8

91 4 0
                                    

▷Selamat Membaca◁

Marcel mengunci pintu perpustakaan dan menaruh tasnya di atas meja. "Kamu beneran mau bolos, Sel?" tanyanya memastikan, karena ini pertama kali ia diajak bolos, bukan yang mengajak.

"Iya lah," jawab Greesel dengan enteng sambil menepuk pundak Marcel sebelum ia pergi mencari buku yang ingin dibacanya.

Marcel sedikit heran dengan sikap Greesel, tapi dia tidak mempersoalkannya lebih lanjut. Ia segera mengeluarkan buku pelajarannya dan mulai mengerjakan beberapa soal yang belum selesai.

Sementara itu, Greesel menemukan beberapa buku yang menarik perhatiannya. Ia membawa tumpukan buku-buku tersebut ke meja. Namun, saat ia menaruh bukunya di meja, ia melihat Marcel sedang serius mengerjakan tugas.

"Tumben?" tanya Greesel sambil mengangkat sebelah alis. Marcel menoleh sebentar dan menghela napas pendek.

"Ada tugas yang belum selesai, tinggal beberapa nomor lagi. Nanggung," jawab Marcel, ia kembali fokus pada tugasnya.

Greesel hanya mengangguk paham. Ia kemudian berjalan menuju komputer perpustakaan dan menyalakan musik yang tenang, menciptakan suasana yang damai. Tak lama kemudian, Greesel mulai bergerak mengikuti alunan musik dengan pelan, menikmati irama yang lembut. Namun, ia segera berhenti ketika melihat Marcel masih berkonsentrasi penuh pada tugasnya.

Greesel berjalan malas dan duduk di sebelah Marcel, lalu mulai membaca buku yang ia ambil. Sesekali, ia melirik ke arah Marcel yang masih sibuk dengan tugasnya, namun Greesel memutuskan untuk tetap tenang dan membaca bukunya.


Setelah tiga jam berlalu, Greesel telah menyelesaikan buku keduanya, sementara jam istirahat sudah lama usai. Namun, Marcel masih tampak sibuk mengerjakan sesuatu yang seolah tak ada habisnya. Greesel menyandarkan tubuhnya di kursi, merasa jenuh.

"Itu tugas mau sampai kapan sih dikerjain?" tanyanya malas.

Marcel menutup bukunya dengan pelan. "Udah kok," jawabnya, lalu berdiri dan mendekati Greesel. "Yuk," ajaknya.

Greesel mendongak sambil tetap menyandarkan tubuhnya. "Kemana?" tanyanya, tak terlalu bersemangat.

"Ke dalem, aku mau tiduran," jawab Marcel singkat.

Greesel segera bangkit dari kursinya, masih merasa sedikit malas. Tapi sebelum ia sempat melangkah, Marcel tiba-tiba menarik tangannya. Greesel terkejut, namun senyum perlahan muncul di wajahnya saat melihat tangan Marcel yang menggenggam tangannya. Ia hanya menatap tangannya yang ditarik sampai akhirnya Marcel melepaskannya, menyadarkannya bahwa mereka sudah berada di ruangan lain.

"Nanti kamu jadi ikut seleksi?" tanya Marcel, membuyarkan lamunan Greesel.

"Jadi kok, kenapa?" jawab Greesel sambil duduk di sofa, mengikuti Marcel.

Marcel menatapnya sebentar sebelum berkata, "Ga usah ikut seleksi, kamu ga bakal lolos." Ucapannya begitu enteng.

"Dih?!" Greesel langsung protes.

The Diary Of GreeselTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang