3

1.1K 53 13
                                    

Belum juga regi menaikin motornya tubuhnya limbung untung raga berhasil menangkap nya dapat raga rasakan hembusan nafas yang sulit dari regi, raga menangis sesenggukan melihat kembarannya kesulitan bernapas.

"Regi kamu kenapa ? Bertahan lah aku mohon jangan takut takuti aku, tolong tolong" teriak raga pada orang orang disekitarnya

Orang orang yang mendengar segera mendekat dan membantu membawa regi yang sudah tak sadarkan diri

Raga hanya bisa menangis tapi dia tak sebodoh itu kok dia juga mengabari orang tuanya setiba di rumah sakit tapi seperti nya orang tua, mas dan mba terlalu sibuk untuk hanya sekedar mengangkat telepon dari raga

"Bunda aku mohon angkat telepon ku hiks hiks" raga memohon setelah 20 kali dia menelepon akhirnya

Bunda berhasil untuk diteleponnya dan raga mulai memberitahukan bahwa dirinya berada dirumah sakit dan kondisi regi kata dokter kritis.

"Baik bunda akan segera kesana kamu diam yah dirumah sakit jangan kemana mana, bunda susul ayah dulu" kata bunda yang menyusul keberadaan ayah dikantor.















Saat diperjalanan ayah dan bunda.....










Regi tak sekuat itu menunggu keberadaan keluarga nya yang lain tangannya dipegang oleh raga, dia berusaha berbicara dengan susah payah dan sisa sisa tenaga yang dimilikinya regi berbicara

Untuk pertama kalinya regi memanggil raga dengan sebutan adik mungkin ini akan menjadi yang terakhir juga

"Adek kamu harus terus bahagia ya...maaf Abang cuma bisa...menemani..kamu..samp...ai waktu ini" suara monitor berbunyi kencang menandakan jantung regi yang  sudah tidak bedetak lagi seketika



Saat dokter memberitahukan bahwa kembarannya telah meninggal raga tak kuat lagi dirinya hanya bisa menangis memanggil manggil nama regi

"Regi jangan tinggalkan aku sendirian"

"Regi hiks" hanya suara tangisan raga yang terdengar saat itu ruang IGD untung nya sedang sepi.


Bunda yang masuk keruang IGD panik melihat putra bungsu nya menangis dengan keadaan yang bisa dibilang tidak baik baik saja tubuhnya bergetar menahan dingin badannya penuh lumpur.













Mengetahui anak ketiganya meninggal dunia adalah pukulan terbesar bagi ayah dan bunda tida lupa bagi anak anak nya yang lain.
Raga sudah ganti baju dia ingin ikut ke pemakaman walaupun bunda tadi meminta dirinya dimansion saja mengingat suhu tubuhnya yang tinggi tapi raga tidak mau


"Adek dirumah saja yah adek kan sakit" minta bunda tapi ditolak oleh raga dia tidak mau dan entah sejak kapan semua anggota memanggil nya adek, raga sedikit senang dan hangat hatinya dipanggil adek tapi tetap saja dia sakit ditinggalkan separuh jiwanya.

Dipemakam ternyata hujan turun setelah tanah ditimbun para pelayat telah pulang karena hujan dan prosesi pemakaman sudah selesai berbeda dengan raga yang masih setia memeluk batu nisan dari kembarannya itu.

Lagi dam lagi raga harus terkena air hujan yang menjadi satu dengan air mata dan ingus nya. Ayah yang yak tega melihat putra bungsu yang terus menangis menggendong raga karena hari juga akan berganti malam. Raga tidak menolak di gendong ayah.
tubuh nya lemas seperti jelly, kepalanya pusing, nafasnya tersengal sengal, pandangan nya kabur itulah yang menjadi alasan raga tidak menolak digendong ayah.
Yang lain ikut dibelakang ayah, setelah masuk mobil ayah memangku raga, bunda menutup tubuh raga dengan jaket, mas menyetir mobil dengan disebelah nya ada mba.

"Ayah lebih baik kita kerumah sakit dulu biar adek mendapatkan penanganan secepatnya"

Ada rasa khawatir dan takut dikeluarga ini setelah mereka ditinggalkan regi membuat keluarga ini berubah 360 derajat, mereka tidak mau lagi kehilangan permata berharga keluarga nya kedapannya kehidupan raga akan jauh sangat berbeda.

TBC
Lanjut kaga?
Enaknya diapain nih

tak terkira kehidupan ragaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang