepergian laki-laki itu, Gracia melihat seseorang baru saja keluar dari rumah Shani. Dia adalah Nando, apakah Shani pergi seharian dengan dia?
Gracia sungguh ingin mencakar wajah Shani saat ini, karena lebih memilih mengingkari janjinya dengan pergi bersama laki-laki itu.
"Arghhhh untung sayang."
Gracia menghentakkan kakinya kesal.

But Daddy I Love HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang