Chapter 3

142 13 0
                                    

Taehyung baru saja keluar dari kantor Atasan yaitu ayahnya sendiri setelah melaporkan apa yang ia pelajari dari pertemuan dengan pemimpin vampir itu malam ini, dan ketika ia keluar Seorang gadis berambut pirang menerjang ke arah nya dengan air mata bercucuran, "Uwaaa.... Syukurlah kau selamat, aku terkejut setelah mendengar kabar misi nya gagal ak aku pikir Mahkluk mengerikan itu langsung menghabisi mu"

Tae yang tadi nya terkejut karena kedatangan Rose yang tiba-tiba perlahan mengulurkan tangannya dan menyentuh pundak gadis yang lebih muda dari nya ini dan mendorong nya menjauh dan pelukan itu pun terlepas, "Berhenti lah merengek seperti bayi aku baik-baik saja, kau menangis?"

Rose segera menghapus air mata nya , bohong jika ia tidak takut, 'jantung ku rasanya ingin copot tauk' pikir Rose saat itu, Taehyung bingung tidak tau harus melakukan apa ketika melihat adik sahabat nya menangis seperti ini, "he kau tau Jimin bisa mencekik ku hingga mati jika dia melihat ini"

Rose yang mendengar itu tertegun, "Jimin oppa apa? Aihh ia tidak akan pernah marah, orang bodoh itu" tanpa di sadari oleh nya, Jimin sudah berdiri tepat di belakang nya, "he lihat di belakang mu" tegur Taehyung
Dan ketika rose melihat ke belakang ia benar-benar terkejut ketika Jimin langsung berteriak di wajah nya.

"Dasar Tidak Sopan! Aku Kakak mu"









Beberapa Minggu telah berlalu, Hoseok merasa Bosan setiap hari hanya duduk di meja kerja, mengurus ini dan itu, ia merasa tidak nyaman dengan semua tulisan berantakan yang hobi lakukan sebelum ia merasuki tubuh nya, "aihh semua ini berantakan" jengkel hoseok, ia lalu melirik ke arah jendela, menatap Rembulan yang menyinari malam dengan Banga nya memamerkan keindahan nya mengalahkan ribuan bintang.

Dan di tengah-tengah kesibukannya, hoseok merasa sakit di hati nya, "haa... Kenapa?" Hoseok menatap tangannya yang gemetar ia tidak tau apa yang terjadi yang pasti saat ini, tubuh hobi merasakan sesuatu, "Sial.."

Hoseok bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya, suara nafas yang terengah-engah menggema di sepanjang lorong Istana, "Raja!" Hoseok benar-benar tidak mampu lagi menahan rasa sakit nya, rasa sakit yang menyiksa seperti terbakar, jantung nya seperti akan meledak, sebelum akhirnya ia ambruk, dan pelayan yang melihat kejadian itu lantas menghampiri Duke di ruangannya

"Ada apa? Kau berani menganggu waktu santai ku mau mati uhm?"
Ujar Duke yang kala itu sedang berbaring di kasur sembari memanjakan Kucing peliharaannya, pelayan itu tampak gelisah, namun karena ini darurat ia harus berani berbicara.

"Maaf atas kelancaran saya tuan Duke, it itu.. r Raja"


10 menit kemudian

Ketika Hoseok mendapatkan kembali kendali atas tubuh nya saat ini, ia mendapati dirinya berada di kamar,
"Dasar bodoh.. aku juga tidak menyuruh mu Bekerja dengan perut kelaparan" suara berat itu membuat seluruh tubuh hoseok menegang, dan ketika ia mengambil sikap duduk ia bisa melihat Paman nya menatap nya dari depan sana

"Lapar?"

Duke menepuk dahi nya, "kau lapar bodo kapan terakhir kau minum darah aihh" hoseok akhirnya ingat, semenjak ia merasuki tubuh hobi, ia tidak pernah minum darah sedikit pun, waktu itu di Pinggir danau juga ia tidak benar-benar meminum Darah gadis itu hingga kering, Gadis itu memang sudah mati namun bukan hoseok pelaku nya.

"Tetap lah di sini hingga tubuh mu membaik, dan sementara aku akan mengerjakan tugas kerajaan mu"

Hoseok yang mendengar itu mengembangkan senyum di wajah nya, ia segera melompat turun dari tempat tidur dan memeluk Duke dari belakang, Duke Jung benar-benar terkejut tetapi melihat Raja nya tersenyum seperti ini membuat nya merasa tidak enak untuk memarahi nya, "turun dari ku Brengsek... "

OMEGA UNTUK ALPHA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang