1

339 18 13
                                    

Dear Diary.....

Moment yang ku nanti akhirnya tiba, sekolah asrama. Jauh dari papa, mama, dan kedua kakak tersayangku. Tetap ada perasaan yang mengganjal di hatiku, meninggalkan mama yang selalu memanjakanku selama 16 tahun ini. Apa boleh buat, aku ingin mandiri seperti kakakku.

Kedua kakakku memberikan aku buku.

 Buku pertama yang ku dapat dari kakak pertamaku, dengan sampul buku berwarna cokelat tua dan punggung buku berwarna merah darah. Di bagian depan tidak ada tulisan apapun, sangat polos. Tapi di bagian sampul belakang terdapat inisial Z berwarna kuning ke-emas-an. Sepertinya terdapat kesalahan cetak pada sampul buku ini, bagaimana aku bisa yakin? Aku sudah membukanya saat di mobil, tentu saja kakakku tidak akan menyadari kesalahan cetak pada buku ini.

Dia sembrono.

Buku kedua masih tersegel dengan bungkus plastik, rencananya akan ku buka sesampainya di kamar. Tapi akan ku beritahu sedikit tentang sampul buku ini. Sampul depan memiliki warna biru muda tapi hanya 2 per 3 saja karena bercampur dengan warna biru tua hingga hampir semua bagian punggung buku, warna hitam pun menyusul hingga sampul bagian belakang. Seperti langit dan angkasa. Di bagian depan terdapat inisial R dengan warna putih salju, sedangkan bagian belakang hanya sampul hitam dengan hiasan titik titik putih. Kurasa itu bintang.

Sudah hampir 15 menit aku duduk sendiri di lobby asrama. Bukan tanpa alasan, Bu Dea mengatakan bahwa teman sekamarku akan menjemput. Tapi dimana dia?

"Greesel"

Sebuah panggilan membuat sang pemilik nama menghentikan kegiatan menulisnya, ia menoleh dan mendapati seorang gadis yang sedang melambai lambaikan tangannya, beserta senyuman yang manis.

Greesel segera bangkit dari duduknya lalu ia pun membalas dengan senyuman yang terlihat kaku.

"Gracie." Gadis itu memperkenalkan dirinya sembari menjulurkan tangannya. Greesel menerimanya.

Gracie menggaruk tengkuk "Maaf ya lama, jadi nunggu" 

"Eh enggak kok" balas Greesel kikuk.

Suasana sedikit menjadi canggung karena keduanya hanya terdiam, saling menatap, dan tersenyum.

Gracie menoleh ke arah koper milik Greesel, lalu ia pun dengan segera mengambilnya. "Yuk" ajaknya.

Greesel tersadar, dia pun segera menyusul Gracie yang sudah berjalan terlebih dahulu.

•••••

Dalam perjalanan menuju asrama, Gracie menjelaskan sedikit mengenai peraturan asrama.

"Asrama kita ada jam malam atau batas muridnya untuk keluar kamar, jam 9 batas maksimal murid berada di area asrama. Kalau ada yang ketahuan masih ada di luar kamar di atas jam 9 biasanya kena hukuman." Greesel pun nampak menyimak dengan baik peraturan yang disampaikan oleh Gracie.

"Kantin di buka jam 6 pagi, tutupnya jam 8 malam. Untuk lihat jadwal makanan yang di sajikan, kamu bisa ngecek menu board-nya aja."

"Makanan di kantin ada batasnya porsinya gak? Takutnya kesiangan jadi ga dapet makanan deh." Tanya Greesel.

"Tenang. Makan di kantin kita ga bakal kekurangan porsi buat murid muridnya, kamu juga bisa nambah lagi kalau masih lapar." Balas Gracie dengan sedikit tertawa.

"Kamu udah tau kan masuk sekolahnya jam berapa?"

"Tau kok, jam 7 kan?" Gracie pun mengacungkan jempol kepada Greesel, "Bagus," Ucapnya.

The Diary Of GreeselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang