☆࿐ཽ༵༆༒ 𝒔𝒕𝒂𝒓𝒕༒༆࿐ཽ༵☆
kobaran api yang menyala begitu ganas melahap rumah kayu itu Dan menyinari malam dengan merahnya api. Pemilik rumah kayu sekeluarga menangis meratapi nasib mereka sekarang. Mata merah nan tajam itu menatap mereka dengan api di tangannya.
“Kalian seharusnya tau, kerajaan benci penghianat. Nikmati buah dari hasil kalian. “
Setelah berkata seperti itu, pelaku pergi dari sana bersama beberapa pengawalnya. Sedangkan korban dibiarkan menangis sambil memohon ampun kepada yang berkuasa. Karena besok adalah hari terakhir mereka hidup, kecuali anak-anak mereka yang masih kecil.
Kaki gagah terbalut sepatu mewah itu berhenti sambil menatap rumah yang terbakar itu dengan senyuman miring. Hatinya mati begitu saja tak ada ampun.
Dia Huang Guanheng. Pangeran kejam dari kerajaan api. Didikan keras dari ayah dan kakeknya membuat dirinya menjadi lelaki kasar dan kejam, begitu yang dikatakan rakyatnya. Namun setelah Ayahnya meninggal, dialah calon penerus kerajaan sekarang. Dia akan dinobatkan sebagai raja setelah menemukan pasangannya.
Namun Guanheng sama sekali tidak berminat. Sang ratu dan kakeknya berkali-kali menjodohkan dirinya berakhir ditinggal begitu saja. Tak ada yang menarik untuknya. Guanheng memerintahkan pengawal untuk meninggalkan dirinya. Ia ingin sendiri sekarang.
Menunggangi kuda hitamnya, ia pergi ke arah pantai untuk menikmati suasana malam itu. Ia mengikat kudanya di sebuah pohon kelapa selagi ia memutari area pantai menghirup udara segar. Ia menghela nafasnya kasar sesekali menatap bulan sabit di langit sambil berjalan.
Sebuah alunan seruling menyambut dengan lembut telinga. Matanya mencari sumber suara itu sambil berjalan. Matanya memicing menatap seorang pria manis dengan baju putihnya duduk di atas batu sambil memainkan suling. Wajah nya yang tegas, matanya tajam yang memejam dan bibir pink yang manis memainkan seruling dengan indahnya.
Dilihat-lihat sepertinya dari kelas rendahan. Terlihat bajunya yang sedikit lusuh namun tidak menutupi wajah cantiknya itu. Guanheng dengan tenang memandang pria cantik itu dari jarak yang cukup jauh tanpa mengganggunya. Entah dari alunan seruling yang indah atau wajah cantik itu yang membuat Guanheng betah.
Permainan suling itu berhenti setelahnya. Mata cantik itu terbuka dan bibirnya tersenyum. Merasa diperhatikan akhirnya pria itu menoleh. Alangkah terkejutnya saat ia tau, seorang pangeran kini menatap nya tajam. Pria itu langsung turun dari batu tinggi itu dan segera kabur meninggalkan Guanheng. Guanheng sendiri tak mengejar dan tersenyum miring.
Ia harus mendapatkan pria itu.
… .
Seorang pelukis kini duduk di depan Guanheng sambil menggambarkan apa yang di deskripsi oleh tuannya itu.
“Matanya tajam, bulu mata yang lentik.. Alisnya tebal lurus menukik di ujung.. Hidungnya mancung.. “
Dengan telaten sang pelukis itu melukisnya seperti yang disebut oleh pangerannya. Setelah selesai, sang pelukis itu memberi hasilnya kepada Guanheng yang berbaring itu. Guanheng menerimanya dan menatap lukisan itu. Ia tersenyum senang, pelukis itu melukisnya tepat dengan apa yang Guanheng katakan.
“Buat lebih banyak untuk ditempel dimanapun. Aku akan membuat sayembara. Siapapun yang menemukannya aku akan memberinya emas sebanyak mungkin. “
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire In Love || HenXiao story
FanfictionXiaojun yang tiba-tiba menjadi pengantin pangeran api.