▷Selamat Membaca◁
△
○
○
○
○
○
▽
☼
Hai!
Sudah beberapa hari sejak pembelajaran normal dimulai, namun tidak ada hal menarik yang terjadi. Entah kenapa aku merasa sangat bosan sampai aku memutuskan untuk tidak menulis lagi. Seharusnya aku tidak melakukannya, tapi aku malah terlalu asyik membaca buku diary milik kakakku.
Oh iya, sebenarnya ada sesuatu yang menarik.
Gedung IPA dan IPS terpisah. Aku dan Cynthia berada di kelas yang sama, sedangkan Anin dan Alya mengambil jurusan IPS. Walaupun kami mengambil jurusan yang berbeda, kami tetap berkumpul bersama saat pagi, istirahat, atau setelah sekolah.
Gracie dan teman temannya juga mengambil jurusan IPA, tapi mereka berada di kelas yang berbeda.
Tapi, yang membuat beberapa hari terakhir menarik bukan itu, melainkan tentang Marcel.
Marcel berada di jurusan IPS, dan kelas kami saling berseberangan. Aku sering memandangnya dari jendela kelasku karena aku duduk di dekat jendela, dan untungnya dia juga duduk di samping jendela. Kadang aku melihatnya tertidur, membaca buku, atau... membolos. Iya, aku sudah melihat bangkunya kosong lima kali. Dan aku tahu pasti dia membolos ke perpustakaan, tempat itu sudah seperti kerajaannya saja.
Sejak Marcel membantuku melakukan video call dengan kakakku, kami menjadi sedikit lebih dekat. Tentu saja Cynthia tidak tahu. Terkadang saat aku membahas Marcel, Cynthia malah memotong atau mengalihkan obrolan. Terkadang juga Cynthia menyuruhku untuk tidak bertanya tentang Marcel, ia terus memperingatkanku jika Macrel bukan orang yang baik.
Tapi selama aku menghabiskan beberapa waktuku bersamanya, aku mulai ragu apakah yang dikatakn Cynthia benar. Marcel tidak seburuk apa yang dipikirkannya.
Entah kenapa dengan dia, tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya.
—
"Sel, kamu beneran nggak tertarik daftar jadi OSIS?" tanya Gracie sambil membagikan formulir pendaftaran anggota OSIS.
"Enggak deh, aku dulu kecapekan banget ikut organisasi," jawab Greesel.
Gracie mengangguk paham, lalu ia memberikan kertas tersebut kepada Cynthia, teman sebangku Greesel.
"Makasih," ucap Cynthia menerima formulir itu dengan senyuman.
Greesel sempat melirik ke arah Cynthia yang sedang sibuk mengisi formulir. Namun, matanya membelalak ketika melihat formulir yang Cynthia bertuliskan Calon Ketua OSIS.
"Kamu beneran daftar jadi ketua OSIS?" tanya Greesel dengan terkejut.
Cynthia yang sedang melengkapi data diri berhenti sejenak, lalu menoleh. "Iya, aku udah pernah jadi ketua OSIS waktu SMP," jawabnya santai.
Greesel sedikit terkejut lagi. Dia tidak tahu bahwa Cynthia punya pengalaman memimpin organisasi besar seperti itu. Tapi memang selama ini Greesel jarang bertanya tentang kehidupan pribadi Cynthia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Diary Of Greesel
Short StoryHai! Namaku Greesel. Anak ketiga dari dua kakak laki laki. Kedua kakakku sangat mandiri, hal itu membuatku iri. Oleh karena itu aku memutuskan untuk masuk sekolah asrama. Akan aku ceritakan hari hari yang telah ku abadikan dalam buku Diary milikku...